Lompat ke isi

Tombatu, Minahasa Tenggara: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 14: Baris 14:


Tanah Tombatu rata-rata subur karena daerah pegunungan. Suhu sekitar 25-30 derajat celsius. Ekonomi penduduk terfokus ke pertanian berupa Kopra, Cengkeh, Vanili dan rempah-rempah. Agama mayoristas Kristen Protestan. Suku mayoritas: Minahasa dengan sub etnis Tounsawang dan Pasan . Tingkat kesejahteraan cukup bagus dibandingkan dengan kecamatan di Indonesia. Ditandai dengan tingkat melek huruf yang tinggi dan kecilnya angka kemiskinan.
Tanah Tombatu rata-rata subur karena daerah pegunungan. Suhu sekitar 25-30 derajat celsius. Ekonomi penduduk terfokus ke pertanian berupa Kopra, Cengkeh, Vanili dan rempah-rempah. Agama mayoristas Kristen Protestan. Suku mayoritas: Minahasa dengan sub etnis Tounsawang dan Pasan . Tingkat kesejahteraan cukup bagus dibandingkan dengan kecamatan di Indonesia. Ditandai dengan tingkat melek huruf yang tinggi dan kecilnya angka kemiskinan.
Tombatu juga mempunyai tradisi gotong royong yang disebut "Mapalus". Anggota mapalus dalam jumlah puluhan disebut "Kelup". Kelompok kelup tersebut biasanya membangunkan anggota mereka pada jam 03.00 subuh dengan terompet. Suara terompet tersebut akan membangunkan masyarakat seluruh kampung. Anggota "Mapalus" segera bangun, mempersiapkan diri untuk berangkat ke kebun. Dalam perjalanan ke kebun, mereka berjalan berjejer seperti "kaki seribu" yang diiringi dengan berbagai alat musik, seperti tambur, gendang, dll, yang dipukul secara berirama oleh 4-5 orang, sampai ke tempat tujuan.
Tombatu juga mempunyai tradisi gotong royong yang disebut "Mapalus"
Mereka bekerja selama 8 jam sehari. Petang hari mereka akan pulang berjalan kaki dengan cara yang sama dan mendekati kampung, biasanya banyak anak-anak yang berdiri di pinggir jalan melihat kedatangan grup mapalus, karena wakti mereka berangkat pagi-pagi, anak-anak itu belum bangun.
{{Kabupaten Minahasa Tenggara}}
{{Kabupaten Minahasa Tenggara}}



Revisi per 1 April 2009 05.00

Tombatu
Negara Indonesia
ProvinsiSulawesi Utara
KabupatenMinahasa Tenggara
Pemerintahan
 • Camat-
Populasi
 • Total- jiwa
Kode Kemendagri71.07.05 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS7109050 Edit nilai pada Wikidata
Luas- km²
Desa/kelurahan-

Tombatu adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara, Indonesia. Kecamatan Tombatu terdiri dari desa Molompar Satu, Molompar dua, Tomabtu 1, Tombatu 2 Tombatu 3, Betelen, Mundung, Mundung 1, Esandom, Winorangian, Tonsawang (Nevy Kawulusan) Letak Tombatu berada di Selatan Gunung Soputan, sekitar 15 km dari ibukota kabupaten: Ratahan. Nama tua Tombatu adalah Toundanow. Artinya: daerah yang banyak air. Terdapat beberapa danau dan yang terbesar adalah Danau Bulilin.

Tanah Tombatu rata-rata subur karena daerah pegunungan. Suhu sekitar 25-30 derajat celsius. Ekonomi penduduk terfokus ke pertanian berupa Kopra, Cengkeh, Vanili dan rempah-rempah. Agama mayoristas Kristen Protestan. Suku mayoritas: Minahasa dengan sub etnis Tounsawang dan Pasan . Tingkat kesejahteraan cukup bagus dibandingkan dengan kecamatan di Indonesia. Ditandai dengan tingkat melek huruf yang tinggi dan kecilnya angka kemiskinan. Tombatu juga mempunyai tradisi gotong royong yang disebut "Mapalus". Anggota mapalus dalam jumlah puluhan disebut "Kelup". Kelompok kelup tersebut biasanya membangunkan anggota mereka pada jam 03.00 subuh dengan terompet. Suara terompet tersebut akan membangunkan masyarakat seluruh kampung. Anggota "Mapalus" segera bangun, mempersiapkan diri untuk berangkat ke kebun. Dalam perjalanan ke kebun, mereka berjalan berjejer seperti "kaki seribu" yang diiringi dengan berbagai alat musik, seperti tambur, gendang, dll, yang dipukul secara berirama oleh 4-5 orang, sampai ke tempat tujuan. Mereka bekerja selama 8 jam sehari. Petang hari mereka akan pulang berjalan kaki dengan cara yang sama dan mendekati kampung, biasanya banyak anak-anak yang berdiri di pinggir jalan melihat kedatangan grup mapalus, karena wakti mereka berangkat pagi-pagi, anak-anak itu belum bangun.