Lompat ke isi

Melati: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: +{{Taxonbar|from={{subst:#invoke:WikidataIB|getQid}}}}
HsfBot (bicara | kontrib)
k v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Tanda baca setelah kode "<nowiki></ref></nowiki>")
Baris 38: Baris 38:
}}
}}


'''Melati''' merupakan tanaman bunga hias berupa [[perdu]] berbatang tegak yang hidup menahun. Melati merupakan genus dari semak dan tanaman merambat dalam keluarga zaitun (Oleaceae). Terdiri dari sekitar 200 spesies tumbuhan asli daerah beriklim tropis dan hangat dari Eurasia, Australasia dan Oseania, melati secara luas dibudidayakan untuk aroma khas bunganya yang harum. Di [[Indonesia]], salah satu jenis melati telah dipilih menjadi "puspa bangsa" atau bunga [[Bunga nasional Indonesia|simbol nasional]] yaitu melati putih (''Jasminum sambac''), karena bunga ini melambangkan kesucian dan kemurnian, serta dikaitkan dengan berbagai tradisi dari banyak suku di negara ini. Bunga ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari hiasan rambut pengantin perempuan dalam upacara perkawinan berbagai suku di Indonesia, terutama [[suku Jawa]] dan [[Sunda]]. Jenis lain yang juga populer adalah '''melati gambir''' (''J. officinale''). Di [[Indonesia]] nama melati dikenal oleh masyarakat di seluruh wilayah [[Nusantara]]. Nama-nama daerah untuk melati adalah ''Menuh'' ([[Bali]]), ''Meulu'' atau ''Riwat'' ([[Aceh]])<ref>Aboe Bakar dkk. 2011. Kamus Bahasa Aceh - Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka</ref>, ''Menyuru'' ([[Banda]]), ''Melur'' ([[Gayo]] dan [[Batak Karo]]), ''Manduru'' ([[Menado]]), ''Mundu'' ([[Bima]] dan [[Sumbawa]]) dan ''Manyora'' ([[Timor]]), ''Melati Salam'' ([[UMI]]), ''Malete'' ([[Bahasa Madura|Madura]]) serta Beruq-beruq([[Bahasa Mandar|Mandar]]).
'''Melati''' merupakan tanaman bunga hias berupa [[perdu]] berbatang tegak yang hidup menahun. Melati merupakan genus dari semak dan tanaman merambat dalam keluarga zaitun (Oleaceae). Terdiri dari sekitar 200 spesies tumbuhan asli daerah beriklim tropis dan hangat dari Eurasia, Australasia dan Oseania, melati secara luas dibudidayakan untuk aroma khas bunganya yang harum. Di [[Indonesia]], salah satu jenis melati telah dipilih menjadi "puspa bangsa" atau bunga [[Bunga nasional Indonesia|simbol nasional]] yaitu melati putih (''Jasminum sambac''), karena bunga ini melambangkan kesucian dan kemurnian, serta dikaitkan dengan berbagai tradisi dari banyak suku di negara ini. Bunga ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari hiasan rambut pengantin perempuan dalam upacara perkawinan berbagai suku di Indonesia, terutama [[suku Jawa]] dan [[Sunda]]. Jenis lain yang juga populer adalah '''melati gambir''' (''J. officinale''). Di [[Indonesia]] nama melati dikenal oleh masyarakat di seluruh wilayah [[Nusantara]]. Nama-nama daerah untuk melati adalah ''Menuh'' ([[Bali]]), ''Meulu'' atau ''Riwat'' ([[Aceh]]),<ref>Aboe Bakar dkk. 2011. Kamus Bahasa Aceh - Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka</ref> ''Menyuru'' ([[Banda]]), ''Melur'' ([[Gayo]] dan [[Batak Karo]]), ''Manduru'' ([[Menado]]), ''Mundu'' ([[Bima]] dan [[Sumbawa]]) dan ''Manyora'' ([[Timor]]), ''Melati Salam'' ([[UMI]]), ''Malete'' ([[Bahasa Madura|Madura]]) serta Beruq-beruq([[Bahasa Mandar|Mandar]]).


Di [[Italia]], [[melati casablanca]] (''Jasminum officinalle''), yang disebut ''Spanish Jasmine'' ditanam tahun [[1692]] untuk dijadikan [[parfum]]. Tahun [[1665]] di [[Inggris]] dibudidayakan [[melati putih]] (''J. sambac'') yang diperkenalkan oleh [[Duke Casimo de Medici]]. Dalam tahun [[1919]] ditemukan melati ''J. parkeri'' di kawasan India Barat Laut yang kemudian dibudidayakan di Inggris pada tahun 1923.
Di [[Italia]], [[melati casablanca]] (''Jasminum officinalle''), yang disebut ''Spanish Jasmine'' ditanam tahun [[1692]] untuk dijadikan [[parfum]]. Tahun [[1665]] di [[Inggris]] dibudidayakan [[melati putih]] (''J. sambac'') yang diperkenalkan oleh [[Duke Casimo de Medici]]. Dalam tahun [[1919]] ditemukan melati ''J. parkeri'' di kawasan India Barat Laut yang kemudian dibudidayakan di Inggris pada tahun 1923.
Baris 67: Baris 67:
Bunga melati bermanfaat untuk [[bunga]] tabur, bahan [[industri]] [[minyak wangi]], [[kosmetika]], [[parfum]], [[farmasi]], penghias rangkaian bunga dan bahan campuran atau pengharum [[teh]], seperti [[teh melati]] yang populer di [[Indonesia]].
Bunga melati bermanfaat untuk [[bunga]] tabur, bahan [[industri]] [[minyak wangi]], [[kosmetika]], [[parfum]], [[farmasi]], penghias rangkaian bunga dan bahan campuran atau pengharum [[teh]], seperti [[teh melati]] yang populer di [[Indonesia]].


Bunga dan daun-daun dari beberapa spesies melati digunakan untuk mengurangi atau menghentikan keluarnya [[susu]] ibu<ref>{{aut|Amuthavalluvan, V. & J. Devarapalli}}. 2011. "Indigenous knowledge and health seeking behavior among Kattunayakan: a tribe in transition". [http://socialscienceresearch.org/index.php/GJHSS/article/view/198/161. ''Glob. J. Human Soc. Sci. '''11'''(6), Oct. 2011].</ref><ref>{{aut|Shrivastav P., K. George, N. Balasubramaniam, M.P. Jasper, M. Thomas, & A.S. Kanagasabhapathy}}. 1988. "Suppression of puerperal lactation using jasmine flowers (''Jasminum sambac'')". ''Aust. N.Z. J. Obstet. Gynaecol.'' '''28'''(1):68-71. Feb. 1988.</ref>, dalam rupa bunga yang diremukkan atau tapal daun-daunan yang ditempelkan di atas buah dada<ref name="prosea 12">{{aut|Rahajoe, J.S., R. Kiew, & J.L.C.H. van Valkenburg}}. 1999. ''Jasminum'' L. <u>in</u> Padua, L.S., N. Bunyapraphatsara, & R.H.M.J. Lemmens (Eds.) ''Plant Resources of South-East Asia'' '''12'''(1) - Medicinal and poisonous plants 1: 315-20. Prosea Foundation, Bogor.</ref>.
Bunga dan daun-daun dari beberapa spesies melati digunakan untuk mengurangi atau menghentikan keluarnya [[susu]] ibu,<ref>{{aut|Amuthavalluvan, V. & J. Devarapalli}}. 2011. "Indigenous knowledge and health seeking behavior among Kattunayakan: a tribe in transition". [http://socialscienceresearch.org/index.php/GJHSS/article/view/198/161. ''Glob. J. Human Soc. Sci. '''11'''(6), Oct. 2011].</ref><ref>{{aut|Shrivastav P., K. George, N. Balasubramaniam, M.P. Jasper, M. Thomas, & A.S. Kanagasabhapathy}}. 1988. "Suppression of puerperal lactation using jasmine flowers (''Jasminum sambac'')". ''Aust. N.Z. J. Obstet. Gynaecol.'' '''28'''(1):68-71. Feb. 1988.</ref> dalam rupa bunga yang diremukkan atau tapal daun-daunan yang ditempelkan di atas buah dada.<ref name="prosea 12">{{aut|Rahajoe, J.S., R. Kiew, & J.L.C.H. van Valkenburg}}. 1999. ''Jasminum'' L. <u>in</u> Padua, L.S., N. Bunyapraphatsara, & R.H.M.J. Lemmens (Eds.) ''Plant Resources of South-East Asia'' '''12'''(1) - Medicinal and poisonous plants 1: 315-20. Prosea Foundation, Bogor.</ref>


Tapal daun-daun dari beberapa jenis melati dipakai untuk mengobati [[bisul]] dan sakit kulit. Daun-daun ini juga digunakan sebagai obat kumur untuk mengobati [[seriawan]] dan pembengkakan gusi. Air rendaman bunga yang telah bermalam digunakan sebagai penyegar untuk mencuci muka.<ref name="prosea 12"/>
Tapal daun-daun dari beberapa jenis melati dipakai untuk mengobati [[bisul]] dan sakit kulit. Daun-daun ini juga digunakan sebagai obat kumur untuk mengobati [[seriawan]] dan pembengkakan gusi. Air rendaman bunga yang telah bermalam digunakan sebagai penyegar untuk mencuci muka.<ref name="prosea 12"/>
Baris 73: Baris 73:
Ekstrak akar beberapa jenis melati dimanfaatkan sebagai penurun [[demam]]. Rebusan akar melati atau rendaman bunganya dipakai untuk mengatasi radang [[peparu]], [[bronkitis]], dan juga [[asthma]]. Akar yang ditumbuk dijadikan tapal untuk menyembuhkan [[keseleo]] atau [[patah tulang]]. Tingtur (ekstrak dalam [[alkohol]]) akar ''J. sambac'' memiliki khasiat kuat sebagai penenang ([[sedativa]]), [[anestesi|anestetik]], dan penyembuh luka.<ref name="prosea 12"/>
Ekstrak akar beberapa jenis melati dimanfaatkan sebagai penurun [[demam]]. Rebusan akar melati atau rendaman bunganya dipakai untuk mengatasi radang [[peparu]], [[bronkitis]], dan juga [[asthma]]. Akar yang ditumbuk dijadikan tapal untuk menyembuhkan [[keseleo]] atau [[patah tulang]]. Tingtur (ekstrak dalam [[alkohol]]) akar ''J. sambac'' memiliki khasiat kuat sebagai penenang ([[sedativa]]), [[anestesi|anestetik]], dan penyembuh luka.<ref name="prosea 12"/>


Beberapa jenis melati juga ditanam sebagai penghias taman.<ref>Kerala Agric. Univ.: [http://www.celkau.in/Crops/Ornamental%20Crops/jasmine.aspx ''Jasmine'']</ref>.
Beberapa jenis melati juga ditanam sebagai penghias taman.<ref>Kerala Agric. Univ.: [http://www.celkau.in/Crops/Ornamental%20Crops/jasmine.aspx ''Jasmine'']</ref>


== Sumber ==
== Sumber ==

Revisi per 6 Agustus 2021 05.14

Melati merupakan tanaman bunga hias berupa perdu berbatang tegak yang hidup menahun. Melati merupakan genus dari semak dan tanaman merambat dalam keluarga zaitun (Oleaceae). Terdiri dari sekitar 200 spesies tumbuhan asli daerah beriklim tropis dan hangat dari Eurasia, Australasia dan Oseania, melati secara luas dibudidayakan untuk aroma khas bunganya yang harum. Di Indonesia, salah satu jenis melati telah dipilih menjadi "puspa bangsa" atau bunga simbol nasional yaitu melati putih (Jasminum sambac), karena bunga ini melambangkan kesucian dan kemurnian, serta dikaitkan dengan berbagai tradisi dari banyak suku di negara ini. Bunga ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari hiasan rambut pengantin perempuan dalam upacara perkawinan berbagai suku di Indonesia, terutama suku Jawa dan Sunda. Jenis lain yang juga populer adalah melati gambir (J. officinale). Di Indonesia nama melati dikenal oleh masyarakat di seluruh wilayah Nusantara. Nama-nama daerah untuk melati adalah Menuh (Bali), Meulu atau Riwat (Aceh),[1] Menyuru (Banda), Melur (Gayo dan Batak Karo), Manduru (Menado), Mundu (Bima dan Sumbawa) dan Manyora (Timor), Melati Salam (UMI), Malete (Madura) serta Beruq-beruq(Mandar).

Di Italia, melati casablanca (Jasminum officinalle), yang disebut Spanish Jasmine ditanam tahun 1692 untuk dijadikan parfum. Tahun 1665 di Inggris dibudidayakan melati putih (J. sambac) yang diperkenalkan oleh Duke Casimo de Medici. Dalam tahun 1919 ditemukan melati J. parkeri di kawasan India Barat Laut yang kemudian dibudidayakan di Inggris pada tahun 1923.

Jenis-jenis melati

Bunga Jasminum polyanthum.

Di antara 200 jenis melati yang telah diidentifikasi oleh para ahli botani, baru sekitar 9 jenis melati yang umum dibudidayakan dan terdapat delapan jenis melati yang potensial untuk dijadikan tanaman hias. Sebagian besar jenis melati tumbuh liar di hutan-hutan karena belum terungkap potensi ekonomi dan sosialnya. Tanaman melati termasuk suku melati-melatian atau Oleaceae.

Jenis-jenis melati di antaranya adalah:

Manfaat

Bunga melati bermanfaat untuk bunga tabur, bahan industri minyak wangi, kosmetika, parfum, farmasi, penghias rangkaian bunga dan bahan campuran atau pengharum teh, seperti teh melati yang populer di Indonesia.

Bunga dan daun-daun dari beberapa spesies melati digunakan untuk mengurangi atau menghentikan keluarnya susu ibu,[2][3] dalam rupa bunga yang diremukkan atau tapal daun-daunan yang ditempelkan di atas buah dada.[4]

Tapal daun-daun dari beberapa jenis melati dipakai untuk mengobati bisul dan sakit kulit. Daun-daun ini juga digunakan sebagai obat kumur untuk mengobati seriawan dan pembengkakan gusi. Air rendaman bunga yang telah bermalam digunakan sebagai penyegar untuk mencuci muka.[4]

Ekstrak akar beberapa jenis melati dimanfaatkan sebagai penurun demam. Rebusan akar melati atau rendaman bunganya dipakai untuk mengatasi radang peparu, bronkitis, dan juga asthma. Akar yang ditumbuk dijadikan tapal untuk menyembuhkan keseleo atau patah tulang. Tingtur (ekstrak dalam alkohol) akar J. sambac memiliki khasiat kuat sebagai penenang (sedativa), anestetik, dan penyembuh luka.[4]

Beberapa jenis melati juga ditanam sebagai penghias taman.[5]

Sumber

  1. ^ Aboe Bakar dkk. 2011. Kamus Bahasa Aceh - Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
  2. ^ Amuthavalluvan, V. & J. Devarapalli. 2011. "Indigenous knowledge and health seeking behavior among Kattunayakan: a tribe in transition". Glob. J. Human Soc. Sci. 11(6), Oct. 2011.
  3. ^ Shrivastav P., K. George, N. Balasubramaniam, M.P. Jasper, M. Thomas, & A.S. Kanagasabhapathy. 1988. "Suppression of puerperal lactation using jasmine flowers (Jasminum sambac)". Aust. N.Z. J. Obstet. Gynaecol. 28(1):68-71. Feb. 1988.
  4. ^ a b c Rahajoe, J.S., R. Kiew, & J.L.C.H. van Valkenburg. 1999. Jasminum L. in Padua, L.S., N. Bunyapraphatsara, & R.H.M.J. Lemmens (Eds.) Plant Resources of South-East Asia 12(1) - Medicinal and poisonous plants 1: 315-20. Prosea Foundation, Bogor.
  5. ^ Kerala Agric. Univ.: Jasmine

Lihat pula