Surya Citra Media: Perbedaan antara revisi
[revisi terperiksa] | [revisi terperiksa] |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 26: | Baris 26: | ||
== Profil == |
== Profil == |
||
=== Sejarah awal === |
=== Sejarah awal === |
||
PT Surya Citra Media Tbk |
PT Surya Citra Media Tbk didirikan pada [[29 Januari]] [[1999]] dengan nama ''PT Cipta Aneka Selaras'' dengan fokus bidang usaha meliputi jasa [[multimedia]], [[hiburan]] dan [[komunikasi]], terutama di bidang [[televisi|pertelevisian]]. |
||
[[SCTV]] sebagai [[stasiun televisi]] [[televisi swasta|swasta]] kedua di [[Indonesia]] memulai siarannya secara [[penyiaran komersil|komersial]] pada [[24 Agustus]] [[1990]] yang mencakup wilayah [[kota Surabaya]], dan mulai beroperasi secara [[nasional]] pada [[24 Agustus]] [[1993]] |
[[SCTV]] sebagai [[stasiun televisi]] [[televisi swasta|swasta]] kedua di [[Indonesia]] memulai siarannya secara [[penyiaran komersil|komersial]] pada [[24 Agustus]] [[1990]] yang mencakup wilayah [[kota Surabaya]], dan mulai beroperasi secara [[nasional]] pada [[24 Agustus]] [[1993]]. |
||
Sejarah awal dari PT ini (dan SCTV itu sendiri) bisa dikatakan cukup rumit dan melibatkan berbagai pihak, termasuk pada saat itu [[Hary Tanoesoedibjo]] (dan [[Bhakti Investama|PT Bhakti Investama Tbk]]), [[Henry Pribadi]], [[Sudwikatmono]], trah [[Keluarga Cendana|Cendana]] dan keluarga |
Sejarah awal dari PT ini (dan SCTV itu sendiri) bisa dikatakan cukup rumit dan melibatkan berbagai pihak, termasuk pada saat itu [[Hary Tanoesoedibjo]] (dan [[Bhakti Investama|PT Bhakti Investama Tbk]]), [[Henry Pribadi]], [[Sudwikatmono]], trah [[Keluarga Cendana|Cendana]] dan keluarga Sariaamadja yang kemudian akan menjadi pemilik akhir dari perusahaan ini. Awalnya, SCTV pada tahun 1997 dikuasai oleh PT Mitrasari Persada yang dikendalikan oleh Henry dan Sudwikatmono. Di samping dua pengusaha itu, unsur trah Cendana juga terlihat dari penguasaan SCTV oleh [[Halimah Agustina Kamil]], istri [[Bambang Trihatmodjo]] dan [[Aziz Mochtar]] masing-masing sebanyak 25% dan 20%. Namun, kemudian Halimah dan Aziz menjual sahamnya pada 1998 ke PT Datakom Asia yang dikuasai Bambang dan [[Peter F. Gontha]]. |
||
Pada tahun 2000, masuklah keluarga Satriaatmadja, dari grup [[Elang Mahkota Teknologi]] dengan bendera PT Abhimata Mediatama ( |
Pada tahun 2000, masuklah keluarga Satriaatmadja, dari grup [[Elang Mahkota Teknologi]] dengan bendera PT Abhimata Mediatama (yang dikuasai oleh keluarga Satriaatmadja serta didukung pada saat itu oleh Singleton Group Ltd dan Bambang Trihatmodjo). Sebagian saham PT Mitrasari kemudian beralih tangan kepada PT Abhimata. PT Abhimata dan PT Mitrasari kemudian mendirikan '''PT Cipta Aneka Selaras''' (kemudian berganti nama menjadi PT Surya Citra Media/SCM) sebagai induk perusahaan SCTV. Dalam posisi ini di tahun 2001, elit Cendana masih menguasai sebagian kepemilikan SCTV, dimana Henry dan Sudwikatmono lewat sebagian saham di PT Mitrasari (yang mengendalikan PT Cipta Aneka Selaras) serta Bambang dan Peter Gontha lewat PT Datakom (sebanyak 27% saham langsung di SCTV). Namun, kemudian kepemilikan mereka berangsur-angsur dilepas dimana PT Datakom melepaskan kepemilikannya di SCTV kepada SCM pada 2002 dan Henry-Sudwikatmono melepaskan seluruh sahamnya di SCM (masing-masing Henry lewat PT Citrabumi Sacna sebanyak 25% dan Sudwikatmono lewat PT [[Indika Multimedia]] sebesar 14,42%) pada 2005.<ref>[https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-411091/henry-pribadi-jual-semua-saham-di-sctv-ke-abhimata-mediatama Henry Pribadi Jual Semua Saham di SCTV ke Abhimata Mediatama]</ref><ref>[https://www.cnbcindonesia.com/news/20190310084713-4-59701/eddy-sariaatmadja-obama-dan-harta-rp-182-t Eddy Sariaatmadja, Obama dan Harta Rp 18,2 T]</ref> Praktis, sejak saat itu PT SCM berada di bawah kendali keluarga Sariaatmadja sampai sekarang.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=hFZGYmE9d1oC&pg=PA148&dq=pt+mitrasari+persada&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwj_koy95q7uAhUWcCsKHfA7DMEQ6AEwAXoECAIQAg#v=onepage&q=pt%20mitrasari%20persada&f=false. Televisi Jakarta di atas Indonesia: Kisah Kegagalan Sistem Televisi Berjaringan di Indonesia hlm. 148-149]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?id=-DRZBwAAQBAJ&pg=PA14&dq=PT+Abhitama+mediatama&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiAgfve5q7uAhWGV30KHczxAr8Q6AEwAXoECAQQAg#v=onepage&q=PT%20Abhitama%20mediatama&f=false Politics and the Media in Twenty-First Century Indonesia: Decade of Democracy]</ref> |
||
Sebelum dilepas, tampak bahwa Henry dan Sudwikatmono sudah berpisah dari sebelumnya di PT Mitrasari, dimana Henry kini dengan PT Citrabumi Sacna dan Sudwikatmono dengan sahamnya dialihkan ke perusahaan anaknya, [[Agus Lasmono]] yaitu [[Indika Group]]. Penjualan saham Henry di Surya Citra Media ke keluarga Sariaatmadja ini diduga karena terjadi konflik dalam pengelolaan SCTV antara mereka berdua sehingga akhirnya Henry memaksa Sariaatmadja untuk membeli sahamnya. Awalnya, sempat dirumorkan bahwa saham yang dibeli keluarga Sariaatmadja di SCM itu akan dijual ke [[Bakrie Group]], atau [[STAR TV]] pada 2005-2006, namun tampaknya itu hanya rumor.<ref>[https://kancutmerah.wordpress.com/2006/11/28/sctv-satu-untuk-dijual/ sctv, satu untuk dijual]</ref> |
|||
⚫ | Ada hal yang cukup menarik dari peristiwa ini, yaitu upaya dari Hary Tanoesoedibjo untuk masuk menguasai SCTV. Pada Mei 2000, perusahaan HT PT Bhakti Investama melihat peluang dengan adanya surat hutang induk SCTV, PT Mitrasari di [[Citibank]]. Dalam pembentukan SCM (yang pada saat itu bernama PT Cipta Aneka Selaras), selain PT Abhimata dan PT Mitrasari, PT Bhakti juga ikut masuk dengan kepemilikan 33,5%. Bhakti juga sempat berencana untuk menguasai PT Datakom yang pada saat itu terlilit hutang, dengan harapan akhir menguasai SCTV. Namun, pada akhirnya rencana HT gagal karena Henry sebagai pemilik PT Cipta Aneka Selaras tidak mau menyerahkan kepemilikannya dan pengendaliannya pada SCTV. HT kemudian memutuskan melepaskan saham PT Bhakti dalam PT Cipta Aneka Selaras seluruhnya dan membatalkan rencana pembelian saham PT Datakom di SCTV<ref>[https://books.google.co.id/books?id=cbt1DwAAQBAJ&pg=PA28&dq=PT+Cipta+Anekaselaras&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwi1g6nc5a7uAhXFb30KHZWoD78Q6AEwAHoECAIQAg Ekonomi Politik Media Penyiaran Hlm 28-29]</ref> |
||
⚫ | Ada hal yang cukup menarik dari peristiwa ini, yaitu upaya dari Hary Tanoesoedibjo untuk masuk menguasai SCTV. Pada Mei 2000, perusahaan HT PT Bhakti Investama melihat peluang dengan adanya surat hutang induk SCTV, PT Mitrasari di [[Citibank]]. Dalam pembentukan SCM (yang pada saat itu bernama PT Cipta Aneka Selaras), selain PT Abhimata dan PT Mitrasari, PT Bhakti juga ikut masuk dengan kepemilikan 33,5%. Bhakti juga sempat berencana untuk menguasai PT Datakom yang pada saat itu terlilit hutang, dengan harapan akhir menguasai SCTV. Namun, pada akhirnya rencana HT gagal karena Henry sebagai pemilik PT Cipta Aneka Selaras tidak mau menyerahkan kepemilikannya dan pengendaliannya pada SCTV. HT kemudian memutuskan melepaskan saham PT Bhakti dalam PT Cipta Aneka Selaras seluruhnya dan membatalkan rencana pembelian saham PT Datakom di SCTV.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=cbt1DwAAQBAJ&pg=PA28&dq=PT+Cipta+Anekaselaras&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwi1g6nc5a7uAhXFb30KHZWoD78Q6AEwAHoECAIQAg Ekonomi Politik Media Penyiaran Hlm 28-29]</ref> Saham PT Bhakti dalam PT Cipta Aneka Selaras, kemudian beralih kepada PT Abhimata. |
||
⚫ | Pada tanggal [[5 Juli]] [[2002]], SCM mencatatkan saham perdananya di [[Bursa Efek Jakarta]] (sekarang [[Bursa Efek Indonesia]]) dengan harga IPO senilai Rp 1.100 dan menjadi pemegang saham langsung menyelenggarakan bidang usaha [[televisi|pertelevisian]] tersebut melalui [[anak perusahaan|anak usahanya]], PT Surya Citra Televisi ([[SCTV]]). Dalam tahap ini, SCM telah resmi |
||
⚫ | Pada tanggal [[5 Juli]] [[2002]], SCM mencatatkan saham perdananya di [[Bursa Efek Jakarta]] (sekarang [[Bursa Efek Indonesia]]) dengan harga IPO senilai Rp 1.100 dan menjadi pemegang saham langsung menyelenggarakan bidang usaha [[televisi|pertelevisian]] tersebut melalui [[anak perusahaan|anak usahanya]], PT Surya Citra Televisi ([[SCTV]]). Dalam tahap ini, SCM telah resmi beroperasi dan berganti nama dari PT Cipta Aneka Selaras.<ref>[https://britama.com/index.php/2012/12/sejarah-dan-profil-singkat-scma/ Sejarah dan Profil Singkat SCMA (Surya Citra Media Tbk)]</ref> |
||
=== Perkembangan === |
=== Perkembangan === |
||
Baris 43: | Baris 45: | ||
Pada [[1 Januari]] [[2007]], SCM mendirikan [[studio film|rumah produksi]] [[Studio X Production]]. Tiga tahun kemudian, Studio X Production tutup pada [[1 Agustus]] [[2010]] untuk kemudian digantikan oleh [[Screenplay Productions]]. |
Pada [[1 Januari]] [[2007]], SCM mendirikan [[studio film|rumah produksi]] [[Studio X Production]]. Tiga tahun kemudian, Studio X Production tutup pada [[1 Agustus]] [[2010]] untuk kemudian digantikan oleh [[Screenplay Productions]]. |
||
Sejak 2005 saham induk SCTV, PT Surya Citra Media berada di bawah [[Elang Mahkota Teknologi]] (EMTEK) via PT Abhimata Mediatama. Pada 2008, dilakukan restrukturisasi sehingga SCM kini di bawah langsung kendali EMTEK. Tindakan ini dilakukan dengan menjual saham PT Abhimata Mediatama di SCM kepada EMTEK<ref>[https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-924985/emtek-kuasai-langsung-sctv?f771108bcj= Emtek Kuasai Langsung SCTV]</ref> |
Sejak 2005 saham induk SCTV, PT Surya Citra Media berada di bawah [[Elang Mahkota Teknologi]] (EMTEK) via PT Abhimata Mediatama. Pada 2008, dilakukan restrukturisasi sehingga SCM kini di bawah langsung kendali EMTEK. Tindakan ini dilakukan dengan menjual saham PT Abhimata Mediatama di SCM kepada EMTEK.<ref>[https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-924985/emtek-kuasai-langsung-sctv?f771108bcj= Emtek Kuasai Langsung SCTV]</ref> |
||
Pada [[1 Agustus]] [[2010]], SCM mendirikan [[studio film|rumah produksi]] [[Screenplay Productions]]. |
Pada [[1 Agustus]] [[2010]], SCM mendirikan [[studio film|rumah produksi]] [[Screenplay Productions]]. |
||
Baris 67: | Baris 69: | ||
* PT Surya Citra Televisi ([[SCTV]]) |
* PT Surya Citra Televisi ([[SCTV]]) |
||
* PT Indosiar Visual Mandiri ([[Indosiar]]) |
* PT Indosiar Visual Mandiri ([[Indosiar]]) |
||
* |
* [[Mentari TV]] |
||
* |
* [[AJWA TV|Ajwa TV]] |
||
* PT Vidio Dot Com ([[Vidio]]) |
* PT Vidio Dot Com ([[Vidio]]) |
||
* PT Mediatama Televisi ([[Nex Parabola]]) |
* PT Mediatama Televisi ([[Nex Parabola]]) |
Revisi per 20 Februari 2021 09.40
- Artikel ini bukan mengenai dan tidak berhubungan dengan Sindo Citra Media.
Sebelumnya | Cipta Aneka Selaras (1999-2001) |
---|---|
Publik | |
Kode emiten | IDX: SCMA |
Industri | Media |
Pendahulu | Indosiar Karya Media (1991-2013) |
Didirikan | 29 Januari 1999 (sebagai Cipta Aneka Selaras) 1 Februari 2001 (sebagai Surya Citra Media) |
Pendiri | Abhimata Mediatama Mitrasari Persada Bhakti Investama |
Kantor pusat | Jakarta, Indonesia |
Tokoh kunci | Sutanto Hartono (Direktur utama) |
Produk | Televisi Rumah produksi Saluran televisi Situs online Layanan video streaming Layanan jejaring sosial Distribusi Perusahaan rekaman Manajemen artis Periklanan Yayasan |
Pendapatan | 4.524 trilyun |
2.003 trilyun | |
Karyawan | 2.817 (2016) |
Induk | Elang Mahkota Teknologi (2001-sekarang) |
Situs web | www |
PT Surya Citra Media Tbk (IDX: SCMA) (sebelumnya bernama PT Cipta Aneka Selaras) adalah perusahaan yang bergerak dalam industri media berbasis konten. Perusahaan ini memiliki stasiun televisi terestrial swasta nasional SCTV dan Indosiar telah tercatat publik di Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia) dengan kode IDX: SCMA sejak pada tanggal 16 Juli 2002 sebagai papan utama.
Profil
Sejarah awal
PT Surya Citra Media Tbk didirikan pada 29 Januari 1999 dengan nama PT Cipta Aneka Selaras dengan fokus bidang usaha meliputi jasa multimedia, hiburan dan komunikasi, terutama di bidang pertelevisian.
SCTV sebagai stasiun televisi swasta kedua di Indonesia memulai siarannya secara komersial pada 24 Agustus 1990 yang mencakup wilayah kota Surabaya, dan mulai beroperasi secara nasional pada 24 Agustus 1993.
Sejarah awal dari PT ini (dan SCTV itu sendiri) bisa dikatakan cukup rumit dan melibatkan berbagai pihak, termasuk pada saat itu Hary Tanoesoedibjo (dan PT Bhakti Investama Tbk), Henry Pribadi, Sudwikatmono, trah Cendana dan keluarga Sariaamadja yang kemudian akan menjadi pemilik akhir dari perusahaan ini. Awalnya, SCTV pada tahun 1997 dikuasai oleh PT Mitrasari Persada yang dikendalikan oleh Henry dan Sudwikatmono. Di samping dua pengusaha itu, unsur trah Cendana juga terlihat dari penguasaan SCTV oleh Halimah Agustina Kamil, istri Bambang Trihatmodjo dan Aziz Mochtar masing-masing sebanyak 25% dan 20%. Namun, kemudian Halimah dan Aziz menjual sahamnya pada 1998 ke PT Datakom Asia yang dikuasai Bambang dan Peter F. Gontha.
Pada tahun 2000, masuklah keluarga Satriaatmadja, dari grup Elang Mahkota Teknologi dengan bendera PT Abhimata Mediatama (yang dikuasai oleh keluarga Satriaatmadja serta didukung pada saat itu oleh Singleton Group Ltd dan Bambang Trihatmodjo). Sebagian saham PT Mitrasari kemudian beralih tangan kepada PT Abhimata. PT Abhimata dan PT Mitrasari kemudian mendirikan PT Cipta Aneka Selaras (kemudian berganti nama menjadi PT Surya Citra Media/SCM) sebagai induk perusahaan SCTV. Dalam posisi ini di tahun 2001, elit Cendana masih menguasai sebagian kepemilikan SCTV, dimana Henry dan Sudwikatmono lewat sebagian saham di PT Mitrasari (yang mengendalikan PT Cipta Aneka Selaras) serta Bambang dan Peter Gontha lewat PT Datakom (sebanyak 27% saham langsung di SCTV). Namun, kemudian kepemilikan mereka berangsur-angsur dilepas dimana PT Datakom melepaskan kepemilikannya di SCTV kepada SCM pada 2002 dan Henry-Sudwikatmono melepaskan seluruh sahamnya di SCM (masing-masing Henry lewat PT Citrabumi Sacna sebanyak 25% dan Sudwikatmono lewat PT Indika Multimedia sebesar 14,42%) pada 2005.[1][2] Praktis, sejak saat itu PT SCM berada di bawah kendali keluarga Sariaatmadja sampai sekarang.[3][4]
Sebelum dilepas, tampak bahwa Henry dan Sudwikatmono sudah berpisah dari sebelumnya di PT Mitrasari, dimana Henry kini dengan PT Citrabumi Sacna dan Sudwikatmono dengan sahamnya dialihkan ke perusahaan anaknya, Agus Lasmono yaitu Indika Group. Penjualan saham Henry di Surya Citra Media ke keluarga Sariaatmadja ini diduga karena terjadi konflik dalam pengelolaan SCTV antara mereka berdua sehingga akhirnya Henry memaksa Sariaatmadja untuk membeli sahamnya. Awalnya, sempat dirumorkan bahwa saham yang dibeli keluarga Sariaatmadja di SCM itu akan dijual ke Bakrie Group, atau STAR TV pada 2005-2006, namun tampaknya itu hanya rumor.[5]
Ada hal yang cukup menarik dari peristiwa ini, yaitu upaya dari Hary Tanoesoedibjo untuk masuk menguasai SCTV. Pada Mei 2000, perusahaan HT PT Bhakti Investama melihat peluang dengan adanya surat hutang induk SCTV, PT Mitrasari di Citibank. Dalam pembentukan SCM (yang pada saat itu bernama PT Cipta Aneka Selaras), selain PT Abhimata dan PT Mitrasari, PT Bhakti juga ikut masuk dengan kepemilikan 33,5%. Bhakti juga sempat berencana untuk menguasai PT Datakom yang pada saat itu terlilit hutang, dengan harapan akhir menguasai SCTV. Namun, pada akhirnya rencana HT gagal karena Henry sebagai pemilik PT Cipta Aneka Selaras tidak mau menyerahkan kepemilikannya dan pengendaliannya pada SCTV. HT kemudian memutuskan melepaskan saham PT Bhakti dalam PT Cipta Aneka Selaras seluruhnya dan membatalkan rencana pembelian saham PT Datakom di SCTV.[6] Saham PT Bhakti dalam PT Cipta Aneka Selaras, kemudian beralih kepada PT Abhimata.
Pada tanggal 5 Juli 2002, SCM mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia) dengan harga IPO senilai Rp 1.100 dan menjadi pemegang saham langsung menyelenggarakan bidang usaha pertelevisian tersebut melalui anak usahanya, PT Surya Citra Televisi (SCTV). Dalam tahap ini, SCM telah resmi beroperasi dan berganti nama dari PT Cipta Aneka Selaras.[7]
Perkembangan
SCM merupakan induk usaha dari PT Surya Citra Televisi (SCTV), dan PT Indosiar Visual Mandiri (Indosiar) sebagai stasiun televisi terestrial swasta nasional penerimaan tetap stasiun televisi terestrial swasta nasional di Indonesia yang memiliki izin bersiaran secara nasional. SCTV, dan Indosiar yang merupakan bagian dari Elang Mahkota Teknologi telah menerapkan strategi konvergensi untuk pertumbuhan agar konten-konten yang ditayangkan dapat dinikmati anytime anywhere dan with any device dan memberikan pengalaman yang tak terlupakan bagi pemirsanya.
Pada 1 Januari 2007, SCM mendirikan rumah produksi Studio X Production. Tiga tahun kemudian, Studio X Production tutup pada 1 Agustus 2010 untuk kemudian digantikan oleh Screenplay Productions.
Sejak 2005 saham induk SCTV, PT Surya Citra Media berada di bawah Elang Mahkota Teknologi (EMTEK) via PT Abhimata Mediatama. Pada 2008, dilakukan restrukturisasi sehingga SCM kini di bawah langsung kendali EMTEK. Tindakan ini dilakukan dengan menjual saham PT Abhimata Mediatama di SCM kepada EMTEK.[8]
Pada 1 Agustus 2010, SCM mendirikan rumah produksi Screenplay Productions.
Pada 1 Oktober 2012, SCM mendirikan rumah produksi Amanah Surga Productions setelah Screenplay Productions. Enam tahun kemudian, Amanah Surga Productions tutup pada 10 Agustus 2018.
Pada 1 Mei 2013, SCM resmi bergabung dengan PT Indosiar Karya Media Tbk (IDKM), yang merupakan induk bagi TV swasta Indosiar. Kebetulan, kedua perusahaan ini dimiliki oleh pemilik yang sama, yaitu EMTEK. Penggabungan ini menyebabkan keduanya yang merupakan stasiun televisi terestrial swasta nasional resmi berada di bawah satu pengendalian/induk.
Pada tahun 2014, SCM bekerja sama dengan Trinity Optima Production dan mendirikan PT Surya Trioptima Multikreasi (Stream Entertainment).
Pada Oktober tahun yang sama, SCM mendirikan layanan over-the-top digital daring konten dengan merek Vidio.
Pada tahun 2015, SCM mendirikan perusahaan subholding di bidang konten, Indonesia Entertainment Group, yang bergerak di bidang rumah produksi, pembuatan dan pemasaran konten, serta infrastruktur.
Pada akhir Desember 2016, SCM kembali mengambil alih SinemArt dari MNC Media karena peforma penonton SCTV yang sangat kurang.
Pada 17 Oktober 2019, SCM resmi meluncurkan televisi berlangganan dengan merek Nex Parabola. Nex Parabola sendiri adalah televisi berlangganan yang bisa dipasang dengan satelit.
Pemegang Saham
Sejak pada tanggal 16 Juli 2002, SCM mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia).
Anak perusahaan
- PT Surya Citra Televisi (SCTV)
- PT Indosiar Visual Mandiri (Indosiar)
- Mentari TV
- Ajwa TV
- PT Vidio Dot Com (Vidio)
- PT Mediatama Televisi (Nex Parabola)
- PT Kapanlagi Dot Com Networks (KLY)
- PT KapanLagi Dot Com (KapanLagi.com)
- PT Liputan Enam Dot Com (Liputan6.com)
- Otosia.com
- PT Brilio Ventura Indonesia (Brilio.net)
- Bola.net
- Fimela.com
- PT Bola Dot Com (Bola.com)
- Merdeka.com
- PT Dream Bahagia Indonesia (Dream.co.id)
- PT Kreator Kreatif Indonesia (Famous.id)
- Sooperboy.com
- Socia.id
- PT Indonesia Entertainment Group (IEG)
- PT Indonesia Entertainment Studio (IES)
- PT Indonesia Entertainment Produksi (IEP)
- PT Screenplay Produksi (Screenplay Productions)
- PT Screenplay Sinema Film (Screenplay Films)
- PT Screenplay Sinema Infinite Film (Screenplay Infinite Films)
- PT Screenplay Bumilangit Produksi (Screenplay Bumilangit)
- PT Frontier Pictures
- PT Screenplay Sinema Sky Media (Sky Media)
- PT Investasi Film Indonesia (IFI Sinema)
- PT Sinemart Indonesia (SinemArt)[9]
- PT Surya Citra Pictures
- PT Animasi Kartun Indonesia (Dreamtoon)
- PT Dreamlight World Media
- PT Digital Rantai Maya (Dr. M)
- PT Surya Trioptima Multikreasi (Stream Entertainment)
- PT Visual Indomedia Produksi (VIP)
- PT Formasi Agung Selaras (FAS)
- PT Wisper Media
- PT Benson Media Kreasi (Samara)
- PT Elang Media Karya
- PT Surya Citra Dinamika
- PT Surya Citra Gelora
- Citra Drama
- Citra Drama Plus
- Citra Entertainment
- Citra Muslim
- Citra Dangdut
- Citra Bioskop
- Horee
- Hip Hip Horee!
- Champions TV
- PT Estha Yudha Ekatama (EYE)
- Plan B Media Public Co Ltd (Plan B Media)
- Yayasan Pundi Amal Peduli Kasih
- Yayasan Indosiar (ATVI)
Mantan anak perusahaan
- PT Radio Trijaya Shakti (MNC Trijaya FM) (sebelumnya dikenal dengan nama Trijaya FM yang didirikan pada tahun 1993 hingga 1999. Sejak tahun 2005 hingga sekarang dimiliki oleh PT MNC Networks (MNC Radio Networks))
- PT Radio Cakra Awigra (MNC Trijaya FM) (sebelumnya dikenal dengan nama SCFM yang didirikan pada tahun 1993 hingga tahun 1999. Sejak tahun 2005 hingga sekarang dimiliki oleh PT MNC Networks (MNC Radio Networks))
- PT Dharmawangsa Studio Sepuluh (Studio X Production/DSX Production) (yang telah digantikan menjadi PT Screenplay Produksi (Screenplay Productions) pada tahun 2010)
- PT Amanah Surga Produksi (Amanah Surga Productions) (ditutup pada tahun 2018)
Referensi
- ^ Henry Pribadi Jual Semua Saham di SCTV ke Abhimata Mediatama
- ^ Eddy Sariaatmadja, Obama dan Harta Rp 18,2 T
- ^ Televisi Jakarta di atas Indonesia: Kisah Kegagalan Sistem Televisi Berjaringan di Indonesia hlm. 148-149
- ^ Politics and the Media in Twenty-First Century Indonesia: Decade of Democracy
- ^ sctv, satu untuk dijual
- ^ Ekonomi Politik Media Penyiaran Hlm 28-29
- ^ Sejarah dan Profil Singkat SCMA (Surya Citra Media Tbk)
- ^ Emtek Kuasai Langsung SCTV
- ^ "SCMA Akusisi SinemArt Per Februari 2017".
Pranala luar
- (Inggris) Situs web resmi