Yan Anton Ferdian: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8.6 |
||
Baris 40: | Baris 40: | ||
=== Skandal === |
=== Skandal === |
||
Pada Maret 2016, nama Yan Anton Ferdian menjadi salah satu dari 62 mantan anggota [[Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatra Selatan|DPRD Provinsi Sumatra Selatan]] yang diperiksa terkait dana aspirasi bansos tahun 2013.<ref name="aktualita" /> Pada 4 September 2016, Yan ditangkap oleh [[Komisi Pemberantasan Korupsi]] (KPK) dalam operasi tangkap tangan di rumahnya dan dibawa ke kantor KPK di Jakarta untuk menjalani pemeriksaan intensif.<ref name="KK">{{cite web |url=http://www.koran-jakarta.com/kpk-tangkap-bupati-banyuasin/ |title=KPK Tangkap Bupati Banyuasin |publisher=Koran Jakarta |date=5 September 2016 |accessdate=5 September 2016 }}</ref> Ia ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus suap pengadaan proyek di Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuasin.<ref>{{cite web |url=http://hukum.rmol.co/read/2016/09/05/259563/Yan-Anton-Dan-3-Anak-Buahnya-Resmi-Berkalung-Tersangka- |title=Yan Anton Dan 3 Anak Buahnya Resmi Berkalung Tersangka |publisher=rmol.co |date=5 September 2016 |accessdate=6 September 2016 |archive-date=2016-09-14 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160914064432/http://hukum.rmol.co/read/2016/09/05/259563/Yan-Anton-Dan-3-Anak-Buahnya-Resmi-Berkalung-Tersangka- |dead-url=yes }}</ref> |
Pada Maret 2016, nama Yan Anton Ferdian menjadi salah satu dari 62 mantan anggota [[Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatra Selatan|DPRD Provinsi Sumatra Selatan]] yang diperiksa terkait dana aspirasi bansos tahun 2013.<ref name="aktualita" /> Pada 4 September 2016, Yan ditangkap oleh [[Komisi Pemberantasan Korupsi]] (KPK) dalam operasi tangkap tangan di rumahnya dan dibawa ke kantor KPK di Jakarta untuk menjalani pemeriksaan intensif.<ref name="KK">{{cite web |url=http://www.koran-jakarta.com/kpk-tangkap-bupati-banyuasin/ |title=KPK Tangkap Bupati Banyuasin |publisher=Koran Jakarta |date=5 September 2016 |accessdate=5 September 2016 |archive-date=2016-09-05 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160905133202/http://www.koran-jakarta.com/kpk-tangkap-bupati-banyuasin/ |dead-url=yes }}</ref> Ia ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus suap pengadaan proyek di Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuasin.<ref>{{cite web |url=http://hukum.rmol.co/read/2016/09/05/259563/Yan-Anton-Dan-3-Anak-Buahnya-Resmi-Berkalung-Tersangka- |title=Yan Anton Dan 3 Anak Buahnya Resmi Berkalung Tersangka |publisher=rmol.co |date=5 September 2016 |accessdate=6 September 2016 |archive-date=2016-09-14 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160914064432/http://hukum.rmol.co/read/2016/09/05/259563/Yan-Anton-Dan-3-Anak-Buahnya-Resmi-Berkalung-Tersangka- |dead-url=yes }}</ref> |
||
{{S-start}} |
{{S-start}} |
Revisi per 18 Februari 2022 23.24
Yan Anton Ferdian S.H. | |
---|---|
Bupati Banyuasin ke-2 | |
Masa jabatan 2013 – 2015 | |
Wakil | Suman Asra Supriono |
Informasi pribadi | |
Lahir | 2 Januari 1984 Bandar Lampung |
Kebangsaan | Indonesia |
Suami/istri | Vinita Citra Karini |
Sunting kotak info • L • B |
Yan Anton Ferdian, S.H. (lahir 2 Januari 1984) adalah Bupati Banyuasin yang menjabat pada periode 2013–2018. Ia dilantik sebagai bupati bersama dengan Wakil Bupati Suman Asra Supriono pada tanggal 9 September 2013[1] di Gedung DPRD Banyuasin oleh Gubernur Sumatra Selatan Alex Noerdin menggantikan bupati sebelumnya yang merupakan ayahnya sendiri, Amiruddin Inoed. Yan Anton berhenti menjadi bupati di tengah jalan akibat kasus korupsi[2]
Riwayat Hidup
Kiprah
Ia menjabat sebagai Bupati Banyuasin setelah berhasil memenangkan pilkada berpasangan dengan Suman Asra Supriono. Ia yang mendapatkan nomor urut 1 saat itu didukung oleh Partai Golkar, Demokrat, PKS dan beberapa partai pendukung lainnya.[3]
Yan memulai karier organisasi dari Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), pada tahun 2007. Di partai politik, ia pernah menjabat sebagai Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Banyuasin. Kemudian, Ia menjabat sebagai Anggota DPRD Provinsi Sumatra Selatan periode 2009–2014 namun ia mundur pada 2013 karena terpilih menjabat sebagai Bupati Banyuasin.[3]
Skandal
Pada Maret 2016, nama Yan Anton Ferdian menjadi salah satu dari 62 mantan anggota DPRD Provinsi Sumatra Selatan yang diperiksa terkait dana aspirasi bansos tahun 2013.[3] Pada 4 September 2016, Yan ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam operasi tangkap tangan di rumahnya dan dibawa ke kantor KPK di Jakarta untuk menjalani pemeriksaan intensif.[4] Ia ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus suap pengadaan proyek di Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuasin.[5]
Jabatan politik | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Amiruddin Inoed |
Bupati Banyuasin 2013–2015 |
Diteruskan oleh: Suman Asra Supriono |
Referensi
- ^ "Yan Anton Ferdian Resmi Dilantik". Sriwijaya TV. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-10-14. Diakses tanggal 5 September 2016.
- ^ "Bupati Musi Banyuasin Dilantik Gantikan Ayahnya". tempo.co. 9 September 2013. Diakses tanggal 5 September 2016.
- ^ a b c "Profil dan Biodata Bupati Banyuasin Yan Anton Ferdian SH". aktualita.co. 4 September 2016. Diakses tanggal 5 September 2016.
- ^ "KPK Tangkap Bupati Banyuasin". Koran Jakarta. 5 September 2016. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-09-05. Diakses tanggal 5 September 2016.
- ^ "Yan Anton Dan 3 Anak Buahnya Resmi Berkalung Tersangka". rmol.co. 5 September 2016. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-09-14. Diakses tanggal 6 September 2016.