Lompat ke isi

James Stratton Holmes: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Dessyil (bicara | kontrib)
Dessyil (bicara | kontrib)
Tag: kemungkinan perlu pemeriksaan terjemahan VisualEditor
Baris 8: Baris 8:
== Tahun 1949: Belanda ==
== Tahun 1949: Belanda ==


In 1949 Holmes interrupted his studies to work as a Fulbright exchange teacher in a Quaker school in the Eerde Castle, near Ommen, in the Netherlands. At the end of the school year he decided not to return to the United States, but to stay and visit the country. It was in this way that, in 1950, he met Hans van Marle. To Holmes, the relationship with Van Marle soon became something highly important that brought him to making the choice never to go back to the United States, and to move permanently to Amsterdam. For the next two years, Holmes attended Nico Donkersloot's Dutch language course at the Universiteit van Amsterdam, and published in 1951 his first poetry translation.
Pada tahun [[1949]], Holmes menghentikan studinya untuk bekerja sebagai seorang guru pertukaran [[Program Fulbright|Fulbright]] si sebuah sekolah Quaker di [[:en:Eerde,_Ommen|Kastil Eerde]] di dekat [[Ommen]], Belanda. Pada akhir tahun masa studinya, ia memutuskan untuk tidak kembali ke Amerika kecuali untuk tinggal dan mengunjungi negara tersebut. Dengan cara inilah pada tahun [[1950]] ia bertemu dengan Hans van Marle. Bagi Holmes, hubungannya dengan van Marle segera berubah menjadi sesuatu yang sangat penting dan akhirnya membuatnya memilih untuk tidak pernah kembali ke Amerika, serta memutuskan untuk pindah secara permanen di [[Amsterdam]]. Dua tahun kemudian, Holmes menghadiri pelatihan bahasa Belanda milik [[:nl:Nico_Donkersloot|Nico Donkersloot]] di [https://www.uva.nl/?cb Universiteit van Amsterdam], dan mempublikasikan terjemahan puisi pertamanya pada tahun 1951.


== 1952: Minat Menjadi Profesi ==
== 1952: Minat Menjadi Profesi ==
Translating poetry became Holmes' main occupation, and, after his appointment as an associate professor in the Literary Science faculty at the Universiteit van Amsterdam, translation was his main source of income. Together with his partner Hans van Marle, he translated not only poetry, but also documents about Indonesia and Indonesian poetry in English. His reputation as a translator grew, and in 1956 he was granted the Martinus Nijhoff Award for his translations into English, becoming the first foreigner to receive it. In 1958, when the legendary English magazine ''Delta'' was founded, exclusively devoted to the culture of the Netherlands and Belgium, James Holmes became its poetry editor and often took care of the translations of contemporary Dutch poetry in English. It was a time in which Holmes particularly devoted himself to the poetry of the "Vijftigers" [an important group of Dutch poets of the 50s – 'vijftig' in Dutch] and of the "post-Vijftigers", poetry of complex comprehension, and therefore, hard to translate.
Pekerjaan utama Holmes adalah menerjemahkan puisi. Setelah pengangkatannya sebagai profesor di Fakultas Ilmu Sastra Universiteit van Amsterdam, terjemahan menjadi sumber penghasilan utamanya. Bersama dengan rekan kerjanya, Hans van Marle, mereka tidak hanya menerjemahkan puisi, tapi juga dokumen-dokumen tentang [[Indonesia]] dan puisi-puisi Indonesia dalam bahasa Inggris. [[Reputasi|Reputasinya]] sebagai seorang penerjemah meningkat, dan pada tahun [[1956]] ia dianugerahi penghargaan Martinus Nijhoff Award untuk hasil terjemahannya dalam bahasa Inggris yang membuatnya menjadi orang asing pertama yang menerimanya. Pada tahun [[1958]] saat majalah berbahasa Inggris yang legendaris, ''Delta'' ditemukan, yang secara khusus membahas budaya Belanda dan [[Belgia]], James Holmes menjadi [[Redaktur|editor]] puisinya dan sering menangani terjemahan puisi Belanda kontemporer ke dalam bahasa Inggris. Inilah saat-saat di mana Holmes secara khusus mengabdikan dirinya pada puisi "Vijftigers" (sebuah kelompok penting penyair Belanda pada tahun [[1950]]-an. ''Vijftig'' dalam bahasa Belanda berarti '50'), dan "Pasca Vijftigers", sebuah pemahaman puisi yang kompleks dan sulit untuk diterjemahkan.


== Pendidikan Terjemahan ==
== Pendidikan Terjemahan ==
When the Literary Science faculty of the Universiteit van Amsterdam decided in 1964 to create a Department of Translation Studies, Holmes was invited to contribute as an associate professor. He not only had the needed scholarly background, but over time he had acquired many theoretical notions as well, as well as considerable practical experience as a translator. He created courses for the Institute of Interpreters and Translators, which was later integrated into the Institute of Translation Studies of the Universiteit van Amsterdam. Holmes' paper "The Name and Nature of Translation Studies" (1972) is widely recognized as founding Translation Studies as a coordinated research program. Holmes' many articles on translation made him one of the key members of Descriptive Translation Studies, and still today he is frequently cited in the bibliographies in this field.
Saat Fakultas Ilmu Sastra Universiteit van Amsterdam memutuskan untuk mendirikan Departemen Studi Terjemahan pada tahun [[1964]], Holmes diundang untuk berkontribusi sebagai professor karena ia tidak hanya memiliki latar belakang akademis, tetapi seiring waktu ia juga telah mendapatkan banyak gagasan teoretis, serta pengalaman praktis yang cukup besar sebagai seorang penerjemah. Ia membuat jurusan untuk Institute of Interpreters and Translators yang kemudian diintegrasikan menjadi Institute of Translation Studies milik Universiteit van Amsterdam. Makalah Holmes yang berjudul "The Name and Nature of Translation Studies" ([[1972]]) secara luas diakui sebagai pendiri Studi Penerjemahan sebagai program penelitian yang terkoordinasi. Banyaknya artikel penerjemahan Holmes menjadikannya salah satu anggora kunci Studi Penerjemahan Deskriptif, dan hingga kini ia kerap kali dikutip dalam bibliografi di bidang ini.


== Apresiasi untuk "Awater" oleh Nijhoff dan Penghargaan Nobel ==
== Apresiasi untuk "Awater" oleh Nijhoff dan Penghargaan Nobel ==
One of the most extraordinary examples of Holmes' bravery was his translation of the very long poetic piece "Awater [nl]" by Martinus Nijhoff, a work that gained attention both in the Netherlands and abroad. The English translation of this piece contributed to the fame of both the poet and the translator. After having read "Awater," Nobel laureates in Literature T.S. Eliot and Iosif Aleksandrovič Brodskij expressed their appreciation. Eliot said that if Nijhoff had written his works in English instead of Dutch, he would have become a global success, while Brodskij bluntly stated that "Awater" was one of the most beautiful poetry works he had ever read.
Salah satu contoh keberanian Holmes yang luar biasa adalah terjemahannya pada puisi yang sangat panjang berjudul "Awater [nl]" karya [[:en:Martinus_Nijhoff|Martinus Nijhoff]], sebuah karya yang mendapatkan banyak perhatian, dari Belanda maupun dunia. Terjemahan berbahasa Inggris dari karya ini berkontribusi pada ketenaran penyair dan penerjemahnya. Setelah membaca "Awatar", dua orang peraih Nobel Sastra, [[Thomas Stearns Eliot|T.S. Eliot]] dan [[:en:Joseph_Brodsky|Iosif Aleksandrovič Brodskij]] menyampaikan apresiasi mereka. Eliot berkata bahwa jika Nijhoff telah menuliskan karyanya dalam bahasa Inggris dibandingkan bahasa Belanda, ia akan mendapatkan kesuksesan global, sementara Brodskij secara jelas menyatakan bahwa "Awater" adalah salah satu hasil karya puisi terindah yang pernah ia baca.

Revisi per 15 April 2022 09.45

James Stratton Holmes (2 May 1924 – 6 November 1986) adalah seorang sastrawan berkebangsaan Amerika-Belanda yang bekerja sebagai seorang penyair, penerjemah, dan seorang sarjana penerjemahan. Terkadang ia mempublikasikan hasil karyanya menggunakan nama aslinya, yakni James S. Holmes, dan di lain waktu ia juga menggunakan nama penanya, Jim Holmes dan Jacob Lowland. Pada tahun 1956, ia adalah seorang penerjemah non-Belanda pertama yang berhasil menerima penghargaan bergengsi Martinus Nijhoff Award, yakni sebuah penghargaan penting yang diberikan kepada para penerjemah teks-teks kreatif dari atau ke dalam bahasa Belanda.

Masa Kecil dan Latar Belakang Pendidikan

Sebagai bungsu dari 4 orang bersaudara, Homes lahir dan dibesarkan di sebuah peternakan kecil Amerika yang terletak di wilayah Collins, Iowa. Pada tahun 1941 setelah menyelesaikan masa SMAnya, ia melanjutkan pendidikan ke Quaker College of Oskaloosa, Iowa. Setelah menempuh pendidikan selama dua tahun, ia kemudian melakukan magang dengan mengajar di sebuah SMP di wilayah Barnesville, Ohio. Beberapa tahun kemudian, setelah ia menolak untuk melakukan dinas militer di Angkatan Darat atau menjadi seorang pegawai negeri sipil, Holmes dijatuhi hukuman penjara selama 6 bulan. Setelah dibebaskan, ia kembali melanjutkan pendidikannya, yang pertama di Sekolah Tinggi William Penn, kemudian di Sekolah Tinggi Haverford di Pennsylvania.

Pada tahun 1948 setelah mendapatkan kedua gelarnya, yakni dalam bidang bahasa Inggris dan sejarah, ia kembali melanjutkan pendidikannya di Universitas Brown di Providence, Rhode Island, salah satu dari sekolah terkenal Ivy League Schools dimana pada tahun berikutnya ia menjadi seorang doktor peneliti. Pada saat itu, ia telah menulis dan menerbitkan puisi pertamanya serta sesekali melakukan pengerjaan editorial. Sejak itu, puisi kemudian menjadi minat terbesarnya.

Tahun 1949: Belanda

Pada tahun 1949, Holmes menghentikan studinya untuk bekerja sebagai seorang guru pertukaran Fulbright si sebuah sekolah Quaker di Kastil Eerde di dekat Ommen, Belanda. Pada akhir tahun masa studinya, ia memutuskan untuk tidak kembali ke Amerika kecuali untuk tinggal dan mengunjungi negara tersebut. Dengan cara inilah pada tahun 1950 ia bertemu dengan Hans van Marle. Bagi Holmes, hubungannya dengan van Marle segera berubah menjadi sesuatu yang sangat penting dan akhirnya membuatnya memilih untuk tidak pernah kembali ke Amerika, serta memutuskan untuk pindah secara permanen di Amsterdam. Dua tahun kemudian, Holmes menghadiri pelatihan bahasa Belanda milik Nico Donkersloot di Universiteit van Amsterdam, dan mempublikasikan terjemahan puisi pertamanya pada tahun 1951.

1952: Minat Menjadi Profesi

Pekerjaan utama Holmes adalah menerjemahkan puisi. Setelah pengangkatannya sebagai profesor di Fakultas Ilmu Sastra Universiteit van Amsterdam, terjemahan menjadi sumber penghasilan utamanya. Bersama dengan rekan kerjanya, Hans van Marle, mereka tidak hanya menerjemahkan puisi, tapi juga dokumen-dokumen tentang Indonesia dan puisi-puisi Indonesia dalam bahasa Inggris. Reputasinya sebagai seorang penerjemah meningkat, dan pada tahun 1956 ia dianugerahi penghargaan Martinus Nijhoff Award untuk hasil terjemahannya dalam bahasa Inggris yang membuatnya menjadi orang asing pertama yang menerimanya. Pada tahun 1958 saat majalah berbahasa Inggris yang legendaris, Delta ditemukan, yang secara khusus membahas budaya Belanda dan Belgia, James Holmes menjadi editor puisinya dan sering menangani terjemahan puisi Belanda kontemporer ke dalam bahasa Inggris. Inilah saat-saat di mana Holmes secara khusus mengabdikan dirinya pada puisi "Vijftigers" (sebuah kelompok penting penyair Belanda pada tahun 1950-an. Vijftig dalam bahasa Belanda berarti '50'), dan "Pasca Vijftigers", sebuah pemahaman puisi yang kompleks dan sulit untuk diterjemahkan.

Pendidikan Terjemahan

Saat Fakultas Ilmu Sastra Universiteit van Amsterdam memutuskan untuk mendirikan Departemen Studi Terjemahan pada tahun 1964, Holmes diundang untuk berkontribusi sebagai professor karena ia tidak hanya memiliki latar belakang akademis, tetapi seiring waktu ia juga telah mendapatkan banyak gagasan teoretis, serta pengalaman praktis yang cukup besar sebagai seorang penerjemah. Ia membuat jurusan untuk Institute of Interpreters and Translators yang kemudian diintegrasikan menjadi Institute of Translation Studies milik Universiteit van Amsterdam. Makalah Holmes yang berjudul "The Name and Nature of Translation Studies" (1972) secara luas diakui sebagai pendiri Studi Penerjemahan sebagai program penelitian yang terkoordinasi. Banyaknya artikel penerjemahan Holmes menjadikannya salah satu anggora kunci Studi Penerjemahan Deskriptif, dan hingga kini ia kerap kali dikutip dalam bibliografi di bidang ini.

Apresiasi untuk "Awater" oleh Nijhoff dan Penghargaan Nobel

Salah satu contoh keberanian Holmes yang luar biasa adalah terjemahannya pada puisi yang sangat panjang berjudul "Awater [nl]" karya Martinus Nijhoff, sebuah karya yang mendapatkan banyak perhatian, dari Belanda maupun dunia. Terjemahan berbahasa Inggris dari karya ini berkontribusi pada ketenaran penyair dan penerjemahnya. Setelah membaca "Awatar", dua orang peraih Nobel Sastra, T.S. Eliot dan Iosif Aleksandrovič Brodskij menyampaikan apresiasi mereka. Eliot berkata bahwa jika Nijhoff telah menuliskan karyanya dalam bahasa Inggris dibandingkan bahasa Belanda, ia akan mendapatkan kesuksesan global, sementara Brodskij secara jelas menyatakan bahwa "Awater" adalah salah satu hasil karya puisi terindah yang pernah ia baca.