Lompat ke isi

Kopra: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
NFarras (bicara | kontrib)
k Menambah Kategori:Bahan makanan menggunakan HotCat
NFarras (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 34: Baris 34:


== Produksi ==
== Produksi ==
[[Berkas:LaDigueCopra1.jpg|jmpl|Penumbukan kopra di [[La Digue]] ([[Seychelles]]).|kiri|225x225px]]
Kopra secara tradisional diparut dan digiling kemudian [[Perebusan|direbus]] dalam air untuk mengekstrak [[minyak kelapa]] yang terkandung di dalamnya. Produknya digunakan dalam budaya pulau-pulau di Samudra Pasifik dan menjadi salah satu produk komersial berharga di [[Polinesia|Laut Selatan]] dan [[South Asia|Asia Selatan]] pada 1860s. Saat ini, proses ektraksi minyak kelapa dilakukan dengan menumbuk kopra untuk diambil minyaknya (70%) dengan produk samping yang dikenal sebagai ''copra meal'' (30%). Setelah minyak diekstrak, kelapa yang tersisa terdiri atas 18–25% [[protein]] dan sangat banyak [[serat pangan]] yang tidak dapat dimakan oleh manusia dalam jumlan yang besar. Produk samping ini biasanya digunakan sebagai pakan [[hewan pemamah biak]].<ref>{{cite book|last1=Grimwood|first1=BE|last2=Ashman|first2=F|last3=Dendy|first3=DAV|last4=Jarman|first4=CG|last5=Little|first5=ECS|last6=Timmins|first6=WH|year=1975|url=https://books.google.com/books?id=fY5hLeJ-WW4C&pg=PA193|title=Coconut Palm Products – Their processing in developing countries|location=Rome|publisher=FAO|isbn=978-92-5-100853-9|page=193}}</ref>
Kopra secara tradisional diparut dan digiling kemudian [[Perebusan|direbus]] dalam air untuk mengekstrak [[minyak kelapa]] yang terkandung di dalamnya. Produknya digunakan dalam budaya pulau-pulau di Samudra Pasifik dan menjadi salah satu produk komersial berharga di [[Polinesia|Laut Selatan]] dan [[South Asia|Asia Selatan]] pada 1860s. Saat ini, proses ektraksi minyak kelapa dilakukan dengan menumbuk kopra untuk diambil minyaknya (70%) dengan produk samping yang dikenal sebagai ''copra meal'' (30%). Setelah minyak diekstrak, kelapa yang tersisa terdiri atas 18–25% [[protein]] dan sangat banyak [[serat pangan]] yang tidak dapat dimakan oleh manusia dalam jumlan yang besar. Produk samping ini biasanya digunakan sebagai pakan [[hewan pemamah biak]].<ref>{{cite book|last1=Grimwood|first1=BE|last2=Ashman|first2=F|last3=Dendy|first3=DAV|last4=Jarman|first4=CG|last5=Little|first5=ECS|last6=Timmins|first6=WH|year=1975|url=https://books.google.com/books?id=fY5hLeJ-WW4C&pg=PA193|title=Coconut Palm Products – Their processing in developing countries|location=Rome|publisher=FAO|isbn=978-92-5-100853-9|page=193}}</ref>

[[Berkas:Kerala_coconut.jpg|ka|jmpl|Kelapa yang dikeringkan menggunakan sinar Matahari di [[Kozhikode]], [[Kerala]], [[India]] untuk produksi kopra]]
[[Berkas:Kerala_coconut.jpg|ka|jmpl|Kelapa yang dikeringkan menggunakan sinar Matahari di [[Kozhikode]], [[Kerala]], [[India]] untuk produksi kopra]]
Produksi kopra – memecahkan cangkang dan mengeringkannya – biasanya dilakukan ketika pohon kelapa tumbuh besar. Kopra dapat dibuat dengan mengeringkan kelapa menggunakan matahari, asap, maupun tempat pembakaran khusus. Pengeringan menggunakan panas Matahari membutuhkan area yang lebi besar dan cahaya Matahari yang cukup. Metode ini biasa dilakukan dengan memotong kelapa menjadi dua, kemudian merendam kulit kelapa dan menghadapkan daging kelapa ke arah Matahari. Setelah dua hari, daging kelapa dapat dilepaskan dari kulitnya dan proses pengeringan dapat selesai hingga tiga atau lima hari berikutnya.
[[Berkas:LaDigueCopra3.jpg|ka|jmpl|Copra kiln drying in [[La Digue]] ([[Seychelles]]).]]

[[Berkas:LaDigueCopra1.jpg|ka|jmpl|Penumbukan kopra di [[La Digue]] ([[Seychelles]]).]]
[[Berkas:LaDigueCopra3.jpg|ka|jmpl|Pengeringan kopra menggunakan pemanas di [[La Digue]] ([[Seychelles]]).]]
Proses pengeringan juga dapat dilakukan secara hibrida, yakni dengan menggunakan Matahari ketika cuaca mendukung pada siang hari dan menggunakan panas dari pembakaran biomasa ketiga Matahari tidak tampak atau ketika malam. Proses hibrida seperti ini mendukung pengeringan secara kontinu sehingga memakan waktu yang lebih sedikit.<ref>{{cite web|title=Hybrid Solar Dryer for Copra|url=http://copra.co.id/copra.html|website=Copra Indonesia}}</ref>

=== Ekonomi ===
Produksi kopra dimulai dari perkebunan kelapa. Pohon kelapa biasanya diberi jarak 9 meter satu sama lain, dengan kerapatan 100–160 pohon kelapa per hektar. Sebuah pohon kelapa umumnya menghasilkan sekitar 50–80 kelapa per tahun dan pada 1999 di [[Vanuatu]], satu kilogram kopra dapat menghasilkan uang senilai [[United States dollar|US$]]0,20. Dengan demikian, seorang petani kelapa saat itu dapat menghasilkan pemasukan sebesar US$120 hingga US$320 per tahun untuk tiap hektar kebun kelapa yang dimilikinya. Saat ini, harga kopra telah naik dua kali lipat, menjadi sekitar US$540 per ton di Filipina menurut ''[[Financial Times]]'' pada 9 November 2012.

Pada 2017 nilai ekspor global kopra berkisar antara $145 hingga 146 juta. Eksportir kopra terbesar di dunia adalah [[Papua Nugini]] dengan 35% total ekspor kopra dunia, disusul oleh [[Indonesia]] (20%), [[Kepulauan Solomon]] (13%), dan [[Vanuatu]] (12%). Importir terbesar kopra adalah [[Filipina]], mengimport kopra senilai $93,4 juta atau sekitar 64% total impor kopra dunia.<ref name="Observatory">{{Cite web|last1=Simoes|first1=AJG|last2=Hidalgo|first2=CA|title=OEC: The Observatory of Economic Complexity|url=https://oec.world/en/profile/hs92/1203/|website=oec.world|publisher=[[The Observatory of Economic Complexity]]|language=en|access-date=2019-12-17}}</ref>


== Dalam budaya populer ==
== Dalam budaya populer ==

Revisi per 1 Januari 2022 19.36

Kelapa yang akan diolah menjadi kopra
daging kelapa mentah (kopra murni)
Nilai nutrisi per 100 g (3,5 oz)
Energi354 kcal (1.480 kJ)
24.23
Gula6.23
Serat pangan9
33.49
3.33 g
VitaminKuantitas
%AKG
Tiamina (B1)
6%
0.066 mg
Riboflavin (B2)
2%
0.02 mg
Niasin (B3)
4%
0.54 mg
Asam pantotenat (B5)
20%
1.014 mg
Vitamin B6
4%
0.05 mg
Vitamin C
4%
3.3 mg
MineralKuantitas
%AKG
Kalsium
1%
14 mg
Zat besi
19%
2.43 mg
Magnesium
9%
32 mg
Fosfor
16%
113 mg
Potasium
8%
356 mg
Seng
12%
1.1 mg
Komponen lainnyaKuantitas
Air47
Persen AKG berdasarkan rekomendasi Amerika Serikat untuk orang dewasa.
Sumber: USDA FoodData Central

Kopra adalah daging buah kelapa yang dikeringkan. Kopra merupakan salah satu produk turunan kelapa yang sangat penting, karena merupakan bahan baku pembuatan minyak kelapa dan turunannya. Untuk membuat kopra yang baik diperlukan kelapa yang telah berumur sekitar 300 hari dan memiliki berat sekitar 3-4 kg. Setelah kopra selesai diekstrak minyaknya, yang tersisa adalah produk samping yang mengandung protein tinggi (18-25%) namun memiliki serat yang sangat tinggi sehingga tidak bisa dimakan oleh manusia. Produk samping ini umumnya diberikan pada hewan ternak sebagai pakan.[1]

Teknik pengolahan kopra ada empat macam, yaitu pengeringan dengan sinar matahari (sun drying), pengeringan dengan pengarangan atau pengasapan di atas api (smoke curing or drying), dan pengeringan dengan pemanasan tidak langsung (indirect drying).[1]

Kopra yang baik sebaiknya hanya memiliki kandungan air 6% – 7% agar tidak mudah terserang organisme pengganggu. Kerusakan yang terjadi pada kopra pada umumnya disebabkan oleh serangan bakteri dan serangan cendawan. Serangan tersebut mudah terjadi jika kadar air dalam kopra tinggi, kelembapan udara mencapai 80% atau lebih dan suhu atmosfer mencapai 30 °C. Cendawan yang sering menyerang kopra adalah cendawan Rhizopus sp, Aspergillus niger, dan Penicillium glaucum. Terdapat 4 kualitas kopra, yang diantaranya adalah highgrade copra dan mixed copra.

Produksi

Penumbukan kopra di La Digue (Seychelles).

Kopra secara tradisional diparut dan digiling kemudian direbus dalam air untuk mengekstrak minyak kelapa yang terkandung di dalamnya. Produknya digunakan dalam budaya pulau-pulau di Samudra Pasifik dan menjadi salah satu produk komersial berharga di Laut Selatan dan Asia Selatan pada 1860s. Saat ini, proses ektraksi minyak kelapa dilakukan dengan menumbuk kopra untuk diambil minyaknya (70%) dengan produk samping yang dikenal sebagai copra meal (30%). Setelah minyak diekstrak, kelapa yang tersisa terdiri atas 18–25% protein dan sangat banyak serat pangan yang tidak dapat dimakan oleh manusia dalam jumlan yang besar. Produk samping ini biasanya digunakan sebagai pakan hewan pemamah biak.[2]

Kelapa yang dikeringkan menggunakan sinar Matahari di Kozhikode, Kerala, India untuk produksi kopra

Produksi kopra – memecahkan cangkang dan mengeringkannya – biasanya dilakukan ketika pohon kelapa tumbuh besar. Kopra dapat dibuat dengan mengeringkan kelapa menggunakan matahari, asap, maupun tempat pembakaran khusus. Pengeringan menggunakan panas Matahari membutuhkan area yang lebi besar dan cahaya Matahari yang cukup. Metode ini biasa dilakukan dengan memotong kelapa menjadi dua, kemudian merendam kulit kelapa dan menghadapkan daging kelapa ke arah Matahari. Setelah dua hari, daging kelapa dapat dilepaskan dari kulitnya dan proses pengeringan dapat selesai hingga tiga atau lima hari berikutnya.

Pengeringan kopra menggunakan pemanas di La Digue (Seychelles).

Proses pengeringan juga dapat dilakukan secara hibrida, yakni dengan menggunakan Matahari ketika cuaca mendukung pada siang hari dan menggunakan panas dari pembakaran biomasa ketiga Matahari tidak tampak atau ketika malam. Proses hibrida seperti ini mendukung pengeringan secara kontinu sehingga memakan waktu yang lebih sedikit.[3]

Ekonomi

Produksi kopra dimulai dari perkebunan kelapa. Pohon kelapa biasanya diberi jarak 9 meter satu sama lain, dengan kerapatan 100–160 pohon kelapa per hektar. Sebuah pohon kelapa umumnya menghasilkan sekitar 50–80 kelapa per tahun dan pada 1999 di Vanuatu, satu kilogram kopra dapat menghasilkan uang senilai US$0,20. Dengan demikian, seorang petani kelapa saat itu dapat menghasilkan pemasukan sebesar US$120 hingga US$320 per tahun untuk tiap hektar kebun kelapa yang dimilikinya. Saat ini, harga kopra telah naik dua kali lipat, menjadi sekitar US$540 per ton di Filipina menurut Financial Times pada 9 November 2012.

Pada 2017 nilai ekspor global kopra berkisar antara $145 hingga 146 juta. Eksportir kopra terbesar di dunia adalah Papua Nugini dengan 35% total ekspor kopra dunia, disusul oleh Indonesia (20%), Kepulauan Solomon (13%), dan Vanuatu (12%). Importir terbesar kopra adalah Filipina, mengimport kopra senilai $93,4 juta atau sekitar 64% total impor kopra dunia.[4]

Dalam budaya populer

Perdagangan kopra pada abad ke-19 menginspirasi novela yang dikearang oleh Robert Louis Stevenson pada 1893 berjudul The Beach of Falesá. Novela ini mengangkat pengalamannya selama berada di Samoa.[5]

Referensi

  1. ^ a b Grimwood, BE; Ashman, F; Dendy, DAV; Jarman, CG; Little, ECS; Timmins, WH (1975). Coconut Palm Products – Their processing in developing countries. Rome: FAO. hlm. 193. ISBN 978-92-5-100853-9. 
  2. ^ Grimwood, BE; Ashman, F; Dendy, DAV; Jarman, CG; Little, ECS; Timmins, WH (1975). Coconut Palm Products – Their processing in developing countries. Rome: FAO. hlm. 193. ISBN 978-92-5-100853-9. 
  3. ^ "Hybrid Solar Dryer for Copra". Copra Indonesia. 
  4. ^ Simoes, AJG; Hidalgo, CA. "OEC: The Observatory of Economic Complexity". oec.world (dalam bahasa Inggris). The Observatory of Economic Complexity. Diakses tanggal 2019-12-17. 
  5. ^ Holmes, LD (2001). Treasured Islands: Cruising the South Seas With Robert Louis StevensonPerlu mendaftar (gratis). Sheridan House. ISBN 1-57409-130-1. 

Pranala luar