Didi Kempot: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 18: | Baris 18: | ||
| death_date = {{death date and age|2020|5|5|1966|12|31}} |
| death_date = {{death date and age|2020|5|5|1966|12|31}} |
||
| death_place = [[Kota Surakarta]], [[Jawa Tengah]], Indonesia |
| death_place = [[Kota Surakarta]], [[Jawa Tengah]], Indonesia |
||
| restingplace = Tempat Pemakaman Uumum [[Majasem, Kendal, Ngawi|Desa Majasem]], [[Kendal, Ngawi|Kecamatan Kendal]], [[Kabupaten Ngawi|Ngawi]], [[Jawa Timur]] |
|||
| agama = [[Islam]] |
|||
| genre = {{hlist|[[Campursari]]|[[congdut]]|[[pop Jawa]]|[[koplo]]}} |
| genre = {{hlist|[[Campursari]]|[[congdut]]|[[pop Jawa]]|[[koplo]]}} |
||
| occupation = {{hlist|[[Musisi]]|[[penyanyi]]-[[pencipta lagu]]|[[produser]]}} |
| occupation = {{hlist|[[Musisi]]|[[penyanyi]]-[[pencipta lagu]]|[[produser]]}} |
Revisi per 5 Mei 2020 12.24
Artikel ini membahas seorang tokoh yang baru saja meninggal. Beberapa informasi, terutama seputar sebab kematian dan pemakamannya, dapat berubah sewaktu-waktu. |
Didi Kempot ꦣꦶꦣꦶꦏꦼꦩ꧀ꦥꦺꦴꦠ꧀꧈ ꦢꦶꦪꦺꦴꦤꦶꦱꦶꦪꦸꦱ꧀ꦥꦿꦱꦼꦠꦾ꧉ | |
---|---|
Informasi latar belakang | |
Nama lahir | Dionisius Prasetyo |
Nama lain |
|
Lahir | Kota Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia | 31 Desember 1966
Asal | Kota Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia |
Meninggal | 5 Mei 2020 Kota Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia | (umur 53)
Genre | |
Pekerjaan | |
Instrumen | Vokal, gitar, ukulele, kendang |
Tahun aktif | 1984–2020 |
Label | |
Artis terkait |
|
Dionisius Prasetyo atau lebih populer dikenal dengan nama Didi Kempot (bahasa Jawa: ꦢꦶꦪꦺꦴꦤꦶꦱꦶꦪꦸꦱ꧀ꦥꦿꦱꦼꦠꦾ, translit. Dionisius Prasetya; 31 Desember 1966 – 5 Mei 2020)[1][2] adalah seorang penyanyi dan pencipta lagu campursari dan congdut dari Surakarta. Didi Kempot merupakan putra dari seniman tradisional terkenal, Ranto Edi Gudel yang lebih dikenal dengan Mbah Ranto. Didi Kempot merupakan adik kandung dari Mamiek Prakoso, pelawak senior Srimulat.
Publik mengenal Didi Kempot sebagai maestro campursari dan penulis lagu yang populer, ia memulai karirnya sebagai musisi jalanan di kota Surakarta sejak tahun 1984 hingga 1986, kemudian mengadu nasib ke Jakarta pada tahun 1987 hingga 1989. Nama panggung Didi Kempot merupakan singkatan dari Kelompok Pengamen Trotoar, grup musik asal Surakarta yang membawa ia hijrah ke Jakarta.[3]
Hampir sebagian lagu yang ditulisnya bertemakan patah hati dan kehilangan. Alasan sengaja memilih tema tersebut karena rata-rata orang pernah mengalaminya dan ingin dekat dengan masyarakat, juga menjadi alasan Didi Kempot menggunakan nama-nama tempat sebagai judul atau lirik lagunya.[3]
Kini Didi Kempot banyak diminati oleh kalangan muda dari berbagai daerah yang menyebut diri mereka sebagai Sadboys dan Sadgirls yang tergabung dalam "Sobat Ambyar" dan mendaulat Didi Kempot sebagai "Godfather of Broken Heart" dengan panggilan Lord Didi. Julukan itu berawal dari lagu-lagu Didi Kempot yang hampir semuanya menceritakan tentang kesedihan dan kisah patah hati.[4]
Karier
1984–1986: Awal karier
Didi Kempot memulai kariernya pada tahun 1984 sebagai musisi jalanan. Bermodalkan ukulele dan kendhang, penyanyi kondang Didi Kempot mulai mengamen di kota kelahirannya Surakarta, Jawa Tengah, selama tiga tahun.[5]
1987–1989: Mengadu nasib di Jakarta
Pada tahun 1987 Didi Kempot memulai kariernya di Jakarta. Ia kerap berkumpul dan mengamen bersama teman-temannya di daerah Slipi, Palmerah, Cakung, maupun Senen. Mulai dari situ, julukan "Kempot" yang merupakan kependekan dari "Kelompok Pengamen Trotoar" terbentuk, yang menjadi nama panggungnya hingga saat ini.
Sembari mengamen di Jakarta, Didi Kempot dan temannya mencoba rekaman. Kemudian, mereka menitipkan kaset rekaman ke beberapa studio musik di Jakarta. Setelah beberapa kali gagal, akhirnya mereka berhasil menarik perhatian label Musica Studio's. Tepat di tahun 1989, Didi Kempot mulai meluncurkan album pertamanya. Salah satu lagu andalan di album tersebut adalah "Cidro".
Lagu "Cidro"[6] diangkat dari kisah asmara Didi yang pernah gagal. Jalinan asmara yang ia jalani bersama kekasih tidak disetujui oleh orang tua wanita tersebut. Itulah yang membuat lagu "Cidro" begitu menyentuh hingga membuat pendengar terbawa perasaan. Sejak saat itulah Didi Kempot mulai sering menulis lagi bertema patah hati.[5]
1993–1999: Awal kesuksesan
Perjalanan karier Didi Kempot tak berhenti begitu saja. Pada 1993, penyanyi asal Solo tersebut mulai tampil di luar negeri, tepatnya di Suriname, Amerika Selatan. Lagu "Cidro" yang dibawakan sukses meningkatkan pamornya sebagai musisi terkenal di Suriname.
Setelah Suriname, Didi Kempot lanjut menginjakkan kakinya di benua Eropa. Pada 1996, ia mulai menggarap dan merekam lagu berjudul Layang Kangen di Rotterdam, Belanda. Kemudian, Didi Kempot pulang ke Indonesia pada 1998 untuk memulai kembali profesinya sebagai musisi. Tak lama setelah pulang kampung, pada era reformasi, 1999, dia mengeluarkan lagu "Stasiun Balapan".
Kembalinya Didi Kempot ke Indonesia ternyata membuat kariernya semakin populer. Hal itu dibuktikan dengan keluarnya lagu-lagu baru di awal 2000-an.
Nama Didi Kempot kembali meroket setelah mengeluarkan lagu Kalung Emas pada 2013 lalu. Kemudian pada 2016, penyanyi asal Solo tersebut mengeluarkan lagu "Suket Teki". Lagu tersebut juga mendapatkan apresiasi yang tinggi dari warga Indonesia.[5]
Idola milenial
Perjalanan karier Didi Kempot yang berliku hingga mencapai kesuksesan seperti saat ini tidak membuatnya sombong. Sekarang ini ia menjadi idola generasi milenial yang akrab dengan media sosial.
Sebagai penyanyi senior, Didi Kempot memperlakukan penggemar layaknya sahabat. Dia bahkan tidak ragu mengajak penggemarnya bernyanyi bersama di atas panggung. Dia juga sering memberikan motivasi kepada penggemarnya agar tidak menyerah untuk berkarya.
Kini, penyanyi kondang asal Solo, Jawa Tengah, itu mendapat gelar "The Godfather of Broken Heart" alias "Bapak Patah Hati Nasional". Julukan itu didaulat oleh kalangan muda kepada Didi Kempot karena kepiawaiannya membawa pendengar larut dalam emosi ketika mendengarkan lantunan lagunya.[5]
Diskografi
Album studio
Judul | Detail album |
---|---|
Eling Kowe |
|
Sukses |
|
Emas Didi Kempot Yen Ing Tawang |
|
Emas Didi Kempot Sewu Kuto |
|
Didi Kempot (2002) |
|
King of Tembang Jawa |
|
Hotel Malioboro |
|
Lagu HITS |
|
Emas Didi Kempot |
|
Didi Kempot (2010) |
|
Campursari In Fantasy Orchestra |
|
Lagu-Lagu Terbaik Campursari |
|
Didi Kempot Dangdut Koplo (feat. Yan Vellia) |
|
Didi Kempot Get Joss |
|
Legendaris Didi Kempot Walang Kekek |
|
Legendaris Didi Kempot |
|
Sukses Didi Kempot |
|
Ketaman Asmoro |
|
Kasmaran |
|
Didi Kempot Umbul Jambe |
|
Campursari Dangdut Koplo |
|
The Best Didi Kempot, Vol. 1 (Compilation) |
|
Didi Kempot Live Studio Session |
|
Singel
Didi Kempot telah menulis sekitar 700 lebih judul lagu. Hampir sebagian lagu-lagu yang diciptakan Didi Kempot menggunakan bahasa Jawa bertemakan patah hati dan kesedihan. Dia beralasan sengaja memilih tema tersebut karena setiap orang pernah mengalami.
Di beberapa lagunya Didi Kempot juga kerap menggunakan nama-nama tempat di lagu-lagunya, seperti "Stasiun Balapan", "Terminal Tirtonadi", "Kopi Lampung", "Perawan Kalimantan", "Parangtritis", "Pantai Klayar", "Tanjung Perak", "Tanjung Mas Ninggal Janji", "Magelang Nyimpen Janji", "Ademe Kutho Malang", "Kangen Magetan", "Kangen Nickerie" – lirik-liriknya tetap menceritakan tentang patah hati. Ternyata Didi Kempot secara tidak langsung ingin mempromosikan tempat-tempat tersebut melalui lagu ciptaannya. Walaupun tidak semua tempat yang dijadikan lagunya punya pengalaman khusus dengan dirinya, melainkan pernah mengunjungi tempat tersebut.
Ide membuat lagu dengan nama tempat tersebut juga ada yang datang ketika Didi Kempot sedang berjalan-jalan dan mendengar tentang cerita-cerita dari warga setempat. Ketertarikan ia membuat lagu dengan menyebut nama-nama tempat karena ia juga yakin sebuah tempat pasti punya kenangan tersendiri bagi setiap orang.[31]
- "Ademe Kutho Malang"
- "Adus Opo Raup"
- "Aduh Mana Tahan"
- "Aku Teko"
- "Aku Dudu Rojo"
- "Ambyar"
- "Anggar Bini"
- "Angin Angin"
- "Arum Dalu"
- "Awu Merapi"
- "Bakso Sarjana"
- "Bapak"
- "Bapak Gubernur"
- "Banyu Langit"
- "Bayi Suci"
- "Bojo Gemati"
- "Bojo Loro"
- "Bojo Napi"
- "Burungku Flu"
- "Cemara Sewu"
- "Cidro"
- "Cidro 2"
- "Cinta Yang Sempurna"
- "Cintaku Jauh Di Lampung"
- "Sekonyong konyong Koder"
- "Cintaku Tak Terbatas Waktu" (dengan Deddy Dores)
- "Cucakrowo"
- "Dalan Tembus"
- "Dalan Anyar"
- "Den"
- "Dudu Jodone"
- "Dolanan Dakon"
- "Dompet Kulit"
- "Eling Kowe"
- "Empek-Empek"
- "Entenono"
- "Gawe Gelo"
- "Gethuk"
- "Gusti Ora Sare"
- "Hello Sayang"
- "Iki Weke Sopo"
- "Ilang Tresnane"
- "Isih Tresno"
- "Isin"
- "Jaket Iki"
- "Jatuh Cinta"
- "Jambu Alas"
- "Janda Baru"
- "Janji Palsu"
- "Jembatan Suramadu"
- "Kalung Emas"
- "Karindangan" ("Prawan Kalimantan")
- "Kangen Magetan"
- "Kangen Bandungan"
- "Kangen Kowe"
- "Kasetyaning Prajurit"
- "Kembang Kocapan"
- "Ketaman Asmara"
- "Keloro-Loro"
- "Kere"
- "Kere Munggah Bale"
- "Ketar Ketir"
- "Kesetrum Tresno"
- "Kompo Angin"
- "Konangan" (Ketahuan)
- "Kopi Lampung"
- "Kreteg Bacem"
- "Kucing Gering"
- "Kuncung"
- "Kusumaning Ati"
- "Lampu Mati"
- "Layang Kangen"
- "Lilo"
- "Lindu"
- "Lingsir Wengi"
- "Lingso Tresno"
- "Lintang Ponorogo"
- "Magelang Nyimpen Janji"
- "Malioboro"
- "Mantri Suntik"
- "Markenthut"
- "Mas Lano"
- "Mesti Penak"
- "Muliho"
- "N O"
- "Nanggap Campursari"
- "Nagih Janji"
- "Neng Ngawi"
- "Ngalamun"
- "Nglanggar Janji"
- "Ngingu Pitik"
- "Nglimpe"
- "Njaluk Tombo"
- "Nunut Ngiyup"
- "Nyidam Sari"
- "Ojo Lamis"
- "Ojo Lungo"
- "Ojo Sujono"
- "Omprengan"
- "Ono Opo Awakmu"
- "Ora Isoh Mulih"
- "Padang Bulan"
- "Pantai Klayar"
- "Pager Abang (Kediri)"
- "Pamer Bojo"
- "Pancen Jodho"
- "Parangtritis"
- "Pasar Klewer"
- "Penyanyi"
- "Penyanyi 2"
- "Penyiar Radio"
- "Plong"
- "Pokoke Melu"
- "Pom Bensin"
- "Prapatan Sleko"
- "Prawan Kalimantan"
- "Rindu Jombang"
- "Saputri"
- "Sarinthol"
- "Suket Teki"
- "Seketan Ewu" (dengan Yan Vellia)
- "Selingkuh"
- "Semrawut"
- "Sentir Lengo Potro"
- "Stasiun Balapan"
- "Stasiun Balapan 2"
- "Sewu Dino"
- "Sewu Siji"
- "Sewu Kuto"
- "Sik Asyik"
- "Sir Siran"
- "Sopir No 1"
- "Sri Minggat"
- "Suriname"
- "Tali Asmoro"
- "Taman Jurug"
- "Tangise Ati"
- "Tanjung Mas Ninggal Janji"
- "Tanjung Perak"
- "Tanpo Sliramu"
- "Teles Kebes"
- "Teluk Penyu"
- "Tentang Aku Kau dan Dia"
- "Terkintil Kintil"
- "Terminal Tirtonadi"
- "Terminal Terboyo"
- "Tragedi Tali Kotang"
- "Tragedi Tawangmangu"
- "Tresnamu Koyo Odol"
- "Tresno Kowe"
- "Trimo Ngalah"
- "Tuyul Amburadul"
- "Untuk Apa Lagi" (dengan Deddy Dores)
- "Wes Ewes Ewes"
- "Wis"
- "Wis Cukup"
- "Wuyung"
- "Yowis Yowis"
- "Yuni Yuni"
- "2002"
Penghargaan
Tahun | Penghargaan | Kategori | Hasil |
---|---|---|---|
2001 | Anugerah Musik Indonesia 2001 | Artis Solo Pria/Wanita Terbaik | Menang |
Anugerah Musik Indonesia 2001 | Penyanyi Terbaik | ||
2002 | Anugerah Musik Indonesia 2002 | Artis Solo/Duo/Group/Kolaborasi Terbaik | Menang |
Anugerah Musik Indonesia 2002 | Album Terbaik | ||
Anugerah Dangdut TPI 2002 | Lagu Dangdut Etnik Terbaik | ||
Anugerah Dangdut TPI 2002 | Penyanyi Rekaman Lagu Dangdut Etnik Terbaik | Nominasi | |
2003 | Anugerah Musik Indonesia 2003 | Karya Produksi Tradisional Terbaik | Menang |
Anugerah Dangdut TPI 2003 | Penyanyi Rekaman Lagu Dangdut Etnik Terbaik | ||
2005 | Anugerah Musik Indonesia 2005 | Dangdut Kontemporer | Nominasi |
2010 | Anugerah Musik Indonesia 2010 | Karya Produksi Lagu Berbahasa Daerah Terbaik | Menang |
2011 | Anugerah Musik Indonesia 2011 | Karya Produksi Lagu Berbahasa Daerah Terbaik | Menang |
2012 | Anugerah Musik Indonesia 2012 | Solo Pria Dangdut Kontemporer | Nominasi |
2013 | Anugerah Musik Indonesia 2013 | Produser/Penata Musik Dangdut | Nominasi |
Anugerah Musik Indonesia 2013 | Solo, Duo/Grup Dangdut Berbahasa Daerah | Menang | |
2014 | Anugerah Musik Indonesia 2014 | Karya Produksi Lagu Berbahasa Daerah Terbaik | Nominasi |
2015 | Anugerah Musik Indonesia 2015 | Karya Produksi Lagu Berbahasa Daerah Terbaik | Nominasi |
2016 | Anugerah Musik Indonesia 2016 | Karya Produksi Lagu Berbahasa Daerah Terbaik | Nominasi |
2018 | Indonesian Dangdut Awards 2018 | Penyanyi Dangdut Solo Pria Terpopuler | Nominasi |
2019 | Indonesian Dangdut Award 2019 | Lagu Dangdut Terpopuler | Nominasi |
Indonesian Dangdut Award 2019 | Penyanyi Dangdut Solo Pria Terpopuler | ||
Indonesian Dangdut Award 2019 | Penghargaan Khusus Maestro Campursari | Menang | |
Total | 11X Menang |
Sobat Ambyar
Merupakan sebutan komunitas bagi penggemar penyanyi campursari Didi Kempot. Komunitas ini semakin eksis seiring semakin naiknya popularitas Didi Kempot, yang mereka sebut dengan "Lord Didi". Keberadaan Sobat Ambyar membuat para penggemar karya Didi Kempot menjadi lebih terorganisir. Sebelumnya istilah Kempoters adalah sebutan untuk penggemar Didi Kempot namun sebutan tersebut berkembang dikalangan anak muda menjadi Sad Boys (untuk laki-laki) dan Sad Girls (untuk perempuan).
Para penggemar Didi Kempot yang tergabung dalam Sobat Ambyar mayoritas generasi muda. Hal ini menunjukkan bahwa karya Didi Kempot diminati lintas generasi. Eksistensi para penggemar muda ini membuat Didi Kempot dinobatkan sebagai The Godfather of Broken Heart (bahasa Jawa: Bapak Loro Ati Nasional; Bapak Patah Hati Nasional).[32]
Komunitas Sobat Ambyar awal terbentuk melalui sebuah acara Musyawarah Nasional (Munas) Pengukuhan Awal yang diselenggarakan oleh Solo Sad Bois Club pada hari Sabtu tanggal 15 Juni 2019 pukul 19.00 di Rumah Blogger Indonesia (RBI), Jl. Apel III No.27, Kel. Jajar, Kec. Laweyan, Surakarta, Jawa Tengah.[33]
Kontroversi
Didi Kempot sebagai penulis lagu mengatakan, ia tidak menolak jika lagu-lagunya di-cover oleh penyanyi lain selama penyanyi tersebut meminta izin padanya. Sebab, setiap karya yang dihasilkan oleh tiap musisi seperti Didi Kempot tentu saja memiliki hak cipta.
Ia menganalogikan cover tanpa izin pihak pencipta sama dengan mencuri karya orang lain. Hingga saat ini, adik kandung pelawak Mamiek Prakoso itu mengaku belum menerima royalti dari perihal tersebut.
Didi mengatakan, banyak musisi yang sudah tidak mengerti bagaimana menghargai hak cipta seseorang. Menggubah ulang karya seseorang dan dikomersilkan, seharusnya meminta izin. Sebagai penulis lagu dan penyanyi, ia juga merasa dirugikan. Sebab yang meng-cover mendapat royalti, sebaliknya yang membuat karya tidak.[34]
Kematian
Didi Kempot meninggal dunia pada 5 Mei 2020 pukul 07.45 WIB dalam usia 53 tahun di Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta akibat henti jantung.[35][36][37] Ia sempat mengalami sakit panas pada hari sebelumnya.[38] Jenazah Didi Kempot dimakamkan pada hari itu juga pada pukul 15.00 WIB di TPU Desa Majasem, Kecamatan Kendal, Ngawi, Jawa Timur, berdekatan dengan makam anak sulungnya.[37]
Lihat pula
Referensi
- ^ "Dionisius Prasetyo alias Didi Kempot meninggal dunia". Antara News. Diakses tanggal 5 Mei 2020.
- ^ Kompas: Didi Kempot Meninggal Dunia, Diakses 5 Mei 2020
- ^ a b Rachmawati (23 Juli 2019). "Didi Kempot, The Godfather of Broken Heart Asal Solo yang Ciptakan 800 Lagu". kompas.com (dalam bahasa Indonesia). Diakses tanggal 9 Desember 2019.
- ^ Ricky Nugraha (15 Juli 2019). "Cerita di Balik Julukan 'Godfather of Broken Heart' dari Anak-anak Muda untuk Didi Kempot". hai.grid.id (dalam bahasa Indonesia). Diakses tanggal 9 Desember 2019.
- ^ a b c d Chelin Indra Sushmita (5 September 2019). "Sukses Bikin Ambyar, Begini Perjalanan Karier Lord Didi Kempot". solopos.com (dalam bahasa Indonesia). Diakses tanggal 10 Desember 2019.
- ^ Nayaka, Aluna (2019-12-10). "Didi Kempot: Lebih Dari Sekadar Campursari dan Cidro". Cultura Magazine (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-01-20.
- ^ "PT KAI Tunjuk Didi Kempot Menjadi Duta Kereta Api". Kementrian BUMN. 12 Maret 2017. Diakses tanggal 5 Mei 2020.
- ^ "Eling Kowe by Didi Kempot". iTunes Store.
- ^ "Sukses by Didi Kempot". iTunes Store.
- ^ "Emas Didi Kempot Yen Ing Tawang by Didi Kempot". iTunes Store.
- ^ "Emas Didi Kempot Sewu Kuto by Didi Kempot". iTunes Store.
- ^ "Didi Kempot by Didi Kempot". iTunes Store.
- ^ "King of Tembang Jawa by Didi Kempot". iTunes Store.
- ^ "Hotel Malioboro by Didi Kempot". iTunes Store.
- ^ "Lagu HITS by Didi Kempot". iTunes Store.
- ^ "Emas Didi Kempot by Didi Kempot". iTunes Store.
- ^ "Didi Kempot by Didi Kempot". iTunes Store.
- ^ "Campursari In Fantasy Orchestra by Didi Kempot". iTunes Store.
- ^ "Lagu-Lagu Terbaik Campursari by Didi Kempot". iTunes Store.
- ^ "Didi Kempot Dangdut Koplo (feat. Yan Vellia) by Didi Kempot". iTunes Store.
- ^ "Didi Kempot Get Joss by Didi Kempot". iTunes Store.
- ^ "Legendaris Didi Kempot Walang Kekek by Didi Kempot". iTunes Store.
- ^ "Legendaris Didi Kempot by Didi Kempot". iTunes Store.
- ^ "Sukses Didi Kempot by Didi Kempot". iTunes Store.
- ^ "Ketaman Asmoro by Didi Kempot". iTunes Store.
- ^ "Kasmaran by Didi Kempot". iTunes Store.
- ^ "Didi Kempot Umbul Jambe by Didi Kempot". iTunes Store.
- ^ "Campursari Dangdut Koplo by Didi Kempot". iTunes Store.
- ^ "The Best Didi Kempot, Vol. 1 (Compilation) by Didi Kempot". iTunes Store.
- ^ "Didi Kempot Live Studio Session by Didi Kempot". iTunes Store.
- ^ Apfia Tioconny Billy (2 Agustus 2019). "Maksud Tersembunyi Didi Kempot Banyak Sebut Nama Tempat di Lagunya". msn.com (dalam bahasa Indonesia). Diakses tanggal 10 Desember 2019.
- ^ Luthfia Ayu Azanella (16 Juli 2019). "Sobat Ambyar dan Didi Kempot". kompas.com (dalam bahasa Indonesia). Diakses tanggal 24 Juli 2019.
- ^ Eka Fitriani (16 Juli 2019). "Viral Video Solo Sad Bois Club, Penggemar Didi Kempot dari Berbagai Daerah Bermunculan". solo.tribunnews.com (dalam bahasa Indonesia). Diakses tanggal 10 Desember 2019.
- ^ Annisa Dienfitri Awalia (22 September 2019). "Didi Kempot: Kalau Mau Cover Lagu, Izin, karena Ada Hak Ciptanya". kompas.com (dalam bahasa Indonesia). Diakses tanggal 10 Desember 2019.
- ^ "Didi Kempot Meninggal akibat Henti Jantung, Ketahui Penyebab Kondisi Ini". suara.com. 2020-05-05. Diakses tanggal 2020-05-05.
- ^ "Didi Kempot Tiba di IGD dalam Keadaan Henti Jantung". CNN Indonesia. Diakses tanggal 2020-05-05.
- ^ a b "Didi Kempot Akan Dimakamkan di Samping Makam Anak Sulungnya di Mejasem Ngawi". Kompas. 5 Mei 2020.
- ^ "Sebelum Meninggal, Didi Kempot Sempat Mengeluh Panas, Tak Enak Badan". Kompas. 5 Mei 2020.
Pranala luar
- Media tentang Didi Kempot di Wikimedia Commons
- Didi Kempot di Twitter
- Didi Kempot di Instagram
- Saluran Didi Kempot di YouTube