Lompat ke isi

Manaf: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
AlleborgoBot (bicara | kontrib)
k bot Menambah: ar:مناف
Relly Komaruzaman (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
'''Dewa Manaf''' adalah salah satu dari banyak [[berhala]] [[dewa]] yang dipuja-puja oleh [[bangsa Arab]] di [[kota]] [[Mekkah]] sebelum kemunculan agama [[Islam]]. [[Patung]] dari Dewa Manaf sering dipeluk dan dipuja-puja terutama oleh kaum [[wanita]]. Namun apabila seorang wanita sedang [[haid]], maka mereka tidak diperbolehkan untuk mendekati patung Dewa Manaf. Kaum Arab [[jahiliyah]] menganggap seorang wanita yang sedang haid berada dalam keadaan tidak suci, sehingga tidak pantas untuk menghadap atau berdekatan dengan dewa-dewa mereka.
'''Dewa Manaf''' adalah salah satu dari banyak [[berhala]] [[dewa]] yang dipuja-puja oleh [[bangsa Arab]] di [[kota]] [[Mekkah]] sebelum kemunculan agama [[Islam]]. [[Patung]] dari Dewa Manaf sering dipeluk dan dipuja-puja terutama oleh kaum [[wanita]]. Namun apabila seorang wanita sedang [[haid]], maka mereka tidak diperbolehkan untuk mendekati patung Dewa Manaf. Kaum Arab [[jahiliyah]] menganggap seorang wanita yang sedang haid berada dalam keadaan tidak suci, sehingga tidak pantas untuk menghadap atau berdekatan dengan dewa-dewa mereka.


Banyak orang Arab jaman jahiliyah (dan bahkan hingga saat ini) menamakan anaknya dengan nama Abdul Manaf, yaitu berdasarkan nama salah seorang tokoh nenek-moyang suku [[Quraisy]] yang terkenal; meskipun sebetulnya nama itu berarti "abdi dari Dewa Manaf".
Banyak orang Arab zaman jahiliyah (dan bahkan hingga saat ini) menamakan anaknya dengan nama Abdul Manaf, yaitu berdasarkan nama salah seorang tokoh nenek-moyang suku [[Quraisy]] yang terkenal; meskipun sebetulnya nama itu berarti "abdi dari Dewa Manaf".


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==

Revisi per 6 Mei 2009 05.28

Dewa Manaf adalah salah satu dari banyak berhala dewa yang dipuja-puja oleh bangsa Arab di kota Mekkah sebelum kemunculan agama Islam. Patung dari Dewa Manaf sering dipeluk dan dipuja-puja terutama oleh kaum wanita. Namun apabila seorang wanita sedang haid, maka mereka tidak diperbolehkan untuk mendekati patung Dewa Manaf. Kaum Arab jahiliyah menganggap seorang wanita yang sedang haid berada dalam keadaan tidak suci, sehingga tidak pantas untuk menghadap atau berdekatan dengan dewa-dewa mereka.

Banyak orang Arab zaman jahiliyah (dan bahkan hingga saat ini) menamakan anaknya dengan nama Abdul Manaf, yaitu berdasarkan nama salah seorang tokoh nenek-moyang suku Quraisy yang terkenal; meskipun sebetulnya nama itu berarti "abdi dari Dewa Manaf".

Pranala luar