Lompat ke isi

DDT: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Menolak perubahan teks terakhir (oleh 180.246.109.178) dan mengembalikan revisi 12975875 oleh ArdiPras95
Baris 59: Baris 59:
}}
}}
}}
}}
'''DDT''' (diklorodifeniltrikloroetana/''dichlorodiphenyltrichloroethane'') merupakan senyawa yang digunakan untuk
'''DDT''' (diklorodifeniltrikloroetana/''dichlorodiphenyltrichloroethane'') merupakan senyawa yang digunakan untuk mengendalikan populasi serangga umumnya pada [[iklim]] panas.<ref name="a">{{en}} Peters M. ''A-Z Family Medical''. British Medical Association.</ref> Bagaimanapun beberapa serangga mengembangkan sifat resistensi terhadap DDT dan dapat diwariskan pada keturunannya.<ref name="a"/>


== Sejarah ==
== Sejarah ==

Revisi per 18 Maret 2020 01.03

DDT
Chemical structure of DDT
Nama
Nama IUPAC
1,1,1-Trichloro-2,2-bis(4-chlorophenyl)ethane
Penanda
Model 3D (JSmol)
3DMet {{{3DMet}}}
ChEBI
ChEMBL
ChemSpider
Nomor EC
KEGG
Nomor RTECS {{{value}}}
UNII
  • InChI=1S/C14H9Cl5/c15-11-5-1-9(2-6-11)13(14(17,18)19)10-3-7-12(16)8-4-10/h1-8,13H YaY
    Key: YVGGHNCTFXOJCH-UHFFFAOYSA-N YaY
  • InChI=1/C14H9Cl5/c15-11-5-1-9(2-6-11)13(14(17,18)19)10-3-7-12(16)8-4-10/h1-8,13H
    Key: YVGGHNCTFXOJCH-UHFFFAOYAJ
  • Clc1ccc(cc1)C(c2ccc(Cl)cc2)C(Cl)(Cl)Cl
Sifat
C14H9Cl5
Massa molar 354,48 g·mol−1
Densitas 0.99 g/cm³[1]
Titik lebur 1.085 °C (1.985 °F; 1.358 K)
Titik didih 260 °C (500 °F; 533 K)
Bahaya
Beracun T Beracun bagi lingkungan N
Frasa-R R25 R40 R48/25 R50/53
Frasa-S (S1/2) S22 S36/37 S45 S60 S61
Dosis atau konsentrasi letal (LD, LC):
113 mg/kg (rat)
Kecuali dinyatakan lain, data di atas berlaku pada suhu dan tekanan standar (25 °C [77 °F], 100 kPa).
N verifikasi (apa ini YaYN ?)
Referensi

DDT (diklorodifeniltrikloroetana/dichlorodiphenyltrichloroethane) merupakan senyawa yang digunakan untuk mengendalikan populasi serangga umumnya pada iklim panas.[2] Bagaimanapun beberapa serangga mengembangkan sifat resistensi terhadap DDT dan dapat diwariskan pada keturunannya.[2]

Sejarah

Ahli Kimia Swiss Paul Hermann Müller dalam 1948 mendapatkan penghargaan nobel atas penemuan DDT yang ampuh melawan serangga.[3] Penggunaan DDT berkembang pesat setelah perang dunia kedua, tetapi konsekuensi ekologis belum begitu dirasakan.[4] Tahun 1950, ilmuan telah mempelajari bahwa DDT akan tetap bertahan dalam lingkungan dan ditransportasi oleh air menuju area yang lebih jauh dari tempat.[4]

Dampak

Dampak yang pertama kali dirasakan pada tahun 1950 adalah penurunan populasi burung pelikan, elang tiram, dan elang, burung-burung tersebut merupakan puncak dari jaring makanan.[4] Setelah diteliti, ternyata DDT dapat menurunkan jumlah kalsium pada cangkang telur.[4] Ketika burung tersebut mengerami telur, telur tersebut pecah karena tidak mampu menahan bobot inang.[4] Sehingga pada tahun 1971, DDT dilarang dari Amerika Serikat.[4]

Penggunaan saat ini

Hingga saat ini DDT masih digunakan untuk mengendalikan nyamuk yang menyebarkan malaria dan penyakit lainnya, tetapi jumlahnya sudah semakin berkurang dengan adanya alternatif seperti penggunaan kawat nyamuk.[4]

Referensi

  1. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama ATSDRc5
  2. ^ a b (Inggris) Peters M. A-Z Family Medical. British Medical Association.
  3. ^ (Inggris) Nobelprize.org. 1979. The nobel prize in physiology or medicine 1948 [terhubung berkala]. http://www.nobelprize.org/nobel_prizes/medicine/laureates/1948/ [29 Mei 2014]
  4. ^ a b c d e f g (Inggris) Reece et al. 2011. Campbell Biology. Ed ke-9. New York: Springer.