Lompat ke isi

Pengguna:Alteaven: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 69: Baris 69:
[https://commons.wikimedia.org/wiki/User:Alteaven Commons]
[https://commons.wikimedia.org/wiki/User:Alteaven Commons]


=== Aksara ===
== Tes ==
''Aksara'' merupakan huruf dasar yang merepresentasikan satu suku kata. Aksara Bali memiliki sekitar 33 aksara dasar, namun tidak semuanya digunakan dengan setara. Dalam perkembangannya, terdapat aksara yang tidak lagi digunakan sementara beberapa lainnya hanya digunakan pada konteks tertentu sehingga huruf-huruf dalam aksara Bali dikelompokkan ke dalam beberapa jenis berdasarkan fungsi dan penggunaannya.
<!--''Aksara'' merupakan huruf dasar yang merepresentasikan satu suku kata. Aksara Bali memiliki sekitar 33 aksara dasar, namun tidak semuanya digunakan dengan setara. Dalam perkembangannya, terdapat aksara yang tidak lagi digunakan sementara beberapa lainnya hanya digunakan pada konteks tertentu sehingga huruf-huruf dalam aksara Bali dikelompokkan ke dalam beberapa jenis berdasarkan fungsi dan penggunaannya.
==== Wyanjana ====
==== Wyanjana ====
''Aksara wyañjana'' (ᬳᬓ᭄ᬱᬭᬯ᭄ᬬᬜ᭄ᬚᬦ) adalah aksara konsonan dengan vokal inheren /a/. Sebagai salah satu aksara turunan [[aksara Brahmi|Brahmi]], aksara Bali memiliki 33 aksara ''wyañjana'' untuk menuliskan 33 bunyi konsonan yang digunakan dalam bahasa [[Sanskerta]] dan [[bahasa Kawi|Kawi]]. Bentuknya dapat dilihat sebagaimana berikut:{{sfn|Everson|2008|pp=1}}
''Aksara wyañjana'' (ᬳᬓ᭄ᬱᬭᬯ᭄ᬬᬜ᭄ᬚᬦ) adalah aksara konsonan dengan vokal inheren /a/. Sebagai salah satu aksara turunan [[aksara Brahmi|Brahmi]], aksara Bali memiliki 33 aksara ''wyañjana'' untuk menuliskan 33 bunyi konsonan yang digunakan dalam bahasa [[Sanskerta]] dan [[bahasa Kawi|Kawi]]. Bentuknya dapat dilihat sebagaimana berikut:{{sfn|Everson|2008|pp=1}}
Baris 276: Baris 276:


''Ra rĕpa'' ᬋ, ''ra rĕpa tĕdung'' ᬌ, ''la lĕnga'' ᬍ, dan ''la lĕnga tĕdung'' ᬎ adalah [[:en:Syllabic consonant|konsonan silabis]] yang dalam bahasa Sanskerta digunakan untuk beberapa kasus spesifik sebagai pelengkap sistem fonologi [[Pāṇini]].<ref name="woodard"/> Ketika digunakan untuk bahasa selain Sanskerta, pelafalan keempat aksara ini sering kali bervariasi. Dalam perkembangan bahasa Bali modern, ''ra rĕpa'' dilafalkan /rə/ (sebagaimana re dalam kata "remah") sementara ''la lĕnga'' dilafalkan /lə/ (sebagaimana le dalam kata "lemah"). Kedua aksara ini wajib digunakan untuk mengganti tiap kombinasi ra+pepet (ᬭᭂ → ᬍ) serta la+pepet (ᬮᭂ → ᬍ) tanpa terkecuali.{{sfn|Sutjaja|2006|pp=757}}
''Ra rĕpa'' ᬋ, ''ra rĕpa tĕdung'' ᬌ, ''la lĕnga'' ᬍ, dan ''la lĕnga tĕdung'' ᬎ adalah [[:en:Syllabic consonant|konsonan silabis]] yang dalam bahasa Sanskerta digunakan untuk beberapa kasus spesifik sebagai pelengkap sistem fonologi [[Pāṇini]].<ref name="woodard"/> Ketika digunakan untuk bahasa selain Sanskerta, pelafalan keempat aksara ini sering kali bervariasi. Dalam perkembangan bahasa Bali modern, ''ra rĕpa'' dilafalkan /rə/ (sebagaimana re dalam kata "remah") sementara ''la lĕnga'' dilafalkan /lə/ (sebagaimana le dalam kata "lemah"). Kedua aksara ini wajib digunakan untuk mengganti tiap kombinasi ra+pepet (ᬭᭂ → ᬍ) serta la+pepet (ᬮᭂ → ᬍ) tanpa terkecuali.{{sfn|Sutjaja|2006|pp=757}}
-->


== Penggunaan di luar bahasa Jawa ==
== Penggunaan di luar bahasa Jawa ==

Revisi per 19 Mei 2020 07.13

idPengguna ini merupakan penutur ibu bahasa Indonesia.
en-3This user is able to contribute with an advanced level of English.
... Pengguna ini ingin berkemampuan untuk bertutur lebih banyak bahasa.
Pengguna ini bisa membaca Aksara Bali.
Pengguna ini bisa membaca Surat Batak.
Pengguna ini bisa membaca
Aksara Jawa.
ᨒᨚᨈᨑPengguna ini bisa membaca Aksara Lontara.
Pengguna ini bisa membaca
Aksara Sunda.

Wikipedian Indonesia

Tentang pengguna

Nama saya Aditya Bayu Perdana bertempat tinggal di Jakarta.

Tertarik banyak hal, namun utamanya hal-hal yang berbau sejarah, bahasa, atau seni.

Kontribusi

Membuat

Menyunting

Galeri

Beberapa gambar yang saya upload di Commons.

Akun lain

Wikipedia Inggris
Commons

Tes

Penggunaan di luar bahasa Jawa

Bahasa Sunda

Aksara Jawa juga dapat digunakan untuk menulis bahasa Sunda. Namun aksara dimodifikasi dan dikenal dengan nama Cacarakan. Perbedaannya terlihat dari tidak digunakannya huruf da (ꦢ) dan tha (ꦛ), sehingga konsonan dasarnya hanya terdiri dari 18 huruf. Huruf da dalam Cacarakan justru mempergunakan huruf yang dalam bahasa Jawa diucapkan dha ().[1] Perbedaan juga terlihat dari penyederhanaan vokal /o/ menjadi tanda baca tarung ((18px)),[1] dan bentuk huruf nya yang berbeda (ꦤ꧀ꦚ). Huruf ini dibangun dari huruf na yang diberi pasangan nya.[2]

Contoh penggunaan Aksara Jawa dalam bahasa Sunda[1]
Latin Cacarakan Sunda Sunda Baku
Deduga peryoga, ngaliarkeun taleus ateul, anjeunna handap lanyap.
ꦝꦼꦝꦸꦒꦥꦼꦂꦪꦴꦒ꧈ꦔꦭꦶꦪꦂꦏꦼꦴꦤ꧀ꦠꦊꦴꦱ꧀ꦲ꦳ꦠꦼꦴꦭ꧀‌ ꦄꦤ꧀ꦗꦼꦴꦤ꧀ꦤꦲꦤ꧀ꦝꦥ꧀ꦭꦤ꧀ꦚꦥ꧀꧈
ᮓᮨᮓᮥᮌ ᮕᮨᮁᮚᮧᮌ, ᮍᮜᮤᮃᮁᮊᮩᮔ᮪ ᮒᮜᮩᮞ᮪ ᮒᮩᮜ᮪, ᮃᮔ᮪ᮏᮩᮔ᮪ᮔ ᮠᮔ᮪ᮓᮕ᮪ ᮜᮕ᮪.

Cacarakan Sunda ini dipakai selama kurang lebih 300 tahun setelah keluarnya ultimatum dari VOC pada tanggal 3 November 1705 yang mewajibkan penggunaan aksara Jawa, abjad Pegon, dan alfabet Latin untuk menuliskan bahasa Jawa dan Sunda. Sebagai akibatnya, aksara Sunda kuno dan Rikasara Cirebon punah karena sudah tidak lagi digunakan untuk menulis dalam bahasa Sunda. Saat ini, bahasa Sunda sudah menggunakan aksara baru yang diberi nama aksara Sunda baku, menggantikan Cacarakan. Hanya sebagian kecil daerah di Jawa Barat masih mempertahankan Cacarakan untuk menulis bahasa Sunda.[3][4]

Bahasa Madura

Aksara Jawa juga digunakan untuk menulis bahasa Madura. Dikenal dengan nama Akṣara Maḍurâ (ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦩꦝꦸꦫ),[5] aksara ini diperkirakan mulai masuk ke Pulau Madura pada awal abad ke-13 akibat pengaruh dari keraton-keraton Jawa.[6] Secara garis besar, aksara Jawa yang digunakan untuk menulis bahasa Madura memiliki sedikit perbedaan dengan aksara Jawa pada umumnya. Perbedaan terletak pada penamaan aksara.[6]

Akṣara Maḍurâ
Aksara Wyanjana
Transkripsi a na ca ra ka
dhâ
ta sa wa
la
pa ḍâ
ḍhâ

jhâ
ya
nya ma
ghâ

bhâ
tha nga
Akṣara Ghâjâng (18px) (18px) (18px) (18px) (18px) (18px) (18px) (18px) (18px) (18px) (18px) (18px) (18px) (18px) (18px) (18px) (18px) (18px) (18px) (18px)
Akṣara Raja (18px) (18px) (18px) (18px) (18px) (18px) (18px) (18px) (18px)
Aksara Sowara
a/â i u é/è o
(18px) (18px) (18px) (18px) (18px)
Pangangguy Sowara
i u ê é/è o
(18px)
cethak
(18px)
soko
(18px)
petpet
(18px)
talèng/lenge
ꦺꦴ(18px)
talèng-talong/lenge-longo
Pangangguy Panyegek
-ng -'

(suara sentak)

-r
(18px)
cekcek
(18px)
bisat/wikayan/bikyan
(18px)
sajar
Pangangguy Panambah
-ra- -re- -ya-
ꦿ(18px)
cakkra/podor
(18px)
kerrot/perper
(18px)
pengkal/sokomalja
Virama
(18px)
papatèn/pengkon
Angka
Angka Arab 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
Angka Jawa
Nama (madura) ꦲꦺꦠ꧀ꦠꦺꦴꦁ ꦢꦸꦮꦃ ꦠꦼꦭ꧀ꦭꦺꦴꦃ ꦲꦼꦩ꧀ꦥꦃ ꦭꦺꦩ ꦲꦼꦤ꧀ꦤꦼꦩ꧀ ꦥꦺꦠ꧀ꦠꦺꦴ ꦧꦭ꧀ꦭꦸꦃ ꦱꦔ ꦲꦺꦤ꧀ꦤꦺꦴꦭ꧀
Nama (latin) èttong duwâ' tello' empa' lèma ennem pètto bâllu' sanga ennol

Contoh

Alfabet Latin Akṣara Maḍurâ
24 orèng sè ollè bhântowan berrâs. ꧋꧒꧔꧇ꦲꦺꦴꦫꦺꦁꦱꦺꦲꦺꦴꦭ꧀ꦭꦺꦧꦤ꧀ꦠꦺꦴꦮꦤ꧀ꦧꦼꦂꦫꦱ꧀꧈
Bhu Salama ngobângè 21 bighi' somangka. ꧋ꦧꦸꦯꦭꦩꦔꦺꦴꦧꦔꦺ꧇꧒꧑꧇ꦧꦶꦒꦶꦃꦱꦺꦴꦩꦁꦏ꧉
Pa' Salam ngobângè sampan 735. ꧋ꦥꦃꦯꦭꦩ꧀ꦔꦺꦴꦧꦔꦺꦱꦩ꧀ꦥꦤ꧀꧇꧗꧓꧕꧉

Fon

Perbandingan tampilan beberapa fon Jawa
꧋ꦱꦧꦼꦤ꧀ꦮꦺꦴꦁꦏꦭꦲꦶꦂꦫꦏ꧀ꦏꦺꦏꦤ꧀ꦛꦶꦩꦂꦢꦶꦏꦭꦤ꧀ꦢꦂꦧꦺꦩꦂꦠꦧꦠ꧀ꦭꦤ꧀ꦲꦏ꧀ꦲꦏ꧀ꦏꦁꦥꦝ꧉
Hanacaraka/Pallawa, oleh Teguh Budi Sayoga
JG Aksara Jawa, oleh Jason Glavy
Tuladha Jejeg, oleh R.S. Wihananto
Aturra, oleh Aditya Bayu Perdana
Adjisaka, oleh Sudarto HS/Ki Demang Sokowanten
Noto Sans Javanese, oleh Google Inc.
Djoharuddin, oleh Aditya Bayu Perdana[a]
Papan nama Jalan Malioboro yang menggunakan fon aksara Jawa "Hanacaraka" karya Teguh Budi Sayoga, berstatus sebagai fon resmi yang digunakan dalam penulisan papan nama jalan di Yogyakarta.

Pada tahun 2013, terdapat sejumlah fon pendukung aksara Jawa yang beredar luas: Hanacaraka/Pallawa oleh Teguh Budi Sayoga,[7] Adjisaka oleh Sudarto HS/Ki Demang Sokowanten,[8] JG Aksara Jawa oleh Jason Glavy,[9] Carakan Anyar oleh Pavkar Dukunov,[10] dan Tuladha Jejeg oleh R.S. Wihananto,[11] yang berbasiskan teknologi Graphite (SIL). Fon lain yang edaran terbatas termasuk Surakarta yang dibuat oleh Matthew Arciniega pada 1992 untuk screen fon Mac,[12] dan Tjarakan yang dikembangkan AGFA Monotype sekitar tahun 2000.[13] Terdapat juga fon berbasis symbol bernama Aturra yang dikembangkan Aditya Bayu Perdana sejak 2012–2013.[14] Pada tahun 2014, Google memperkenalkan Noto Sans Javanese sebagai bagian dari seri fon Noto untuk mendukung semua bahasa di dunia.[15]

Karena kompleksitas aksara Jawa, banyak fon aksara Jawa menggunakan metode input non-konvensional dibanding aksara Brahmi lain, dan memiliki sejumlah masalah. Semisal, penggunaan JG Aksara Jawa dapat menimbulkan konflik dengan tulisan lain karena fon tersebut menggunakan kode berbagai tulisan selain Jawa.[16]

Secara teknis, dapat dikatakan bahwa fon Tuladha Jejeg adalah yang paling lengkap. Fon tersebut mampu menampilkan bentuk kompleks dan mendukung semua karakter Jawa dengan basis Unicode. Hal ini dicapai dengan penggunaan teknologi Graphite SIL. Namun karena tidak banyak tulisan yang butuh dukungan sekompleks Jawa, penggunaan terbatas pada program yang mendukung Graphite, seperti peramban web Firefox dan klien surel Thunderbird. Fon ini juga digunakan untuk tampilan aksara Jawa di situs-situs web Wikimedia Foundation, seperti situs web Wikipedia.[2]

  1. ^ a b c Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama tolong
  2. ^ a b Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama TJ
  3. ^ Rosyadi (1997). Pelestarian dan usaha pengembangan aksara daerah Sunda. Proyek Pengkajian dan Pembinaan Nilai-Nilai Budaya Jawa Barat, Departemen Pendidikan dan Kebudayan Republik Indonesia. 
  4. ^ Sisi senyap politik bising. Budi Susanto, A., 1952-. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. 2007. ISBN 9789792116588. OCLC 262737609. 
  5. ^ "Terjemahan Bahasa Madura". terjemahan.madura.web.id. Diakses tanggal 2020-02-22. 
  6. ^ a b Rochkyatmo, Amir (1996-01-01). Pelestarian dan Modernisasi Aksara Daerah: Perkembangan Metode dan Teknis Menulis Aksara Jawa. Direktorat Jenderal Kebudayaan. 
  7. ^ Teguh Budi Sayoga (September 2004). "Hanacaraka". Diakses tanggal 9 November 2013. 
  8. ^ Ki Demang Sokowanten (1 November 2009). "Adjisaka". Diakses tanggal 9 November 2013. 
  9. ^ Jason Glavy (16 December 2006). "JG Aksara Jawa". Diakses tanggal 9 November 2013. 
  10. ^ Pavkar Dukunov (Nov 25, 2011). "Carakan Anyar". Hanang Hundarko. Diakses tanggal 9 November 2013. 
  11. ^ R.S. Wihananto. "Tuladha Jejeg, Javanese Unicode font". Diakses tanggal 9 November 2013. 
  12. ^ Matthew Arciniega's page
  13. ^ AGFA Monotype: Javanese. Glyph repertoire
  14. ^ Aditya Bayu Perdana (1 September 2013). "Aturra, font for Javanese". Diakses tanggal 9 November 2013. 
  15. ^ "googlefonts/noto-fonts". GitHub (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-22. 
  16. ^ Pitulung: Aksara Jawa


Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag <ref> untuk kelompok bernama "lower-alpha", tapi tidak ditemukan tag <references group="lower-alpha"/> yang berkaitan