Lompat ke isi

Insomnia: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Suntingan Riyanto2294 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Medelam
Tag: Pengembalian
Penambahan Konten
Tag: Dikembalikan VisualEditor-alih
Baris 14: Baris 14:
Banyak penderita insomnia tergantung pada [[obat tidur]] dan zat [[penenang]] lainnya untuk bisa beristirahat. Semua obat sedatif memiliki potensi untuk menyebabkan ketergantungan psikologis berupa anggapan bahwa mereka tidak dapat tidur tanpa obat tersebut.
Banyak penderita insomnia tergantung pada [[obat tidur]] dan zat [[penenang]] lainnya untuk bisa beristirahat. Semua obat sedatif memiliki potensi untuk menyebabkan ketergantungan psikologis berupa anggapan bahwa mereka tidak dapat tidur tanpa obat tersebut.


== Tipe Insomnia ==
[[Insomnia]] memiliki keritera atau jenis yang terbagi menjadi beberapa tipe, antara lain:
1. Insomnia Primer
Insomnia Primer adalah gangguan sulit tidur (asli) akibat kurangnya aktivitas, pola hidup yang buruk, dan faktor alami lainnya.<ref>{{cite web |url=https://tutorialike.com/2021/03/cara-mengatasi-insomnia.html|title=Insomnia Primer, Bagaimana Cara Mengatasinya|accessdate=23-03-2021|last= |first=13-03-2021|date=23 Maret 2021 |publisher=Tutorialike.com}} Insomnia jenis ini paling sering ditemui pada anak-anak, dapat terjadi karena keadaan tertentu atau situasi tertentu bukan karena kondisi medis.<ref>{{cite web|url=https://tutorialike.com/2021/03/cara-mengatasi-insomnia.html#Insomnia_itu_penyakit_seperti_apa|title=Insomnia Itu Penyakit Seperti Apa Lihat dan Kenali Jenis Insomnia|accessdate=23-03-2021 |last= |first=23-03-2021|date=23 Maret 2021 |publisher=Tutorialike.com}}

Insomnia Sekunder
Insomnia Sekunder adalah penyakit insomnia yang dapat bersifat akut dikarenakan latar belakang medis atau kondisi kesehatan tertentu penderita yang menyebabkannya harus kesulitan tidur.<ref>{{cite web|url=https://tutorialike.com/2021/03/cara-mengatasi-insomnia.html#Insomnia_itu_penyakit_seperti_apa|title=Insomnia Itu Penyakit Atau Hanya Gangguan Kesehatan Karena Kebiasaan|accessdate=23-03-2021 |last= |first=23-03-2021 |date=23 Maret 2021|publisher=Tutorialike}} Insomnia sekunder dapat disebabkan oleh pengaruh karena penyakit migran, asma, asam lambung (GERD), konsumsi obat-obatan tertentu, dan alkohol.<ref>{{cite news|url=https://tutorialike.com/2021/03/cara-mengatasi-insomnia.html|accessdate=23-03-2021| last= |first=21-03-2021|date=23 Maret 2021|publisher=Tutorialike}}
== Diagnosa ==
== Diagnosa ==
Spesialis tidur kedokteran memenuhi syarat untuk mendiagnosis berbagai gangguan tidur. Pasien dengan berbagai penyakit termasuk sindrom fase tidur tertunda sering salah didiagnosis sebagai Insomnia.
Spesialis tidur kedokteran memenuhi syarat untuk mendiagnosis berbagai gangguan tidur. Pasien dengan berbagai penyakit termasuk sindrom fase tidur tertunda sering salah didiagnosis sebagai Insomnia.

Revisi per 23 Maret 2021 06.19

Potensi komplikasi pada Insomania.[1]

Insomnia, juga dikenal sebagai sulit tidur, adalah gangguan tidur di mana orang sulit tidur.[2] Mereka mungkin mengalami kesulitan tidur, atau tetap tertidur selama yang diinginkan.[3][4] Insomnia biasanya diikuti oleh kantuk di siang hari, energi rendah, lekas marah, dan suasana hati yang depresi.[2] Ini dapat mengakibatkan peningkatan risiko tabrakan kendaraan bermotor, serta masalah fokus dalam belajar.[2] Insomnia bisa bersifat jangka pendek, berlangsung selama berhari-hari atau berminggu-minggu, atau jangka panjang, berlangsung lebih dari sebulan.[2] Gejala tersebut biasanya diikuti gangguan fungsional saat bangun.

Insomnia dapat terjadi tanpa ada keterlibatan dari masalah lain.[5] Keadaan yang dapat mengakibatkan insomnia termasuk stres psikologis, nyeri kronis, gagal jantung, hipertiroidisme, mulas, sindrom kaki gelisah, menopause, obat-obatan tertentu, dan obat-obatan seperti kafein, nikotin, dan alkohol.[5][6] Faktor risiko lain termasuk shift malam dan apnea tidur.[3] Diagnosis didasarkan pada kebiasaan tidur dan pemeriksaan untuk mencari penyebab yang mendasarinya.[7] Sebuah studi tidur dapat dilakukan untuk mencari gangguan tidur yang mendasarinya.[7] Diagnosis dapat dilakukan dengan dua pertanyaan: "apakah Anda mengalami kesulitan tidur?" dan "apakah Anda kesulitan tidur atau tetap tidur?"[3]

Kebersihan tidur dan perubahan gaya hidup biasanya merupakan pengobatan pertama untuk insomnia.[8][9] Kebersihan tidur termasuk waktu tidur yang konsisten, paparan sinar matahari, ruangan yang tenang dan gelap, dan olahraga teratur.[9] Terapi perilaku kognitif dapat ditambahkan untuk ini.[10][11] Walaupun obat tidur dapat membantu, mereka berhubungan dengan cedera, demensia, dan kecanduan.[8][10] Obat-obatan ini tidak dianjurkan untuk lebih dari empat atau lima minggu.[10] Efektivitas dan keamanan obat alternatif tidak jelas.[8][10]

Antara 10% dan 30% orang dewasa menderita insomnia pada titik waktu tertentu dan hingga setengahnya mengalami insomnia pada tahun tertentu.[3][6][12] Sekitar 6% orang mengalami insomnia bukan karena masalah lain dan berlangsung selama lebih dari sebulan.[3] Orang yang berusia di atas 65 tahun lebih sering terkena daripada orang yang lebih muda.[9] Wanita lebih sering terkena daripada pria.[6] Deskripsi menunjukkan bahwa insomnia telah terjadi sejak Yunani kuno.[13]

Insomnia sering disebabkan oleh adanya suatu penyakit atau akibat adanya permasalahan psikologis. Dalam hal ini, bantuan medis atau psikologis akan diperlukan. Salah satu terapi psikologis yang efektif menangani insomnia adalah terapi kognitif.[14] Dalam terapi tersebut, seorang pasien diajari untuk memperbaiki kebiasaan tidur dan menghilangkan asumsi yang kontra-produktif mengenai tidur.

Banyak penderita insomnia tergantung pada obat tidur dan zat penenang lainnya untuk bisa beristirahat. Semua obat sedatif memiliki potensi untuk menyebabkan ketergantungan psikologis berupa anggapan bahwa mereka tidak dapat tidur tanpa obat tersebut.

Tipe Insomnia

Insomnia memiliki keritera atau jenis yang terbagi menjadi beberapa tipe, antara lain: 1. Insomnia Primer Insomnia Primer adalah gangguan sulit tidur (asli) akibat kurangnya aktivitas, pola hidup yang buruk, dan faktor alami lainnya.Kesalahan pengutipan: Tag <ref> harus ditutup oleh </ref>

Pengobatan

Pengobatan insomnia tergantung kepada penyebab dan beratnya insomnia.

Orang tua yang mengalami perubahan tidur karena bertambahnya usia, biasanya tidak memerlukan pengobatan, karena perubahan tersebut adalah normal.

Penderita insomnia hendaknya tetap tenang dan santai beberapa jam sebelum waktu tidur tiba dan menciptakan suasana yang nyaman di kamar tidur; cahaya yang redup dan tidak berisik.

Jika penyebabnya adalah stres emosional, diberikan obat untuk mengurangi stres. Jika penyebabnya adalah depresi, diberikan obat anti-depresi.

Jika gangguan tidur berhubungan dengan aktivitas normal penderita dan penderita merasa sehat, bisa diberikan obat tidur untuk sementara waktu. Alternatif lain untuk mengatasi insomnia tanpa obat-obatan adalah dengan terapi hipnosis atau hipnoterapi.

Durasi tidur dan kematian

Sebuah survei dari 1,1 juta penduduk di Amerika yang dilakukan oleh American Cancer Society menemukan bahwa mereka yang dilaporkan tidur sekitar 7 jam setiap malam memiliki tingkat kematian terendah, sedangkan orang-orang yang tidur kurang dari 6 jam atau lebih dari 8 jam lebih tinggi tingkat kematiannya. Tidur selama 8,5 jam atau lebih setiap malam dapat meningkatkan angka kematian sebesar 15%. Insomnia kronis - tidur kurang dari 3,5 jam (wanita) dan 4,5 jam (laki-laki) juga dapat menyebabkan kenaikan sebesar 15% tingkat kematian. Setelah mengontrol durasi tidur dan insomnia, penggunaan pil tidur juga berkaitan dengan peningkatan angka kematian.

Referensi

  1. ^ Mayo Clinic > Insomnia > Complications By Mayo Clinic staff. Retrieved on May 5, 2009
  2. ^ a b c d "What Is Insomnia?". NHLBI. December 13, 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 July 2016. Diakses tanggal 9 August 2016. 
  3. ^ a b c d e Roth T (August 2007). "Insomnia: definition, prevalence, etiology, and consequences". Journal of Clinical Sleep Medicine. 3 (5 Suppl): S7–10. PMC 1978319alt=Dapat diakses gratis. PMID 17824495. 
  4. ^ Punnoose AR, Golub RM, Burke AE (June 2012). "JAMA patient page. Insomnia". JAMA. 307 (24): 2653. doi:10.1001/jama.2012.6219. PMID 22735439. 
  5. ^ a b "What Causes Insomnia?". NHLBI. December 13, 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 July 2016. Diakses tanggal 9 August 2016. 
  6. ^ a b c "Dyssomnias" (PDF). WHO. hlm. 7–11. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2009-03-18. Diakses tanggal 2009-01-25. 
  7. ^ a b "How Is Insomnia Diagnosed?". NHLBI. December 13, 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 August 2016. Diakses tanggal 9 August 2016. 
  8. ^ a b c "How Is Insomnia Treated?". NHLBI. December 13, 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 July 2016. Diakses tanggal 9 August 2016. 
  9. ^ a b c Wilson JF (January 2008). "In the clinic. Insomnia". Annals of Internal Medicine. 148 (1): ITC13–1–ITC13–16. doi:10.7326/0003-4819-148-1-200801010-01001. PMID 18166757. 
  10. ^ a b c d Qaseem A, Kansagara D, Forciea MA, Cooke M, Denberg TD (July 2016). "Management of Chronic Insomnia Disorder in Adults: A Clinical Practice Guideline From the American College of Physicians". Annals of Internal Medicine. 165 (2): 125–33. doi:10.7326/M15-2175. PMID 27136449. 
  11. ^ Trauer JM, Qian MY, Doyle JS, Rajaratnam SM, Cunnington D (August 2015). "Cognitive Behavioral Therapy for Chronic Insomnia: A Systematic Review and Meta-analysis". Annals of Internal Medicine. 163 (3): 191–204. doi:10.7326/M14-2841. PMID 26054060. 
  12. ^ Tasman A, Kay J, Lieberman JA, First MB, Riba M (2015). Psychiatry, 2 Volume Set (edisi ke-4). John Wiley & Sons. hlm. 4253. ISBN 978-1-118-75336-1. 
  13. ^ Attarian HP (2003). Clinical Handbook of Insomnia (dalam bahasa Inggris). Springer Science & Business Media. hlm. Chapter 1. ISBN 978-1-59259-662-1. 
  14. ^ "Insomnia Behavioural and Cognitive Intervention" (pdf). WHO. 7 September 2005. Diakses tanggal 13-11-2008.