Lompat ke isi

Nutrigenomik: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k +{{Authority control}}
HsfBot (bicara | kontrib)
k v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Tanda baca setelah kode "<nowiki></ref></nowiki>")
 
Baris 3: Baris 3:
[[Berkas:Siklus Nutrigenomik.png|jmpl|350px|Interaksi antara nutrisi,genomik dan lingkungan]]
[[Berkas:Siklus Nutrigenomik.png|jmpl|350px|Interaksi antara nutrisi,genomik dan lingkungan]]


'''Nutrigenomik''' merupakan suatu studi [[ilmiah]] yang mempelajari mengenai dinamika, regulasi dan cara dari suatu [[gen]] spesifik berinteraksi dengan suatu [[senyawa]] atau [[bioaktif]] pada suatu makanan tertentu<ref name="Shyong">{{en}} E. Shyong Tai, Peter J. Gillie. 2007. Nutrigenomics: Opportunities in Asia. Singapore: Karger</ref>. Menurut [[Hippocrates]], [[makanan]] akan diubah menjadi informasi [[genetik]] yang di ekpresikan sehingga memberikan profil [[metabolisme]] yang berbeda yang akan berdampak pada [[pola makan]] dan [[kesehatan]]<ref name="Shyong"/>.
'''Nutrigenomik''' merupakan suatu studi [[ilmiah]] yang mempelajari mengenai dinamika, regulasi dan cara dari suatu [[gen]] spesifik berinteraksi dengan suatu [[senyawa]] atau [[bioaktif]] pada suatu makanan tertentu.<ref name="Shyong">{{en}} E. Shyong Tai, Peter J. Gillie. 2007. Nutrigenomics: Opportunities in Asia. Singapore: Karger</ref> Menurut [[Hippocrates]], [[makanan]] akan diubah menjadi informasi [[genetik]] yang di ekpresikan sehingga memberikan profil [[metabolisme]] yang berbeda yang akan berdampak pada [[pola makan]] dan [[kesehatan]].<ref name="Shyong"/>


== Latar Belakang ==
== Latar Belakang ==
Pada abad ke 20, penanganan suatu [[penyakit]] itu berdasarkan dengan genetik dan sifat [[molekular]] [[biologi]] dengan menggunakan model [[sistem]] yang berfungsi untuk mengurangi [[kompleksitas]] biologi<ref name="Lynnette">{{en}} Lynnette R. Ferguso. 2014. Nutrigenomics and Nutrigenetics in Functional Foods and Personalized Nutrition. Boca Raton: CRC Press</ref>. Dari model tersebut di dapatkanlah [[asosiasi]] [[statistik]] antara makanan dan [[insiden]] suatu penyakit pada tingkat [[populasi]] tertentu<ref name="Lynnette"/>.
Pada abad ke 20, penanganan suatu [[penyakit]] itu berdasarkan dengan genetik dan sifat [[molekular]] [[biologi]] dengan menggunakan model [[sistem]] yang berfungsi untuk mengurangi [[kompleksitas]] biologi.<ref name="Lynnette">{{en}} Lynnette R. Ferguso. 2014. Nutrigenomics and Nutrigenetics in Functional Foods and Personalized Nutrition. Boca Raton: CRC Press</ref> Dari model tersebut di dapatkanlah [[asosiasi]] [[statistik]] antara makanan dan [[insiden]] suatu penyakit pada tingkat [[populasi]] tertentu.<ref name="Lynnette"/>


== Penyakit ==
== Penyakit ==
Beberapa penyakit yang dapat dipengaruhi oleh gen adalah [[penyakit kronis]] seperti [[obesitas]], [[diabetes|diabetes tipe-2]], [[hipertensi]], dan [[kanker]]. Selain itu juga terhadap [[alergi]], [[inflamasi]], [[kelainan otak]] dan [[deefisiensi]] [[vitamin]] dan [[mineral]]<ref name="Yoshinori">{{en}} Yoshinori Mine, PhD, Kazuo Miyashita, Fereidoon Shahidi. 2009. Nutrigenomics and Proteomics in Health and Disease: Food Factors and Gene Interaction. Iowa (US): Wiley Blackwell</ref>.
Beberapa penyakit yang dapat dipengaruhi oleh gen adalah [[penyakit kronis]] seperti [[obesitas]], [[diabetes|diabetes tipe-2]], [[hipertensi]], dan [[kanker]]. Selain itu juga terhadap [[alergi]], [[inflamasi]], [[kelainan otak]] dan [[deefisiensi]] [[vitamin]] dan [[mineral]].<ref name="Yoshinori">{{en}} Yoshinori Mine, PhD, Kazuo Miyashita, Fereidoon Shahidi. 2009. Nutrigenomics and Proteomics in Health and Disease: Food Factors and Gene Interaction. Iowa (US): Wiley Blackwell</ref>


== Nutrigenomik & Anti-Penuaan ==
== Nutrigenomik & Anti-Penuaan ==
Nutrigenomik juga dapat diaplikasikan sebagai salah satu cara untuk menunda terjadinya [[penuaan]]<ref name="Klatz">{{en}} Dr. Ronald Klatz, Dr. Robert Goldman. 2010. Anti-Aging Therapeutics, Volume 12. Chicago (US): America Academy of Anti-Aging Medicine</ref>. Di era [[globalisasi]] ini bagi sebagian besar [[wanita]] proses penuaan merupakan [[masalah]] yang sangat besar, terutama karena [[pola makan]] dan [[aktivitas]] yang buruk dapat mengakibatkan penuaan dini<ref name="Klatz"/>. Penuaan ini terjadi karena adanya perubahan secara [[molekular]], [[sel(biologi)|seluler]] dan tingkatan [[organisme]] <ref name="Trygye">{{en}} Trygve O. Tollefsbo. 2007.Biological Aging: Methods and Protocols. New Jersey: Humana.</ref>. Perkembangan [[penelitian]] yang berhubungan dengan [[penuaan]] dimulai pada tahun 1960-an oleh [[Leonard Hayflick]] yang menunjukkan bahwa sel yang di kultur dengan cara [[in vivo]] memiliki rentang hidup yang terbatas, hal ini ditandai dengan adanya perubahan menjadi lebih tua<ref name="Trygye"/>. Selain faktor [[gaya hidup]], pengaruh perubahan secara [[genetik]] juga berdampak besar, seperti terjadinya kerusakan [[DNA]], [[stress oksidatif]], dan aktivtias dari [[telomerase]], seperti [[tertawa]], [[marah]], [[jatuh cinta]], dll dapat mempengaruhi proses penuaan ini <ref name="Trygye"/>.
Nutrigenomik juga dapat diaplikasikan sebagai salah satu cara untuk menunda terjadinya [[penuaan]].<ref name="Klatz">{{en}} Dr. Ronald Klatz, Dr. Robert Goldman. 2010. Anti-Aging Therapeutics, Volume 12. Chicago (US): America Academy of Anti-Aging Medicine</ref> Di era [[globalisasi]] ini bagi sebagian besar [[wanita]] proses penuaan merupakan [[masalah]] yang sangat besar, terutama karena [[pola makan]] dan [[aktivitas]] yang buruk dapat mengakibatkan penuaan dini.<ref name="Klatz"/> Penuaan ini terjadi karena adanya perubahan secara [[molekular]], [[sel(biologi)|seluler]] dan tingkatan [[organisme]].<ref name="Trygye">{{en}} Trygve O. Tollefsbo. 2007.Biological Aging: Methods and Protocols. New Jersey: Humana.</ref> Perkembangan [[penelitian]] yang berhubungan dengan [[penuaan]] dimulai pada tahun 1960-an oleh [[Leonard Hayflick]] yang menunjukkan bahwa sel yang di kultur dengan cara [[in vivo]] memiliki rentang hidup yang terbatas, hal ini ditandai dengan adanya perubahan menjadi lebih tua.<ref name="Trygye"/> Selain faktor [[gaya hidup]], pengaruh perubahan secara [[genetik]] juga berdampak besar, seperti terjadinya kerusakan [[DNA]], [[stress oksidatif]], dan aktivtias dari [[telomerase]], seperti [[tertawa]], [[marah]], [[jatuh cinta]], dll dapat mempengaruhi proses penuaan ini.<ref name="Trygye"/>


== Teknik ==
== Teknik ==
Baris 19: Baris 19:
metode sekuensing genom secara keseluruhan
metode sekuensing genom secara keseluruhan
* [[microarray]]
* [[microarray]]
untuk mendeteksi [[ekspresi gen]] yang diperoleh pada suatu produk pangan tertentu<ref name="Yoshinori"/>.
untuk mendeteksi [[ekspresi gen]] yang diperoleh pada suatu produk pangan tertentu.<ref name="Yoshinori"/>


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi terkini sejak 6 Agustus 2021 05.48


Interaksi antara nutrisi,genomik dan lingkungan

Nutrigenomik merupakan suatu studi ilmiah yang mempelajari mengenai dinamika, regulasi dan cara dari suatu gen spesifik berinteraksi dengan suatu senyawa atau bioaktif pada suatu makanan tertentu.[1] Menurut Hippocrates, makanan akan diubah menjadi informasi genetik yang di ekpresikan sehingga memberikan profil metabolisme yang berbeda yang akan berdampak pada pola makan dan kesehatan.[1]

Latar Belakang

[sunting | sunting sumber]

Pada abad ke 20, penanganan suatu penyakit itu berdasarkan dengan genetik dan sifat molekular biologi dengan menggunakan model sistem yang berfungsi untuk mengurangi kompleksitas biologi.[2] Dari model tersebut di dapatkanlah asosiasi statistik antara makanan dan insiden suatu penyakit pada tingkat populasi tertentu.[2]

Beberapa penyakit yang dapat dipengaruhi oleh gen adalah penyakit kronis seperti obesitas, diabetes tipe-2, hipertensi, dan kanker. Selain itu juga terhadap alergi, inflamasi, kelainan otak dan deefisiensi vitamin dan mineral.[3]

Nutrigenomik & Anti-Penuaan

[sunting | sunting sumber]

Nutrigenomik juga dapat diaplikasikan sebagai salah satu cara untuk menunda terjadinya penuaan.[4] Di era globalisasi ini bagi sebagian besar wanita proses penuaan merupakan masalah yang sangat besar, terutama karena pola makan dan aktivitas yang buruk dapat mengakibatkan penuaan dini.[4] Penuaan ini terjadi karena adanya perubahan secara molekular, seluler dan tingkatan organisme.[5] Perkembangan penelitian yang berhubungan dengan penuaan dimulai pada tahun 1960-an oleh Leonard Hayflick yang menunjukkan bahwa sel yang di kultur dengan cara in vivo memiliki rentang hidup yang terbatas, hal ini ditandai dengan adanya perubahan menjadi lebih tua.[5] Selain faktor gaya hidup, pengaruh perubahan secara genetik juga berdampak besar, seperti terjadinya kerusakan DNA, stress oksidatif, dan aktivtias dari telomerase, seperti tertawa, marah, jatuh cinta, dll dapat mempengaruhi proses penuaan ini.[5]

metode sekuensing genom secara keseluruhan

untuk mendeteksi ekspresi gen yang diperoleh pada suatu produk pangan tertentu.[3]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b (Inggris) E. Shyong Tai, Peter J. Gillie. 2007. Nutrigenomics: Opportunities in Asia. Singapore: Karger
  2. ^ a b (Inggris) Lynnette R. Ferguso. 2014. Nutrigenomics and Nutrigenetics in Functional Foods and Personalized Nutrition. Boca Raton: CRC Press
  3. ^ a b c d (Inggris) Yoshinori Mine, PhD, Kazuo Miyashita, Fereidoon Shahidi. 2009. Nutrigenomics and Proteomics in Health and Disease: Food Factors and Gene Interaction. Iowa (US): Wiley Blackwell
  4. ^ a b (Inggris) Dr. Ronald Klatz, Dr. Robert Goldman. 2010. Anti-Aging Therapeutics, Volume 12. Chicago (US): America Academy of Anti-Aging Medicine
  5. ^ a b c (Inggris) Trygve O. Tollefsbo. 2007.Biological Aging: Methods and Protocols. New Jersey: Humana.