Lompat ke isi

Darsono: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Membalikkan revisi 17354686 oleh Danu Widjajanto (bicara)
Tag: Pembatalan Dikembalikan
k ←Suntingan 36.68.140.148 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Danu Widjajanto
Tag: Pengembalian
Baris 1: Baris 1:
'''Darsono (Raden Darsono Notosudirdjo)''' ({{lahirmati|Pati, Jawa Tengah|1|12|1897|Semarang, Jawa Tengah|31|12|1976}}<ref name=m370>McVey, p. 370.</ref><ref name=c4>Cahyono, p. 4.</ref>) adalah jurnalis dan editor [[Sinar Hindia]] (1921); propagandis [[Sarekat Islam]] (SI); anggota, kemudian menjadi ketua [[Partai Komunis Indonesia]] (1920-1925)<ref name=c4/>.
'''Darsono (Raden Darsono Notosudirdjo)''' ({{lahirmati|Pati, Jawa Tengah|1|12|1897|Semarang, Jawa Tengah|31|12|1976}}<ref name=m370>McVey, p. 370.</ref><ref name=c4>Cahyono, p. 4.</ref>) adalah jurnalis dan editor [[Sinar Hindia]] (1921); propagandis [[Sarekat Islam]] (SI); anggota, kemudian menjadi ketua [[Partai Komunis Indonesia]] (1920-1925)<ref name=c4/>.

Di Semarang Darsono mulai tertarik pada ide-ide sosialisme dan mulai berkenalan dengan dunia politik, ketika [https://koransulindo.com/darsono-dari-semarang-kembali-ke-semarang/ Darsono hadir dalam persidangan Sneevliet tahun 1917]. Darsono, segera terpikat dengan orang Belanda yang dianggapnya sangat memihak pribumi itu.


Pada mulanya, Darsono bersama rekan-rekannya ([[Semaun|Semaoen]] dan [[Alimin]]) adalah pengikut [[Oemar Said Tjokroaminoto|H.O.S Tjokroaminoto]]. Mereka adalah anggota SI ''afdeeling'' Surabaya sejak 1915<ref name=c4/>. Namun ide [[komunisme]] yang dibawa oleh [[Sneevliet]] ke [[Hindia Belanda]] menarik bagi Darsono dan kawan-kawannya.
Pada mulanya, Darsono bersama rekan-rekannya ([[Semaun|Semaoen]] dan [[Alimin]]) adalah pengikut [[Oemar Said Tjokroaminoto|H.O.S Tjokroaminoto]]. Mereka adalah anggota SI ''afdeeling'' Surabaya sejak 1915<ref name=c4/>. Namun ide [[komunisme]] yang dibawa oleh [[Sneevliet]] ke [[Hindia Belanda]] menarik bagi Darsono dan kawan-kawannya.
Baris 28: Baris 26:
* [https://search.socialhistory.org/Record/1093594 ''Double portrait Raden Darsono Notosudirdjo, Alam Darsono''], International Institute of Social History (Amsterdam)
* [https://search.socialhistory.org/Record/1093594 ''Double portrait Raden Darsono Notosudirdjo, Alam Darsono''], International Institute of Social History (Amsterdam)
* [https://search.socialhistory.org/Record/1093610 ''Darsono met zijn derde vrouw''], International Institute of Social History (Amsterdam), 1968
* [https://search.socialhistory.org/Record/1093610 ''Darsono met zijn derde vrouw''], International Institute of Social History (Amsterdam), 1968
* ''[https://koransulindo.com/darsono-dari-semarang-kembali-ke-semarang/ Darsono: Dari Semarang Kembali ke Semarang!]'', Koransulindo.com
<br>
<br>
{{base-stub
{{base-stub

Revisi per 6 Oktober 2020 18.54

Darsono (Raden Darsono Notosudirdjo) (1 Desember 1897 – 31 Desember 1976[1][2]) adalah jurnalis dan editor Sinar Hindia (1921); propagandis Sarekat Islam (SI); anggota, kemudian menjadi ketua Partai Komunis Indonesia (1920-1925)[2].

Pada mulanya, Darsono bersama rekan-rekannya (Semaoen dan Alimin) adalah pengikut H.O.S Tjokroaminoto. Mereka adalah anggota SI afdeeling Surabaya sejak 1915[2]. Namun ide komunisme yang dibawa oleh Sneevliet ke Hindia Belanda menarik bagi Darsono dan kawan-kawannya.

Setelah cukup dekat dengan Sneevliet, ketiganya memutuskan untuk pindah ke Semarang, tempat di mana Sneevliet mendirikan ISDV (yang kelak akan menjadi organisasi komunis pertama di wilayah Asia[3]). Di Semarang, Darsono dkk. menjadi pimpinan SI lokal. Karena sikap dan prinsip komunisme yang mereka anut, hal itu membuat renggang hubungan mereka dengan anggota SI lainnya[2].

Darsono pernah menulis artikel di Harian Sinar Hindia (5 Mei 1918) berjudul Giftige Waarheidspijlein (Panah Pengadilan Beracun)[4].Tulisan ini adalah sebuah kritik terhadap pemerintah kolonial dan kaum kapitalis yang tidak peduli dengan nasib kaum pribumi.

Referensi

  1. ^ McVey, p. 370.
  2. ^ a b c d Cahyono, p. 4.
  3. ^ Nugroho, p. 49.
  4. ^ Gie, p. 8.

Sumber

Pranala luar