Daoed Joesoef: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
k clean up |
||
Baris 52: | Baris 52: | ||
{{DEFAULTSORT:Joesoef, Daoed}} |
{{DEFAULTSORT:Joesoef, Daoed}} |
||
⚫ | |||
[[Kategori:Menteri Indonesia]] |
[[Kategori:Menteri Indonesia]] |
||
[[Kategori:Menteri Pendidikan Indonesia]] |
[[Kategori:Menteri Pendidikan Indonesia]] |
||
Baris 58: | Baris 57: | ||
[[Kategori:Alumni Universitas Indonesia]] |
[[Kategori:Alumni Universitas Indonesia]] |
||
[[Kategori:Tokoh Orde Baru]] |
[[Kategori:Tokoh Orde Baru]] |
||
⚫ |
Revisi per 29 Juli 2020 08.29
Daoed Joesoef | |
---|---|
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia Ke-17 | |
Masa jabatan 29 Maret 1978 – 19 Maret 1983 | |
Presiden | Soeharto |
Informasi pribadi | |
Lahir | Medan, Hindia Belanda | 8 Agustus 1926
Meninggal | 23 Januari 2018 Jakarta, Indonesia | (umur 91)
Suami/istri | Sri Sulastri |
Anak | Sri Sulaksmi Damayanti |
Sunting kotak info • L • B |
Dr. Daoed Joesoef (8 Agustus 1926 – 23 Januari 2018) adalah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia dari 1978 sampai 1983 dalam Kabinet Pembangunan III. Ia dilahirkan dari pasangan Moehammad Joesoef dan Siti Jasiah asal Jeron Beteng, Yogyakarta.[1] Dia menikah dengan Sri Sulastri dan dikaruniai seorang anak, Sri Sulaksmi Damayanti.
Daoed memperoleh gelar sarjana ekonomi dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (1959). Setelah itu ia meneruskan studinya ke Sorbonne, Prancis dan meraih dua gelar doktor, yakni Ilmu Keuangan Internasional dan Hubungan Internasional (1967) serta Ilmu Ekonomi (1973). Daoed Joesoef adalah salah seorang tokoh yang ikut mendirikan CSIS (Centre for Strategic and International Studies), sebuah tangki pemikir yang banyak dimanfaatkan sumbangannya oleh pemerintahan Orde Baru. Dalam kehidupan sehari-harinya, Daoed Joesoef mempunyai kegemaran melukis.
Kontroversi
Pada masa jabatannya sebagai menteri, Daoed Joesoef terkenal karena kebijakanya memperkenalkan NKK/BKK (Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kemahasiswaan) yang intinya dimaksudkan untuk membersihkan kampus dari kegiatan-kegiatan berpolitik. Menurut Joesoef, kegiatan politik hanya boleh dilakukan di luar kampus, sementara tugas utama mahasiswa adalah belajar. Dengan kebijakannya ini, Joesoef menghapuskan Dewan Mahasiswa di universitas-universitas di seluruh Indonesia dan praktis melumpuhkan kegiatan politik mahasiswa.
Joesoef juga terkenal karena mengeluarkan keputusan yang melarang liburan pada masa bulan puasa.
Catatan kaki
Pranala luar
Jabatan politik | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Syarief Thayeb |
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan 1978–1983 |
Diteruskan oleh: Nugroho Notosusanto |