Ngengat sutra: Perbedaan antara revisi
Astrom Geo (bicara | kontrib) Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 5: | Baris 5: | ||
'''Ngengat sutra''', '''ulat sutra''', atau '''sutera''' (''Bombyx mori'': "ulat [[murbei]]") adalah [[ngengat]] yang memiliki nilai ekonomi tinggi sebagai penghasil serat/benang [[sutra]]. Makanan ulat sutra hanyalah [[daun]] [[murbei]] (''Morus alba''). Ia berasal dari utara [[Tiongkok]]. |
'''Ngengat sutra''', '''ulat sutra''', atau '''sutera''' (''Bombyx mori'': "ulat [[murbei]]") adalah [[ngengat]] yang memiliki nilai ekonomi tinggi sebagai penghasil serat/benang [[sutra]]. Makanan ulat sutra hanyalah [[daun]] [[murbei]] (''Morus alba''). Ia berasal dari utara [[Tiongkok]]. |
||
Telur ngengat sutra membutuhkan waktu sekitar 10 hari untuk menetas. Ulatnya membentuk [[kepompong]] sutra mentah, yang setelah dipintal bisa menghasilkan benang sutra |
Telur ngengat sutra membutuhkan waktu sekitar 10 hari untuk menetas. Ulatnya membentuk [[kepompong]] sutra mentah, yang setelah dipintal bisa menghasilkan benang sutra / 300 hingga 900 [[meter]] per kepompong. [[Serat]]nya berdiameter sekitar 10 [[mikrometer]]. |
||
Sebagaimana umumnya larva/ulat, ulat sutra sangat rakus; makan sepanjang siang dan malam sehingga tumbuh dengan cepat. Apabila warna kepalanya sudah menjadi semakin gelap, ulat sutra akan segera berganti kulit/cangkang. Dalam hidupnya, ulat sutra mengalami empat kali ganti kulit, hingga berwarna kekuningan dan lebih ketat, yang menjadi tanda akan segera membungkus diri dengan kepompong. |
Sebagaimana umumnya larva/ulat, ulat sutra sangat rakus; makan sepanjang siang dan malam sehingga tumbuh dengan cepat. Apabila warna kepalanya sudah menjadi semakin gelap, ulat sutra akan segera berganti kulit/cangkang. Dalam hidupnya, ulat sutra mengalami empat kali ganti kulit, hingga berwarna kekuningan dan lebih ketat, yang menjadi tanda akan segera membungkus diri dengan kepompong. |
Revisi per 14 Maret 2021 13.46
Ngengat sutra
| |
---|---|
Bombyx mori | |
Taksonomi | |
Kerajaan | Animalia |
Filum | Arthropoda |
Kelas | Insecta |
Ordo | Lepidoptera |
Famili | Bombycidae |
Genus | Bombyx |
Spesies | Bombyx mori L. f., 1758 |
Ngengat sutra, ulat sutra, atau sutera (Bombyx mori: "ulat murbei") adalah ngengat yang memiliki nilai ekonomi tinggi sebagai penghasil serat/benang sutra. Makanan ulat sutra hanyalah daun murbei (Morus alba). Ia berasal dari utara Tiongkok.
Telur ngengat sutra membutuhkan waktu sekitar 10 hari untuk menetas. Ulatnya membentuk kepompong sutra mentah, yang setelah dipintal bisa menghasilkan benang sutra / 300 hingga 900 meter per kepompong. Seratnya berdiameter sekitar 10 mikrometer.
Sebagaimana umumnya larva/ulat, ulat sutra sangat rakus; makan sepanjang siang dan malam sehingga tumbuh dengan cepat. Apabila warna kepalanya sudah menjadi semakin gelap, ulat sutra akan segera berganti kulit/cangkang. Dalam hidupnya, ulat sutra mengalami empat kali ganti kulit, hingga berwarna kekuningan dan lebih ketat, yang menjadi tanda akan segera membungkus diri dengan kepompong.
Sebelum ulat sutra menjadi matang dan keluar dari kepompongnya (kepompong digigiti hingga rusak dan tidak bernilai ekonomi), kepompong tersebut kemudian direbus untuk membunuh ulat sutra dan memudahkan penguraian seratnya. Adapun ngengat dewasa yang dipelihara untuk bibit ulat sutra tidak bisa terbang.
Karena sejarahnya yang panjang dan nilai ekonominya yang tinggi, genom ulat sutra menjadi salah satu objek penelitian ilmiah.[butuh rujukan]
Sejarah
Di Tiongkok kuno, terdapat legenda bahwa sutra yang didapati dari ulat sutra dilihat oleh Ratu Xi Ling-Shi (Hanzi: 嫘祖, pinyin: Léi Zǔ). Ia sedang bertamasya ketika ia melihat kepompong ulat sutra. Lalu digunakanlah jarinya untuk menyentuhnya, dan menakjubkan, selembar benang terkeluar! Apabila semakin banyak keluar dan membaluti disekeliling jarinya, dia perlahan-lahan merasa panas. Apabila sutra itu habis, dia melihat kepompong kecil. Dengan serta merta, sang ratu menyadari bahwa kepompong itu merupakan sumber sutra. Dia lalu bercerita kepada semua orang dan hal ini menjadi dikenal secara luas. Selain legenda ini, terdapat banyak legenda lain mengenai ulat sutra.
Manfaat medis
Ulat sutra yang digunakan untuk pengobatan tradisional Tiongkok adalah "Bombyx batryticatus" atau "ulat sutra kaku" (Hanzi sederhana:僵蚕, tradisional: 僵蠶 pinyin: āngcán). Ia adalah larva kering 4–5th yang mati akibat penyakit muskadin putih disebabkan oleh jamur Beauveria bassiana, dimanfaatkan untuk mengobati masuk angin, mencairkan dahak dan meringankan kejang-kejang.
Makanan
Ulat sutra dikonsumsi di sejumlah kebudayaan. Di Korea, ulat sutra yang direbus serta dibumbui merupakan makanan ringan yang populer dan dikenal sebagai beondegi (번데기) . Di Tiongkok, sejumlah pedagang jalanan menjual ulat sutra yang dipanggang