Lompat ke isi

Suku Moi: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 3: Baris 3:


== Sejarah ==
== Sejarah ==
Para pemuda suku Moi ikut berperan dalam operasi trikora dengan membantu Simon Randa, seorang Toraja pegawai pemerintah Belanda, menyuplai kantong kantong gerilya sekitar Sorong olehpasukan infiltrasi trikora (disebut ''Enso-Enso'' dalam bahasa Moi). Para pemuda bersama Randa yang tercatat bernama Oscar, Lodewijk David, Fritz dan Edwar Osok; Robert, Sadrak, Amanja, dan Edwin Malibela; Petrus, Steven, Aminyas, Joel, Karel, Josafat, dan Josan Kalaibin; Jonas Satisa; dan Hermanus Mili. Peninggalan perjuangan ini berupa Rumah di km 12 Klasaman, Sorong.<ref name="25 Tahun Trikora 1988">{{cite book | title=25 tahun Trikora | website=Google Play Books | year=1988 | publisher=Yayasan Badan Kontak Keluarga Besar Perintis Irian Barat | url=https://play.google.com/books/reader?id=650vAAAAMAAJ&pg=GBS.PR2&hl=en | language=rw | access-date=2021-11-01}}</ref>
Para pemuda suku Moi ikut berperan dalam operasi trikora dengan membantu Simon Randa, seorang Toraja pegawai pemerintah Belanda, menyuplai kantong kantong gerilya sekitar Sorong olehpasukan infiltrasi trikora (disebut ''Enso-Enso'' dalam bahasa Moi). Para pemuda bersama Randa yang tercatat bernama Oscar, Lodewijk, David, Fritz dan Edwar Osok; Robert, Sadrak, Amanja, dan Edwin Malibela; Petrus, Steven, Aminyas, Joel, Karel, Josafat, dan Josan Kalaibin; Jonas Satisa; dan Hermanus Mili. Peninggalan perjuangan ini berupa Rumah di km 12 Klasaman, Sorong.<ref name="25 Tahun Trikora 1988">{{cite book | title=25 tahun Trikora | website=Google Play Books | year=1988 | publisher=Yayasan Badan Kontak Keluarga Besar Perintis Irian Barat | url=https://play.google.com/books/reader?id=650vAAAAMAAJ&pg=GBS.PR2&hl=en | language=rw | access-date=2021-11-01}}</ref>


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi per 21 Mei 2022 07.36

Moi
Jumlah populasi
6700[1]
Daerah dengan populasi signifikan
 Indonesia
Bahasa
Bahasa Moi, Bahasa Indonesia
Agama
Kristen 70%
Agama rakyat 30%[1]

Suku Moi adalah salah satu suku di Papua. Mereka mendiami Kota Sorong, Kabupaten Sorong Selatan, dan Raja Ampat. Terdapat beberapa subetnik, yaitu Moi Legin, Moi Abun, Moi Karon, Moi Klabra, Moi Moraid, Moi Segin, dan Moi Maya.[2] Mata pencarian utama suku ini adalah berkebun dan mengelola hutan.[1] Dalam berkebun dan mengelola hutan, mereka memperhatikan yegek (larangan) mengonsumsi hasil tanah berlebihan sehingga terjadi konservasi tradisional. Pendidikan adat diajarkan kepada para pemuda di rumah adat bernama Kambik.[3]

Sejarah

Para pemuda suku Moi ikut berperan dalam operasi trikora dengan membantu Simon Randa, seorang Toraja pegawai pemerintah Belanda, menyuplai kantong kantong gerilya sekitar Sorong olehpasukan infiltrasi trikora (disebut Enso-Enso dalam bahasa Moi). Para pemuda bersama Randa yang tercatat bernama Oscar, Lodewijk, David, Fritz dan Edwar Osok; Robert, Sadrak, Amanja, dan Edwin Malibela; Petrus, Steven, Aminyas, Joel, Karel, Josafat, dan Josan Kalaibin; Jonas Satisa; dan Hermanus Mili. Peninggalan perjuangan ini berupa Rumah di km 12 Klasaman, Sorong.[4]

Referensi

  1. ^ a b c Project, Joshua. "Moi, Mosana in Indonesia". joshuaproject.net (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-06-09. 
  2. ^ Suaib 2017, hlm. 62-64.
  3. ^ lpsplsorong (11 Februari 2019). "Yegek, Sebuah Kearifan Lokal Suku Moi". kkp.go.id. Diakses tanggal 15 Januari 2021. 
  4. ^ 25 tahun Trikora. Google Play Books (dalam bahasa Kinyarwanda). Yayasan Badan Kontak Keluarga Besar Perintis Irian Barat. 1988. Diakses tanggal 2021-11-01. 

Daftar Pustaka