Berjalan jongkok: Perbedaan antara revisi
Tampilan
Konten dihapus Konten ditambahkan
Pinerineks (bicara | kontrib) k Menambah Kategori:Gestur menggunakan HotCat |
Pinerineks (bicara | kontrib) |
||
Baris 12: | Baris 12: | ||
== Catatan kaki == |
== Catatan kaki == |
||
<references /> |
<references /> |
||
{{gestur}} |
|||
[[Kategori:Gestur]] |
[[Kategori:Gestur]] |
Revisi per 31 Desember 2021 03.29
Berjalan jongkok (bahasa Jawa mlaku ndhodhok atau laku ndhodhok; Cacarakan ꦩ꧀ꦭꦏꦸꦣꦺꦴꦢꦺꦴꦏ꧀) adalah cara berjalan dengan posisi jongkok untuk memperlihatkan rasa hormat dalam kebudayaan Jawa.[1][2] Jalan jongkok dilakukan oleh seseorang yang dianggap lebih rendah derajatnya di hadapan orang yang dianggap lebih tinggi derajatnya. Abdi dalem dalam keraton Yogyakarta masih melakukan tradisi ini.[3]
Budaya populer
- Beberapa adegan dalam film Kartini menggambarkan budaya laku ndhodhok. Misalnya, Kartini harus berjalan jongkok ketika hendak menghadap ayahnya.[4]
- Beberapa adegan dalam film Bumi Manusia menggambarkan budaya laku ndhodhok. Misalnya, Minke disuruh berjalan jongkok ketika memasuki pendapa.[5]
Lihat juga
Catatan kaki
- ^ "KRATON WEDDING: Mau Jadi Mantu Sultan? Nyantri Dulu | Kabar24". Bisnis.com. Diakses tanggal 2019-11-23.
- ^ "Demi Merapi, Pengganti Mbah Maridjan Jalan Jongkok Dua Minggu". Tempo (dalam bahasa Inggris). 2011-04-04. Diakses tanggal 2019-11-23.
- ^ Media, Kompas Cyber. "Tradisi Minum Teh di Praja Mangkunegaran yang Penuh Makna Halaman all". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2019-11-23.
- ^ "Review: Four perspectives on Hanung Bramantyo's Kartini". Inside Indonesia (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-11-23.
- ^ "Bumi Manusia Rasa Milenial". Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-11-23.