Intelektual: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
k memindahkan Intelektual ke Cendekiawan |
(Tidak ada perbedaan)
|
Revisi per 22 Februari 2009 05.09
Cendekiawan atau intelektual ialah orang yang menggunakan kecerdasannya untuk bekerja, belajar, membayangkan, mengagas, atau menyoal dan menjawab persoalan tentang berbagai gagasan. Kata cendekiawan berasal dari Chanakya, seorang politikus dalam pemeritahan Chandragupta dari Kekaisaran Maurya.
Secara umum, terdapat tiga pengertian modern untuk istilah "cendekiawan", yaitu:
- mereka yang amat terlibat dalam idea-idea dan buku-buku;
- mereka yang mempunyai keahlian dalam budaya dan seni yang memberikan mereka kewibawaan kebudayaan, dan yang kemudian mempergunakan kewibawaan itu untuk mendiskusikan perkara-perkara lain di khalayak ramai. Golongan ini dipanggil sebagai "intelektual budaya".
- dari segi Marxisme, mereka yang tergolong dalam kelas dosen, guru, pengacara, wartawan, dan sebagainya.
Oleh karena itu, cendekiawan sering dikaitkan dengan mereka yang lulusan universitas. Namun, Sharif Shaary, dramawan Malaysia terkenal, mengatakan bahwa hakikatnya tidak semudah itu. Ia berkata:
- "Belajar di universitas bukan jaminan seseorang dapat menjadi cendekiawan... seorang cendekiawan adalah pemikir yang sentiasa berpikir dan mengembangkan (serta) menyumbangkan gagasannya untuk kesejahteraan masyarakat. Ia juga adalah seseorang yang mempergunakan ilmu dan ketajaman pikirannya untuk mengkaji, menganalisis, merumuskan segala perkara dalam kehidupan manusia, terutama masyarakat di mana ia hadir khususnya dan di peringkat global umum untuk mencari kebenaran dan menegakkan kebenaran itu. Lebih dari itu, seorang intelektual juga seseorang yang mengenali kebenaran dan juga berani memperjuangkan kebenaran itu, meskipun menghadapi tekanan dan ancaman, terutama sekali kebenaran, kemajuan, dan kebebasan untuk rakyat." [1]
Cendekiawan bisu dan palsu
Sharif Shaary menegaskan bahawa seorang "cendekiawan" bukan hanya sekadar berpikir tentang kebenaran tetapi harus menyuarakannya, apapun rintangannya. Seorang cendekiawan yang benar tidak boleh netral, dan harus memihak kepada kebenaran dan keadilan. Dia "tidak boleh menjadi cendekiawan bisu, kecuali dia betul-betul bisu atau dibisukan".
Jika betul-betul bisu, seorang cendekiawan masih dapat bertindak dengan menyatakan pikiran melalui penulisan yang akhirnya akan sampai juga kepada khayalak ramai. Inilah yang dikatakan cendekiawan bisu yang tidak bisu. Sebaliknya, terdapat cendekiawan yang tidak bisu tetapi bisu. Dia menjadi bisu mungkin karena "dia takut atau berkepentingan". [1]
Cendekiawan palsu akan mengelabui mata dan pikiran rakyat dengan kebenaran palsu melalui penyelewengan fakta dan pernyataan keliru. Cendekiawan palsu banyak menggunakan retorika kosong. [1]
Rujukan
- ^ a b c Faizal Yusup. Bicara tentang Mahathir, Pekan Ilmu Publications Sdn Bhd (2004). ISBN 983-2567-30-0
Pranala luar
- Bagian Tambahan Khusus: Tanggung Jawab Cendekiawan – oleh Noam Chomsky, 23 Februari 1967
- termasuk jawaban oleh Arthur Dorfman, Raziel Abelson, Fryar Calhoun, dan E.B. Murray
- Laporan Berita dan Dunia Amerika Serikat – mengenai pimpinan-pimpinan sekolah tinggi dan cendekiawan umum
- Laman web SightandSound: "Perantara ialah bahasa Inggeris" – tentang ulasan-ulasan Timothy Garton Ash mengenai cendekiawan Britania
- Laman web CompleteReview: "Reaksi-reaksi terhadap "Cendekiawan Awam" Richard Posner
- Jadwal Posner bagi 600+ cendekiawan awam – dikelompokkan menurut jenis kelamin, anggota gabungan profesional dan bidang, kecenderungan politik, penggabungan media, akses internet, dan karya ilmiah.
- Majalah Dasar Luar Negara dan Prospek Britania mengenai 100 Cendekiawan Awam Yang Terkenal – termasuk daftar menurut bidang.