Lompat ke isi

S: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Wijdan manar iaitu pangeran kesultanan banten beliau anak dari pangeran erma suriadarma dan ratu yetty fariaty
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
wijdan manar
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 23: Baris 23:
== Sejarah ==
== Sejarah ==
{{Sejarah huruf
{{Sejarah huruf
|protosemit = šimš | huruf protosemit = Proto-semiticS-01.png
|protosemit = | huruf protosemit = Proto-semiticS-01.png
|fenisia = shin | huruf fenisia = Phoenician sin.svg|size f = 60px
|fenisia = | huruf fenisia = |size f =
| etruska = S | huruf etruska = EtruscanS-01.png
| etruska = | huruf etruska =
| yunani kuno = sigma | huruf yunani kuno = Greek Sigma normal.svg|size yk = 50px
| yunani kuno = | huruf yunani kuno = |size yk =
| yunani modern = sigma | huruf yunani modern = Σ Icon.svg |size ym = 40px
| yunani modern = | huruf yunani modern = |size ym =
| huruf yunani modern 2 = Greek lc stigma2.png|size ym 2 = 35px
| huruf yunani modern 2 = |size ym 2 =
| latin kuno = S | huruf latin kuno = Archaic S.svg |size lk = 55px
| latin kuno = | huruf latin kuno = |size lk =
| latin modern = S | huruf latin modern = Roman S.svg|size lm = 50px
| latin modern = | huruf latin modern = |size lm =
}}
}}


Sebelum abad 13, wilayah Banten adalah tempat yang sepi dari jalur perdagangan. Pasalnya, Selat Sunda dikala itu bukan termasuk jalur perdagangan. Laut Jawa lah yang memiliki peranan penting dalam jalur pelayaran dan perdagangan. Lalu, semenjak penyebaran Islam masuk di wilayah Jawa, Banten mulai agak berarti.
[[Syin (huruf)|Huruf Syin]] ("gigi") dari [[rumpun bahasa Semit]] pernah melambangkan [[frikatif|konsonan desis]] [[konsonan pascarongga-gigi|pascarongga-gigi]] nirsuara {{IPA|/ʃ/}} (seperti dalam kata ''sy''arat). Bentuk asalnya mungkin menggambarkan [[gigi]] atau [[buah dada]]. [[Bahasa Yunani]] tidak mengandung bunyi {{IPA|/ʃ/}} tersebut, maka [[Sigma|huruf sigma]] (Σ) digunakan untuk mewakili {{IPA|/s/}}. Nama "sigma" barangkali diambil dari huruf Semitik "Sâmek" (ikan; tulang belakang) dan bukan "Šîn". Dalam [[bahasa Etruska]] dan [[bahasa Latin|Latin]], nilai bunyi {{IPA|[s]}} ditetapkan, dan hanya dalam bahasa modernlah huruf ini dipakai untuk mewakili bunyi lain, seperti konsonan desis pascarongga-gigi nirsuara {{IPA|[ʃ]}} dalam [[bahasa Hongaria]] dan [[bahasa Jerman|Jerman]] (sebelum p, t), atau [[frikatif|konsonan desis]] [[konsonan rongga-gigi|rongga-gigi]] bersuara {{IPA|[z]}} dalam [[bahasa Inggris]] (''rise'', 'bangun'), [[bahasa Prancis|Prancis]] (''lisez'', 'baca') dan [[bahasa Jerman|Jerman]] (''lesen'', 'membaca').

Hingga awal abad ke 16, wilayah Banten masih beragama hindu dan masih menjadi bagian wilayah Pajajaran yang berpusat di Bogor. Bahkan, Kerajaan Pajajaran telah melakukan kesepakatan dengan Portugis.

Sehingga, Portugis bisa mendirikan wilayah dagang dan benteng di Sunda Kelapa. Pada tahun 1526, Sultan Trenggono menugaskan anaknya, Fattahilla untuk menaklukan wilayah Pajajaran sekaligus memperluas Kerajaan Demak.

Alhasil, pasukan Fatahilla berhasil merebut pelabuhan Sunda Kelapa pada tanggal 22 Juni 1527. Dari situlah, nama Sunda Kelapa diganti dengan Jayakarta yang berarti kota kemenangan. Hanya dalam waktu singkat, seluruh kawasan pantai utara dan Jawa Barat berhasil diduduki oleh Fatahilla sehingga agama islam bisa menyebar di wilayah Jawa Barat. Dari situlah, Fatahilla diberi gelar nama Sunan Gunung Jati.

Pada tahun 1552, ditunjuklah putra Sunan Gunung Jati sebagai penguasa Banten. Sedangkan, putra yang lainnya, yakni Pasarean ditunjuk sebagai raja di Cirebon. Jadi pada awalnya, Kerajaan Banten merupakan wilayah kekuasaan Demak. Namun setelah tahun 1552, Maulana Hassanudin melepaskan diri dari bayang-bayang Kerajaan Demak dan menjadi kerajaan yang mandiri.

=== '''Letak Kerajaan Banten''' ===
Secara geografis, Kerajaan Banten terletak di provinsi Banten. Wilayah kerajaan ini meliputi bagian barat Pulau Jawa, seluruh bagian Lampung dan sebagai wilayah di bagian selatan Jawa Barat. Hal ini yang menjadikan Kerajaan Banten sebagai penguasa jalur pelayaran dan perdagangan yang melewati Selat Sunda.

=== '''Silsilah Kerajaan Banten''' ===
Ada beberapa raja terkenal di Kerajaan Banten. Berikut ini beberapa daftar Raja yang pernah memerintah.

==== '''1. Sultan Hasanuddin''' ====
Sultan Hasanuddin merupakan raja pertama Kerajaan Banten dan anak dari Sunan Gunung Jati. Saat Kerajaan Demak terjadi perebutan kekuasaan, wilayah Cirebon dan Banten berusaha melepaskan diri. Hingga akhirnya, Kerajaan Banten menjadi kerajaan yang berdaulat. Sultan Hasanuddin sendiri berkuasa selama 18 tahun dari tahun 1552 – 1570 M.

Di bawah kepemimpinan Sultan Hasanuddin, Kerajaan Banten berhasil menaklukan wilayah Lampung yang memiliki banyak hasil rempah – rempah. Terlebih lagi, Selat Sunda yang menjadi jalur pelayaran dan perdagangan terkenal. Selama kepemimpinannya juga, Bandar Banter berhasil menjadi bandar yang ramai dikunjungi oleh para saudagar dari Gujarat, Venesia dan Persia.

Sultan Hasanuddin wafat pada tahun 1570 M. Kepenguasan Kerajaan Banten kemudian digantikan oleh anaknya Maulana Yusuf.

==== '''2. Maulana Yusuf''' ====
Raja kedua Kerajaan Banten adalah Maulana Yusuf yang berkuasa dari tahun 1570 hingga 1580. Selama kepemimpinannya, Kerajaan Banten berhasil menundukan Kerajaan Pajajaran yang berada di Pakuan.

Bahkan, beliau berhasil menurunkan Prabu Sedah yang merupakan raja Kerajaan Pajajaran. Hal ini yang menyebabkan banyak rakyat Pajajaran yang mengungsi ke gunung. Keturunan rakyat Pajajaran kala itu masih bisa kita lihat sebagai suku badui.

==== '''3. Maulana Muhammad''' ====
Setelah wafatnya Sultan Maulana Yusuf, tahta Kerajaan Banten diduduki oleh anaknya, yakni Sultan Maulana Muhammad. Namun, saat beliau naik tahta masih dalam usia belia, yakni 9 tahun. Sehingga tahta kerajaan dipegang oleh Mangkubumu Jayanegara hingga beliau berusia cukup dewasa, yakni 16 tahun.

Saat pemerintahan Sultan Maulana Muhammad, Kerajaan Banten menggempur kesultanan Palembang yang didirikan oleh Ki Gendeng Sure. Ki Gendeng Sure sendiri masih keturunan kesultanan Demak sehingga Kerajaan Banten yang juga merupakan keturunan Demak

==== '''4. Pangeran Ratu''' ====
Pangeran Ratu atau dikenal dengan Abdul Mufakhir merupakan raja ke empat dan pengganti Sultan Maulana Muhammad. Pada saat tahta beliau masih berusia 5 bulan, sehingga kepemerintahan dibantu oleh Mangkubumi Ranamanggela. Pada pemerintahan Pangeran Ratu inilah bangsa Belanda yang dipimpin oleh Cornelius de Houtman pertama kali mendarat di Banten pada tanggal 22 Juni 1596.

==== '''5. Sultan Ageng Tirtayasa''' ====
Sepeninggalnya, Pangeran Ratu, Kerajaan Banten diduduki oleh anaknya, Sultan Ageng Tirtayasa. Dalam masa pemerintahan beliau inilah, Kerajaan Banten mengalami kemajuan yang pesat. Bahkan, Kerajaan Banten menjalin hubungan dengan negara luar, seperti Moghul dan Turki. Walaupun begitu, beliau tidak mau bekerja sama dengan Belanda.

==== '''6. Sultan Abdul Nasar''' ====
Raja terakhir Kerajaan Banten adalah Sultan Abdul Nasar. Selama masa pemerintahan, beliau masih bersikukuh tidak mau bekerja sama dengan Belanda. Sayangnya, kekuasaan Belanda semakin kuat. Alhasil, Kerajaan Banten menjadi runtuh.

=== '''Masa Keruntuhan Kerajaan Banten''' ===
Masa kemunduran Kerajaan Banten terjadi saat pemerintahan Sultan Ageng yang mengalami perselisihan dengan anaknya, Sultan Haji atas perebutan kekuasan. Hal ini yang mulai dimanfaatkan oleh VOC. VOC lebih memihak pada Sultan Haji. Sehingga Sultan Ageng harus pergi ke arah pedalaman Sunda bersama kedua anaknya, Pangeran Purbaya dan Syekh Yusuf.

Tetapi, pada tahun 1963, Sultan Ageng berhasil ditangkap dan dipenjara di Batavia. Dilanjutkan dengan Syekh Yusuf pada 14 Desember dan Pangeran Purbaya yang menyerahkan diri. Atas kemenangannya, Sultan Haji menghadiahkan wilayah Lampung kepada VOC.

Setelah wafatnya, Sultan Haji, Banten sepenuhnya dikuasai oleh Hindia Belanda. Sehingga pengangkatan Sultan harus mendapat persetujuan Gubenur Jendral Hindia Belanda.

Akhirnya, Sultan Abu Fadhl Muhammad Yahya dipilih sebagai pengganti Sultan Haji. Kemudian digantikan oleh Sultan Abdul Mahasin Muhammad Zainal Abidin. Penyerang Banten terjadi saat pemerintahan Sultan Muhammad bin Muhammad Muhyiddin Zainussalihin.

Penyerang tersebut terjadi karena Sultan menolak memindahkan ibukota Banten ke Anyer. Hingga tahun 1813, Kerajaan Banten runtuh dan dipegang oleh Inggris.

Sultan sekarang dipimpin oleh = dadi fariadi mempunyai 3 anak

- yetty fariaty =wijdan manar

emi ferawati = dinda gladys canakya

mety hadiaty = fatian al ayubi nur rohman


{|class="wikitable" style="float:right;"
|- bgcolor="#eeeeee"
! S normal
! S panjang
! S tajam {{br}}(''Ess-tsett'')
|- bgcolor="#ffffff" align="center"
| [[Berkas:LetterS.svg|60px|link=]]
| [[Berkas:S long avec empattement.svg|75px|link=]]
| [[Berkas:S-sharp-s-Lucida-Sans.svg|60px|link=]]
|}
Pada masa dahulu, suatu bentuk alternatif bagi ''s'', yaitu ſ ([[s panjang|''s'' panjang]]), digunakan pada permulaan atau pertengahan kata dalam bahasa-bahasa Eropa tertentu; bentuk terkininya, ''s'' spendek, digunakan pada akhir perkataan. Contonhya, ''sinfulness'' ("penuh dosa") ditulis ''ſinfulneſs'' menggunakan ''s'' panjang itu. Penggunaan ''long s'' merosot menjelang awal [[abad ke-19]], untuk mengurangi kekeliruan dengan huruf ''[[f]]'' kecil. [[Ligatur]] "ſs" (atau "ſz") dalam [[bahasa Jerman]] menjadi ''[[ess-tsett]]'' ( ß ).


== Penggunaan ==
== Penggunaan ==

Revisi per 9 Juli 2020 06.24

Wijdan manar iaitu pangeran yang berkuasa dari tahun 2014 - kini , beliau umur 13 tahun , ayahanda nya bernama pangeran erma suriadarma, ibunya bernama ratu yetty fariaty . beliau seorang pangeran dan sekaligus tokoh masyarakat .

penobatan = 2, juli ,2014

Istana = keraton surosowan

umur =13 tahun

tanggal lahir = 08,agustus,2006

warga negara = indonesia [1]

kakek = sultan dadi fariadi ( ibu ) - muhamad suhari ( bapak)

nenek = juhariyah ( ibu ) - bu hj.encuk ( bapak )

Sekolah = smp islam tirtayasa


Sejarah

Sebelum abad 13, wilayah Banten adalah tempat yang sepi dari jalur perdagangan. Pasalnya, Selat Sunda dikala itu bukan termasuk jalur perdagangan. Laut Jawa lah yang memiliki peranan penting dalam jalur pelayaran dan perdagangan. Lalu, semenjak penyebaran Islam masuk di wilayah Jawa, Banten mulai agak berarti.

Hingga awal abad ke 16, wilayah Banten masih beragama hindu dan masih menjadi bagian wilayah Pajajaran yang berpusat di Bogor. Bahkan, Kerajaan Pajajaran telah melakukan kesepakatan dengan Portugis.

Sehingga, Portugis bisa mendirikan wilayah dagang dan benteng di Sunda Kelapa. Pada tahun 1526, Sultan Trenggono menugaskan anaknya, Fattahilla untuk menaklukan wilayah Pajajaran sekaligus memperluas Kerajaan Demak.

Alhasil, pasukan Fatahilla berhasil merebut pelabuhan Sunda Kelapa pada tanggal 22 Juni 1527. Dari situlah, nama Sunda Kelapa diganti dengan Jayakarta yang berarti kota kemenangan. Hanya dalam waktu singkat, seluruh kawasan pantai utara dan Jawa Barat berhasil diduduki oleh Fatahilla sehingga agama islam bisa menyebar di wilayah Jawa Barat. Dari situlah, Fatahilla diberi gelar nama Sunan Gunung Jati.

Pada tahun 1552, ditunjuklah putra Sunan Gunung Jati sebagai penguasa Banten. Sedangkan, putra yang lainnya, yakni Pasarean ditunjuk sebagai raja di Cirebon. Jadi pada awalnya, Kerajaan Banten merupakan wilayah kekuasaan Demak. Namun setelah tahun 1552, Maulana Hassanudin melepaskan diri dari bayang-bayang Kerajaan Demak dan menjadi kerajaan yang mandiri.

Letak Kerajaan Banten

Secara geografis, Kerajaan Banten terletak di provinsi Banten. Wilayah kerajaan ini meliputi bagian barat Pulau Jawa, seluruh bagian Lampung dan sebagai wilayah di bagian selatan Jawa Barat. Hal ini yang menjadikan Kerajaan Banten sebagai penguasa jalur pelayaran dan perdagangan yang melewati Selat Sunda.

Silsilah Kerajaan Banten

Ada beberapa raja terkenal di Kerajaan Banten. Berikut ini beberapa daftar Raja yang pernah memerintah.

1. Sultan Hasanuddin

Sultan Hasanuddin merupakan raja pertama Kerajaan Banten dan anak dari Sunan Gunung Jati. Saat Kerajaan Demak terjadi perebutan kekuasaan, wilayah Cirebon dan Banten berusaha melepaskan diri. Hingga akhirnya, Kerajaan Banten menjadi kerajaan yang berdaulat. Sultan Hasanuddin sendiri berkuasa selama 18 tahun dari tahun 1552 – 1570 M.

Di bawah kepemimpinan Sultan Hasanuddin, Kerajaan Banten berhasil menaklukan wilayah Lampung yang memiliki banyak hasil rempah – rempah. Terlebih lagi, Selat Sunda yang menjadi jalur pelayaran dan perdagangan terkenal. Selama kepemimpinannya juga, Bandar Banter berhasil menjadi bandar yang ramai dikunjungi oleh para saudagar dari Gujarat, Venesia dan Persia.

Sultan Hasanuddin wafat pada tahun 1570 M. Kepenguasan Kerajaan Banten kemudian digantikan oleh anaknya Maulana Yusuf.

2. Maulana Yusuf

Raja kedua Kerajaan Banten adalah Maulana Yusuf yang berkuasa dari tahun 1570 hingga 1580. Selama kepemimpinannya, Kerajaan Banten berhasil menundukan Kerajaan Pajajaran yang berada di Pakuan.

Bahkan, beliau berhasil menurunkan Prabu Sedah yang merupakan raja Kerajaan Pajajaran. Hal ini yang menyebabkan banyak rakyat Pajajaran yang mengungsi ke gunung. Keturunan rakyat Pajajaran kala itu masih bisa kita lihat sebagai suku badui.

3. Maulana Muhammad

Setelah wafatnya Sultan Maulana Yusuf, tahta Kerajaan Banten diduduki oleh anaknya, yakni Sultan Maulana Muhammad. Namun, saat beliau naik tahta masih dalam usia belia, yakni 9 tahun. Sehingga tahta kerajaan dipegang oleh Mangkubumu Jayanegara hingga beliau berusia cukup dewasa, yakni 16 tahun.

Saat pemerintahan Sultan Maulana Muhammad, Kerajaan Banten menggempur kesultanan Palembang yang didirikan oleh Ki Gendeng Sure. Ki Gendeng Sure sendiri masih keturunan kesultanan Demak sehingga Kerajaan Banten yang juga merupakan keturunan Demak

4. Pangeran Ratu

Pangeran Ratu atau dikenal dengan Abdul Mufakhir merupakan raja ke empat dan pengganti Sultan Maulana Muhammad. Pada saat tahta beliau masih berusia 5 bulan, sehingga kepemerintahan dibantu oleh Mangkubumi Ranamanggela. Pada pemerintahan Pangeran Ratu inilah bangsa Belanda yang dipimpin oleh Cornelius de Houtman pertama kali mendarat di Banten pada tanggal 22 Juni 1596.

5. Sultan Ageng Tirtayasa

Sepeninggalnya, Pangeran Ratu, Kerajaan Banten diduduki oleh anaknya, Sultan Ageng Tirtayasa. Dalam masa pemerintahan beliau inilah, Kerajaan Banten mengalami kemajuan yang pesat. Bahkan, Kerajaan Banten menjalin hubungan dengan negara luar, seperti Moghul dan Turki. Walaupun begitu, beliau tidak mau bekerja sama dengan Belanda.

6. Sultan Abdul Nasar

Raja terakhir Kerajaan Banten adalah Sultan Abdul Nasar. Selama masa pemerintahan, beliau masih bersikukuh tidak mau bekerja sama dengan Belanda. Sayangnya, kekuasaan Belanda semakin kuat. Alhasil, Kerajaan Banten menjadi runtuh.

Masa Keruntuhan Kerajaan Banten

Masa kemunduran Kerajaan Banten terjadi saat pemerintahan Sultan Ageng yang mengalami perselisihan dengan anaknya, Sultan Haji atas perebutan kekuasan. Hal ini yang mulai dimanfaatkan oleh VOC. VOC lebih memihak pada Sultan Haji. Sehingga Sultan Ageng harus pergi ke arah pedalaman Sunda bersama kedua anaknya, Pangeran Purbaya dan Syekh Yusuf.

Tetapi, pada tahun 1963, Sultan Ageng berhasil ditangkap dan dipenjara di Batavia. Dilanjutkan dengan Syekh Yusuf pada 14 Desember dan Pangeran Purbaya yang menyerahkan diri. Atas kemenangannya, Sultan Haji menghadiahkan wilayah Lampung kepada VOC.

Setelah wafatnya, Sultan Haji, Banten sepenuhnya dikuasai oleh Hindia Belanda. Sehingga pengangkatan Sultan harus mendapat persetujuan Gubenur Jendral Hindia Belanda.

Akhirnya, Sultan Abu Fadhl Muhammad Yahya dipilih sebagai pengganti Sultan Haji. Kemudian digantikan oleh Sultan Abdul Mahasin Muhammad Zainal Abidin. Penyerang Banten terjadi saat pemerintahan Sultan Muhammad bin Muhammad Muhyiddin Zainussalihin.

Penyerang tersebut terjadi karena Sultan menolak memindahkan ibukota Banten ke Anyer. Hingga tahun 1813, Kerajaan Banten runtuh dan dipegang oleh Inggris.

Sultan sekarang dipimpin oleh = dadi fariadi mempunyai 3 anak

- yetty fariaty =wijdan manar

emi ferawati = dinda gladys canakya

mety hadiaty = fatian al ayubi nur rohman


Penggunaan

Dalam kebanyakan bahasa yang memakai alfabet Latin, serta juga Alfabet Fonetik Internasional, huruf s mewakili konsonan desis rongga-gigi nirsuara, kecuali bahasa Vietnam dan bahasa Hongaria. Di sana S melambangkan konsonan desis pascarongga-gigi nirsuara /ʃ/, seperti dwihuruf "sy" pada kata "syarat." Bahasa-bahasa lain termasuk bahasa Inggris, Portugis dan Jerman mengandung kata-kata yang mana "s" mewakili bunyi /ʃ/ dan /z/.

Dalam ortografi bahasa Jerman, huruf ß digunakan sebagai pengganti ligatur "ss", mewakili bunyi [s] nirsuara. Dalam bahasa Jerman huruf itu disebut Eszett, dibaca ɛsˈtsɛt. Huruf itu digunakan untuk melambangkan bunyi [s] di antara dua vokal, misalnya beißen (dibaca baɪ̯sən, arti: 'menggigit'); küssen (dibaca kʏsən, arti: 'mencium').

Dalam beberapa bahasa, S juga digunakan untuk mewakili bunyi konsonan desis rongga-gigi bersuara ([z]), seperti dalam bahasa Yup'ik bila S ditulis di antara huruf hidup. Dalam bahasa Pinyin, bunyi /z/ tersebut menggunakan dwihuruf SS.

S juga digunakan sebagai lambang dalam ilmu pasti. Dalam ilmu kimia, S adalah simbol kimia untuk Sulfur (belerang). Dalam fisika, S digunakan sebagai simbol jarak. S juga merupakan singkatan dari unit waktu dalam sistem Satuan Internasional: sekon (detik).

Kode komputasi

Representasi alternatif huruf S
Alfabet fonetik NATO Kode Morse
Sierra ···
⠎
Bendera isyarat Semafor Braille
Titik kode Huruf besar
S
Huruf kecil
s
Unicode U+0053 U+0073
ASCII Desimal 83 115
Biner 01010011 01110011
EBCDIC 226 162

Lihat pula

  1. ^ Blair, Sheila S.; Bloom, Jonathan M. (2003). "Ali, Wijdan, Princess". Oxford Art Online. Oxford University Press.