Lompat ke isi

Benteng Sentosa: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Nurazizahjaya (bicara | kontrib)
k menyusun rapi kalimat
Cahyo (WMID) (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
'''Benteng Sentosa''' terletak di bagian belakang [[Museum Kedaton Sultan Ternate|Keraton Ternate]], Kelurahan Sao-sio, Ternate Utara, [[Ternate]], [[Maluku Utara]], [[Indonesia]].<ref name=":0" /> [[Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia|Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan]] telah menetapkan Benteng Sentosa sebagai salah satu [[Daftar cagar budaya di Indonesia|cagar budaya Indonesia]]. Nomor registrasinya adalah CB.385. Surat keputusannya bernomor PM.20/PW/007/MKP/2007. Penerbitannya pada tanggal 26 Maret 2007.<ref name=":1">{{Cite web|title=Benteng Sentosa (Kota Naka) - Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya|url=http://cagarbudaya.kemdikbud.go.id/cagarbudaya/detail/PO2014112600016/benteng-sentosa-kota-naka|website=cagarbudaya.kemdikbud.go.id|access-date=11 Juli 2021}}</ref> Ukurannya sangat kecil dengan bentuk [[segi empat]]. Benteng dibangun pada ketinggian 25 [[meter di atas permukaan laut]]. Nama lainnya adalah Benteng Kota Naka. [[Dinding|Tembok]] luar dan tembok dalam pada benteng dengan rata-rata setinggi 1,5 meter. Bagian dalamnya mempunyai [[rumah]] kecil dengan [[arsitektur]] modern. Dinding tembok bagian depan telah dijadikan sebagai hiasan dinding seperti dinding [[kolam]] [[taman]] modern. Benteng Santosa dibangun pada abad ke-18 [[Masehi]] oleh [[pemerintah]] [[Hindia Belanda]]. Tujuan pembangunan benteng dibagi dua. Pertama menjalin hubungan dengan [[Kesultanan Ternate]]. Kedua, mengawasi [[masyarakat]] [[pribumi]] maupun [[Orang asing (konsep hukum)|orang asing]] lainnya. Bagian utara benteng terdapat [[parit]] yang mengalir menuju kolam [[mata air]] Santosa. Benteng Santosa mempunyai 3 [[selekoh]] [[senjata]] di bagian utara.<ref name=":0">{{Cite book|url=http://repositori.kemdikbud.go.id/2053/1/Buku%20Benteng2.pdf|title=Benteng Dulu, Kini dan Esok|location=Yogyakarta|publisher=Kepel Press|isbn=978-602-1228-65-4|editor-last=Adrisijanti|editor-first=Inajati|pages=105-106|url-status=live}}</ref> Keberadaan Benteng Sentosa membuat setiap tindakan [[Sultan]] Ternate yang berkaitan dengan kegiatan [[Pemerintah|pemerintahan]] dalam negeri dan luar negeri mudah diawasi. [[Belanda]] juga menggunakan Benteng Sentosa sebagai pertahanan. Bangunan Benteng Sentosa lebih tinggi dari Kedaton Sultan Ternate. [[Bahan bangunan]] yang digunakan untuk membangun Benteng Sentosa tterbuat dari susunan [[batu]] kali berspesi. Bentuk benteng adalah segi empat dengan ukuran tiap sisinya 20 meter x 20 meter. Bagian dinding ada yang mencapai 5 meter. Dinding dibangun dengan ketebalan 0,55 meter. [[Pintu]] masuk bagian utara sudah ditutupi oleh hiasan [[Ornamen (arsitektur)|ornamen]] baru yang terbuat dari [[semen]]. Sedangkan dinding bagian barat sudah rusak. Setelah diadakan perluasan halaman, dinding bagian barat daya dibongkar.<ref name=":1" />
'''Benteng Sentosa''' adalah benteng yang terletak di bagian belakang [[Museum Kedaton Sultan Ternate|Keraton Ternate]], Kelurahan Sao-sio, Ternate Utara, [[Ternate]], [[Maluku Utara]], [[Indonesia]].<ref name=":0" /> [[Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia|Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan]] telah menetapkan Benteng Sentosa sebagai salah satu [[Daftar cagar budaya di Indonesia|cagar budaya Indonesia]]. Nomor registrasinya adalah CB.385. Surat keputusannya bernomor PM.20/PW/007/MKP/2007. Penerbitannya pada tanggal 26 Maret 2007.<ref name=":1">{{Cite web|title=Benteng Sentosa (Kota Naka) - Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya|url=http://cagarbudaya.kemdikbud.go.id/cagarbudaya/detail/PO2014112600016/benteng-sentosa-kota-naka|website=cagarbudaya.kemdikbud.go.id|access-date=11 Juli 2021}}</ref> Ukurannya sangat kecil dengan bentuk [[segi empat]]. Benteng dibangun pada ketinggian 25 [[meter di atas permukaan laut]]. Nama lainnya adalah Benteng Kota Naka. [[Dinding|Tembok]] luar dan tembok dalam pada benteng dengan rata-rata setinggi 1,5 meter. Bagian dalamnya mempunyai [[rumah]] kecil dengan [[arsitektur]] modern. Dinding tembok bagian depan telah dijadikan sebagai hiasan dinding seperti dinding [[kolam]] [[taman]] modern. Benteng Santosa dibangun pada abad ke-18 [[Masehi]] oleh [[pemerintah]] [[Hindia Belanda]]. Tujuan pembangunan benteng dibagi dua. Pertama menjalin hubungan dengan [[Kesultanan Ternate]]. Kedua, mengawasi [[masyarakat]] [[pribumi]] maupun [[Orang asing (konsep hukum)|orang asing]] lainnya. Bagian utara benteng terdapat [[parit]] yang mengalir menuju kolam [[mata air]] Santosa. Benteng Santosa mempunyai 3 [[selekoh]] [[senjata]] di bagian utara.<ref name=":0">{{Cite book|url=http://repositori.kemdikbud.go.id/2053/1/Buku%20Benteng2.pdf|title=Benteng Dulu, Kini dan Esok|location=Yogyakarta|publisher=Kepel Press|isbn=978-602-1228-65-4|editor-last=Adrisijanti|editor-first=Inajati|pages=105-106|url-status=live}}</ref> Keberadaan Benteng Sentosa membuat setiap tindakan [[Sultan]] Ternate yang berkaitan dengan kegiatan [[Pemerintah|pemerintahan]] dalam negeri dan luar negeri mudah diawasi. [[Belanda]] juga menggunakan Benteng Sentosa sebagai pertahanan. Bangunan Benteng Sentosa lebih tinggi dari Kedaton Sultan Ternate. [[Bahan bangunan]] yang digunakan untuk membangun Benteng Sentosa tterbuat dari susunan [[batu]] kali berspesi. Bentuk benteng adalah segi empat dengan ukuran tiap sisinya 20 meter x 20 meter. Bagian dinding ada yang mencapai 5 meter. Dinding dibangun dengan ketebalan 0,55 meter. [[Pintu]] masuk bagian utara sudah ditutupi oleh hiasan [[Ornamen (arsitektur)|ornamen]] baru yang terbuat dari [[semen]]. Sedangkan dinding bagian barat sudah rusak. Setelah diadakan perluasan halaman, dinding bagian barat daya dibongkar.<ref name=":1" />


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi per 23 Agustus 2021 09.26

Benteng Sentosa adalah benteng yang terletak di bagian belakang Keraton Ternate, Kelurahan Sao-sio, Ternate Utara, Ternate, Maluku Utara, Indonesia.[1] Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menetapkan Benteng Sentosa sebagai salah satu cagar budaya Indonesia. Nomor registrasinya adalah CB.385. Surat keputusannya bernomor PM.20/PW/007/MKP/2007. Penerbitannya pada tanggal 26 Maret 2007.[2] Ukurannya sangat kecil dengan bentuk segi empat. Benteng dibangun pada ketinggian 25 meter di atas permukaan laut. Nama lainnya adalah Benteng Kota Naka. Tembok luar dan tembok dalam pada benteng dengan rata-rata setinggi 1,5 meter. Bagian dalamnya mempunyai rumah kecil dengan arsitektur modern. Dinding tembok bagian depan telah dijadikan sebagai hiasan dinding seperti dinding kolam taman modern. Benteng Santosa dibangun pada abad ke-18 Masehi oleh pemerintah Hindia Belanda. Tujuan pembangunan benteng dibagi dua. Pertama menjalin hubungan dengan Kesultanan Ternate. Kedua, mengawasi masyarakat pribumi maupun orang asing lainnya. Bagian utara benteng terdapat parit yang mengalir menuju kolam mata air Santosa. Benteng Santosa mempunyai 3 selekoh senjata di bagian utara.[1] Keberadaan Benteng Sentosa membuat setiap tindakan Sultan Ternate yang berkaitan dengan kegiatan pemerintahan dalam negeri dan luar negeri mudah diawasi. Belanda juga menggunakan Benteng Sentosa sebagai pertahanan. Bangunan Benteng Sentosa lebih tinggi dari Kedaton Sultan Ternate. Bahan bangunan yang digunakan untuk membangun Benteng Sentosa tterbuat dari susunan batu kali berspesi. Bentuk benteng adalah segi empat dengan ukuran tiap sisinya 20 meter x 20 meter. Bagian dinding ada yang mencapai 5 meter. Dinding dibangun dengan ketebalan 0,55 meter. Pintu masuk bagian utara sudah ditutupi oleh hiasan ornamen baru yang terbuat dari semen. Sedangkan dinding bagian barat sudah rusak. Setelah diadakan perluasan halaman, dinding bagian barat daya dibongkar.[2]

Referensi

  1. ^ a b Adrisijanti, Inajati (ed.). Benteng Dulu, Kini dan Esok (PDF). Yogyakarta: Kepel Press. hlm. 105–106. ISBN 978-602-1228-65-4. 
  2. ^ a b "Benteng Sentosa (Kota Naka) - Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya". cagarbudaya.kemdikbud.go.id. Diakses tanggal 11 Juli 2021.