Lompat ke isi

Kacung, Kelapa, Bangka Barat: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k top: Bot: Menambah pengawasan otoritas
Penambahan konten
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 15: Baris 15:
'''Kacung''' adalah salah satu [[desa]] yang berada di [[Kecamatan]] [[Kelapa, Bangka Barat|Kelapa]], [[Kabupaten Bangka Barat]], [[Kepulauan Bangka Belitung]], [[Indonesia]].
'''Kacung''' adalah salah satu [[desa]] yang berada di [[Kecamatan]] [[Kelapa, Bangka Barat|Kelapa]], [[Kabupaten Bangka Barat]], [[Kepulauan Bangka Belitung]], [[Indonesia]].


Kacung berjarak 57 km dari [[Muntok, Bangka Barat|Muntok]], dan penduduknya mayoritas bekerja sebagai [[petani]]. Selain itu, ada juga yang bekerja mengambil madu manis maupun madu pelawan. Banyak jenis kesenian yang hidup di Kacung, seperti seni budaya Campak, dambus, rodat, dan pencak silat.penduduk mayoritas desa kacung yaitu melayu ketapik yang dimana nama ketapik sendiri diambil dari salah satu pohon yang ada disana, menurut dari sumber sumber dari dalam maupun luar desa setiap dua atau tiga minggu semenjak hari idul Adha akan diadakan suatu acara yang dinamai pesta kampung(acara panggil) yang dimana masyarakat kacung akan membawa para hataman Al-Qur'an mengelilingi desa kacung dengan menaiki sadu-sadu dengan menyiapkan semenjak persiapan. Saat pada hari terakhir persiapan acara panggil diadakannya pengambilan susunan bunga oleh para pemain musik gendang panjang yang menaiki mobil (sebelum adanya mobil masyarakat membawanya dengan diangkut menuju tempat pusat) yang akan dibawa ke rumah adat bangka belitung(menurut beberapa sumber rumah adat di kacung dibuat pada saat kisaran tahun 2000,sebelumnya pusat tempat acara ini diselenggarakan ditempat yang disepakati masyarakat). Saat malam hari terakhir dikediaman rumah adat akan ada acara oleh para pemain musik marawis orang tua(semarang) dimana mereka akan memainkan musik dari selepas isya sampai subuh yang dinamakan ngasoh kembang (mengasuh rangkaian kembang) serta akan dilakukan pengobatan oleh para dukun kampung dikediaman dukun pusat, sayangnya pengobatan ini sudah jarang dilakukan karena sekarang sudah banyak poskesdes serta dokter dan bidan, tapi masih banyak yang menggunakan pengobatan tradisional yang dipercaya lebih ampuh dalam menyembuhkan penyakit fisik dan supranatural. Ketika hari H itu datang maka masyarakat kampung kacung akan datang berkumpul di lapangan rumah adat sambil membawa sadu-sadu(sepeda yang sudah dihias) yang akan dinaiki oleh para peserta hataman Al-Qur'an tersebut beserta para petinggi negeri. Dari mulai acara sekitaran jam 7/8 sampai jam 11/mendekati salat dzuhur. Selama acara dimulai akan menampilkan grup dambus memainkan lagu penyambutan yaitu sekecak pinang, pemain campak(sangat jarang), penampilan tari kedidi dan pencak silat aliran kampong. Saat acara dimulai akan dihadiri oleh para petinggi seperti bupati, dinas, dewan, bahkan gubernur bangka belitung.
Kacung berjarak 57 km dari [[Muntok, Bangka Barat|Muntok]], dan penduduknya mayoritas bekerja sebagai [[petani]]. Selain itu, ada juga yang bekerja mengambil madu manis maupun madu pelawan. Banyak jenis kesenian yang hidup di Kacung, seperti seni budaya Campak, dambus, rodat, dan pencak silat.


{{kelapa, Bangka Barat}}
{{kelapa, Bangka Barat}}

Revisi per 1 September 2020 09.51

Kacung
Negara Indonesia
ProvinsiKepulauan Bangka Belitung
KabupatenBangka Barat
KecamatanKelapa
Kode pos
33364
Kode Kemendagri19.05.04.2006 Edit nilai pada Wikidata
Luas... km²
Jumlah penduduk... jiwa
Kepadatan... jiwa/km²


Kacung adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Kelapa, Kabupaten Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung, Indonesia.

Kacung berjarak 57 km dari Muntok, dan penduduknya mayoritas bekerja sebagai petani. Selain itu, ada juga yang bekerja mengambil madu manis maupun madu pelawan. Banyak jenis kesenian yang hidup di Kacung, seperti seni budaya Campak, dambus, rodat, dan pencak silat.penduduk mayoritas desa kacung yaitu melayu ketapik yang dimana nama ketapik sendiri diambil dari salah satu pohon yang ada disana, menurut dari sumber sumber dari dalam maupun luar desa setiap dua atau tiga minggu semenjak hari idul Adha akan diadakan suatu acara yang dinamai pesta kampung(acara panggil) yang dimana masyarakat kacung akan membawa para hataman Al-Qur'an mengelilingi desa kacung dengan menaiki sadu-sadu dengan menyiapkan semenjak persiapan. Saat pada hari terakhir persiapan acara panggil diadakannya pengambilan susunan bunga oleh para pemain musik gendang panjang yang menaiki mobil (sebelum adanya mobil masyarakat membawanya dengan diangkut menuju tempat pusat) yang akan dibawa ke rumah adat bangka belitung(menurut beberapa sumber rumah adat di kacung dibuat pada saat kisaran tahun 2000,sebelumnya pusat tempat acara ini diselenggarakan ditempat yang disepakati masyarakat). Saat malam hari terakhir dikediaman rumah adat akan ada acara oleh para pemain musik marawis orang tua(semarang) dimana mereka akan memainkan musik dari selepas isya sampai subuh yang dinamakan ngasoh kembang (mengasuh rangkaian kembang) serta akan dilakukan pengobatan oleh para dukun kampung dikediaman dukun pusat, sayangnya pengobatan ini sudah jarang dilakukan karena sekarang sudah banyak poskesdes serta dokter dan bidan, tapi masih banyak yang menggunakan pengobatan tradisional yang dipercaya lebih ampuh dalam menyembuhkan penyakit fisik dan supranatural. Ketika hari H itu datang maka masyarakat kampung kacung akan datang berkumpul di lapangan rumah adat sambil membawa sadu-sadu(sepeda yang sudah dihias) yang akan dinaiki oleh para peserta hataman Al-Qur'an tersebut beserta para petinggi negeri. Dari mulai acara sekitaran jam 7/8 sampai jam 11/mendekati salat dzuhur. Selama acara dimulai akan menampilkan grup dambus memainkan lagu penyambutan yaitu sekecak pinang, pemain campak(sangat jarang), penampilan tari kedidi dan pencak silat aliran kampong. Saat acara dimulai akan dihadiri oleh para petinggi seperti bupati, dinas, dewan, bahkan gubernur bangka belitung.