Lompat ke isi

Sesajen: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Sesajen.jpeg|jmpl|Sebuah contoh sesajen sederhana pada upacara hari pertama mengayun bayi dalam masyarakat [[Suku Sunda]] [[Dayeuhluhur]]]]
[[Berkas:Sesajen.jpeg|jmpl|Sebuah contoh sesajen sederhana pada upacara hari pertama mengayun bayi dalam [[Suku Sunda|masyarakat Sunda]] di [[Dayeuhluhur]]]]
'''Sesaji''', '''sesajen''', '''sajian''', atau '''sajen''' adalah sarana komunikasi masyarakat dalam upacara tradisi yang diselenggarakan kepada kekuatan tertinggi yang telah memberi kehidupan dan yang menjadi pusat harapan atas berbagai keinginan positif masyarakat{{sfn|Sholikhin|2010|p=49}}, serta sarana komunikasi kepada kekuatan-kekuatan gaib yang menurut pemahaman masyarakat telah melindungi mereka selama ini.
'''Sesaji''', '''sesajen''', '''sajian''', atau '''sajen''' adalah sarana komunikasi masyarakat dalam upacara tradisi yang diselenggarakan kepada kekuatan tertinggi yang telah memberi kehidupan dan yang menjadi pusat harapan atas berbagai keinginan positif masyarakat{{sfn|Sholikhin|2010|p=49}}, dan atau sarana komunikasi kepada kekuatan-kekuatan gaib yang menurut pemahaman masyarakat telah melindungi mereka selama ini.<ref name="KBBIDsajian">{{cite web|url=https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/{{urlencode:sajian|WIKI}}|title=Arti kata sajian|website=KBBI Daring|department=Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbud|access-date=18 November 2020}}</ref>


== Referensi ==
<ref name="KBBIDsajian">{{cite web|url=https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/{{urlencode:sajian|WIKI}}|title=Arti kata sajian|website=KBBI Daring|department=Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbud|access-date=18 November 2020}}</ref>
{{reflist}}


== Makna kata ==
== Daftar pustaka ==
* {{Cite book|last=Sholikhin|first=M.|date=2010|title=Ritual dan Tradisi Islam Jawa|publisher=Narasi|language=id|ref={{sfnref|Sholikhin|2010}}}}
Menurut filsafat sunda Sajen asal kata dari sesaji yang mengandung makna Sa-Aji-an atau kalimah yang disimbolkan dengan bahasa rupa bukan bahasa sastra, dimana didalamnya mengandung mantra atau kekuatan metafsik atau supranatural.


Kata Sajen berasal dari kata Sa dan ajian,

- Sa bermakna Tunggal

- Aji bermakna Ajaran

- Sa bermakna Seuneu, bara atau Api (Aura-energi)

Bermakna Sa Ajian atau ajaran yang Tunggal atau menyembah kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sesajen mengisyaratkan bahwa keganasan atau kedinamisan alam, dapat diatasi atau ditangani dengan upaya menyatukan diri dengan Alam atau beserta alam, bukan dengan cara merusak atau menguasai alam. Ritual ini merupakan bentuk metafora atau Siloka penyatuan manusia dengan Alam. Kata Sa-ajian secara keseluruhan bermakna menyatukan keinginan (kahayang-kahyang) dengan keinginan alam atau beserta alam (menyatu dengan alam).

== Benda sesajen ==
Benda sesajen berbeda dengan benda untuk [[persembahan]], [[kurban]] atau [[tumbal]]. Sesajen hanya dibuat untuk kepentingan upacara adat skala kecil dengan tujuan yang berupa rutinitas adat dan memiliki "tujuan baik".{{cn}}

Benda sesajen biasanya hanya sederhana berupa rangkaian bunga dan daun yang berbau wangi seperti [[melati]] dan irisan daun [[pandan]], kemudian buah-buahan dan makanan jajanan pasar, yang kemudian diiringi pembakaran [[kemenyan]] sebagai pengantar kepada nenek moyang.{{cn}}

<!--
==Kontroversi==
Pada dasarnya masyarakat awam jarang yang bisa membedakan antara Persembahan, Tumbal, Kurban dan Sesajen,baik dari segi jenis barang, tujuan, dan nilai mistis atau philosophi dari praktik tersebut.
Persembahan sebenarya cendrung mengunakan barang kemas seperti [[emas]], [[perak]], atau uang dengan tujuan menunaikan suatu "Kewajiban" dari suatu keyakinan. Yang mengurusi suatu persembahan biasanya orang-orang yang memiliki urusan dengan kekuasaan.

Tumbal adalah cenderung mengunakan sesuatu makhluk yang "Bernyawa" dan darah dengan tujuan yang cenderung berbau mistis dan "Tujuan sesat", dan hal ini biasanya ditangani oleh seorang [[Dukun]].

Sementara itu Kurban adalah suatu pengorbanan berupa harta atau hewan ternak yang dilakukan demi suatu keyakinan keagamaan atau melakukan sebuah nazar, dengan penanganan biasanya oleh para tokoh agama.

Sedangkan sesajen umumnya berupa makanan sehari-hari dan wangi-wangian yang setiap barang yang disajikan memiliki makna atau simbol tertentu yang cenderung dengan "nilai positip", bahkan kadang merupakan bagian dari suatu [[kearifan lokal]], yang menangani hal sesajen biasanya adalah tokoh adat seperti [[Juru kunci]], atau [[Paraji]].
-->
== Referensi ==
{{reflist}}
{{Budaya-stub}}
{{Budaya-stub}}



Revisi per 18 November 2020 09.19

Sebuah contoh sesajen sederhana pada upacara hari pertama mengayun bayi dalam masyarakat Sunda di Dayeuhluhur

Sesaji, sesajen, sajian, atau sajen adalah sarana komunikasi masyarakat dalam upacara tradisi yang diselenggarakan kepada kekuatan tertinggi yang telah memberi kehidupan dan yang menjadi pusat harapan atas berbagai keinginan positif masyarakat[1], dan atau sarana komunikasi kepada kekuatan-kekuatan gaib yang menurut pemahaman masyarakat telah melindungi mereka selama ini.[2]

Referensi

  1. ^ Sholikhin 2010, hlm. 49.
  2. ^ "Arti kata sajian". Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbud. KBBI Daring. Diakses tanggal 18 November 2020. 

Daftar pustaka

  • Sholikhin, M. (2010). Ritual dan Tradisi Islam Jawa. Narasi.