Serangga: Perbedaan antara revisi
→Ragam: menjelaskan ordonya dalam daftar |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 10: | Baris 10: | ||
}} |
}} |
||
'''Serangga''' |
'''Serangga''' yang membentuk [[Kelas (biologi)|kelas]] '''Insekta''' (berasal dari [[bahasa Latin]]: ''{{lang|la|insectum}}'', sebuah [[kata serapan]] dari [[Bahasa Yunani Kuno|bahasa Yunani]] {{lang|el|ἔντομον}} [''{{lang|el|éntomon}}''], yang artinya "terpotong menjadi beberapa bagian") adalah salah satu kelas [[avertebrata]] dalam [[filum]] [[artropoda]] yang memiliki [[eksoskeleton]] ber[[kitin]]. Bagian tubuhnya terbagi menjadi tiga bagian, yaitu [[kepala]], [[toraks]], dan [[abdomen]]. Serangga juga memiliki [[mata majemuk]], tiga pasang kaki yang terhubung ke toraks, dan sepasang [[antena (biologi)|antena]]. |
||
Serangga termasuk salah satu kelompok [[hewan]] yang paling beragam, mencakup lebih dari 1.000.000 [[spesies]] dan menggambarkan lebih dari setengah [[makhluk hidup|organisme hidup]] yang telah diketahui.<ref name="Chapman">{{cite book|author=Chapman, A. D.|year=2006|title=Numbers of living species in Australia and the World|location=Canberra|publisher=Australian Biological Resources Study|language=Inggris|isbn=978-0-642-56850-2|url=http://www.deh.gov.au/biodiversity/abrs/publications/other/species-numbers/index.html|access-date=2014-12-03|archive-date=2009-06-09|archive-url=http://webarchive.loc.gov/all/20090609110928/http://www.deh.gov.au/biodiversity/abrs/publications/other/species-numbers/index.html|dead-url=yes}}</ref><ref>{{cite web|url=http://www.globalchange.umich.edu/globalchange2/current/lectures/biodiversity/biodiversity.html|title=Threats to Global Diversity|last=Wilson|first=E.O.|accessdate=17-05-2009|language=Inggris|archive-date=2015-02-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20150220154543/http://www.globalchange.umich.edu/globalchange2/current/lectures/biodiversity/biodiversity.html|dead-url=yes}}</ref> Jumlah spesies yang [[Takson ekstan|masih ada]] diperkirakan antara 6.000.000–10.000.000<ref name="Chapman" /><ref> |
Serangga termasuk salah satu kelompok [[hewan]] yang paling beragam, mencakup lebih dari 1.000.000 [[spesies]] dan menggambarkan lebih dari setengah [[makhluk hidup|organisme hidup]] yang telah diketahui.<ref name="Chapman">{{cite book|author=Chapman, A. D.|year=2006|title=Numbers of living species in Australia and the World|location=Canberra|publisher=Australian Biological Resources Study|language=Inggris|isbn=978-0-642-56850-2|url=http://www.deh.gov.au/biodiversity/abrs/publications/other/species-numbers/index.html|access-date=2014-12-03|archive-date=2009-06-09|archive-url=http://webarchive.loc.gov/all/20090609110928/http://www.deh.gov.au/biodiversity/abrs/publications/other/species-numbers/index.html|dead-url=yes}}</ref><ref>{{cite web|url=http://www.globalchange.umich.edu/globalchange2/current/lectures/biodiversity/biodiversity.html|title=Threats to Global Diversity|last=Wilson|first=E.O.|accessdate=17-05-2009|language=Inggris|archive-date=2015-02-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20150220154543/http://www.globalchange.umich.edu/globalchange2/current/lectures/biodiversity/biodiversity.html|dead-url=yes}}</ref> Jumlah spesies yang [[Takson ekstan|masih ada]] diperkirakan antara 6.000.000–10.000.000<ref name="Chapman" /><ref> |
||
{{cite journal |author=Novotny, Vojtech; Basset, Yves; Miller, Scott E.; Weiblen, George D.; Bremer, Birgitta; Cizek, Lukas; dan Drozd, Pavel |year=2002 |title=Low host specificity of herbivorous insects in a tropical forest |journal=[[Nature (journal)|Nature]] |pmid=11976681 |volume=416 |issue=6883 |language=Inggris|pages=841–844 |doi=10.1038/416841a|bibcode = 2002Natur.416..841N }}</ref><ref name="number">{{cite book|author=Erwin, Terry L.|year=1997|language=Inggris|title=Biodiversity at its utmost: Tropical Forest Beetles|pages=27–40}} Dalam: {{cite book|editor=Reaka-Kudla, M. L., Wilson, D. E. and Wilson, E. O.|title=Biodiversity II|publisher=Joseph Henry Press, Washington, D.C.}}</ref> dan berpotensi mewakili lebih dari 90% bentuk kehidupan hewan yang berbeda-beda di bumi.<ref>{{cite journal|last=Erwin|first=Terry L.|year=1982|language=Inggris|title=Tropical forests: their richness in Coleoptera and other arthropod species|journal=Coleopt. Bull.|volume=36|pages=74–75}}</ref> Serangga dapat ditemukan di hampir semua [[lingkungan hidup|lingkungan]], meskipun hanya sejumlah kecil yang hidup di lautan, suatu habitat yang didominasi oleh kelompok artropoda lain, [[krustasea]]. |
{{cite journal |author=Novotny, Vojtech; Basset, Yves; Miller, Scott E.; Weiblen, George D.; Bremer, Birgitta; Cizek, Lukas; dan Drozd, Pavel |year=2002 |title=Low host specificity of herbivorous insects in a tropical forest |journal=[[Nature (journal)|Nature]] |pmid=11976681 |volume=416 |issue=6883 |language=Inggris|pages=841–844 |doi=10.1038/416841a|bibcode = 2002Natur.416..841N }}</ref><ref name="number">{{cite book|author=Erwin, Terry L.|year=1997|language=Inggris|title=Biodiversity at its utmost: Tropical Forest Beetles|pages=27–40}} Dalam: {{cite book|editor=Reaka-Kudla, M. L., Wilson, D. E. and Wilson, E. O.|title=Biodiversity II|publisher=Joseph Henry Press, Washington, D.C.}}</ref> dan berpotensi mewakili lebih dari 90% bentuk kehidupan hewan yang berbeda-beda di bumi.<ref>{{cite journal|last=Erwin|first=Terry L.|year=1982|language=Inggris|title=Tropical forests: their richness in Coleoptera and other arthropod species|journal=Coleopt. Bull.|volume=36|pages=74–75}}</ref> Serangga dapat ditemukan di hampir semua [[lingkungan hidup|lingkungan]], meskipun hanya sejumlah kecil yang hidup di lautan, suatu habitat yang didominasi oleh kelompok artropoda lain, [[krustasea]]. |
||
Kajian mengenai peri kehidupan serangga disebut [[entomologi]]<ref name="Biologi Edisi Kelima Jilid 2">Campbell, N.A,J.B. Reece, dan L.G. Mitchell, 2003. Biologi Edisi Kelima Jilid 2. ISBN 979-688-469-0. Jakarta: Erlangga.</ref> Serangga termasuk dalam kelas |
Kajian mengenai peri kehidupan serangga disebut [[entomologi]]<ref name="Biologi Edisi Kelima Jilid 2">Campbell, N.A,J.B. Reece, dan L.G. Mitchell, 2003. Biologi Edisi Kelima Jilid 2. ISBN 979-688-469-0. Jakarta: Erlangga.</ref> Serangga termasuk dalam kelas Insekta (subfilum Uniramia) yang dibagi lagi menjadi 29 [[Ordo (biologi)|ordo]], antara lain [[Diptera]] (misalnya lalat), [[Coleoptera]] (misalnya kumbang), [[Hymenoptera]] (misalnya semut, lebah, dan [[tabuhan]]), dan [[Lepidoptera]] (misalnya kupu-kupu dan ngengat).<ref name="Study of Insect.Ed-7">Borror et al. 2005. Study of Insect.Ed-7. Amerika: Thomson Brook/ Cole.</ref> Kelompok Apterigota terdiri dari 4 ordo karena semua serangga dewasanya tidak memiliki sayap, dan 25 ordo lainnya termasuk dalam kelompok Pterigota karena memiliki sayap.<ref name="Study of Insect.Ed-7" /> |
||
Serangga merupakan hewan beruas dengan tingkat adaptasi yang sangat tinggi.<ref name="Biologi Edisi Kelima Jilid 2" /> Ukuran serangga relatif kecil dan <!-- ada kalimat hilang disini, dan apa? apakah dan merupakan salah satu mahluk hidup yang sukses berkolonisasi di bumi? dan apa?--> pertama kali sukses mengelilingi dunia.<ref name="Biologi Edisi Kelima Jilid 2" /> |
Serangga merupakan hewan beruas dengan tingkat adaptasi yang sangat tinggi.<ref name="Biologi Edisi Kelima Jilid 2" /> Ukuran serangga relatif kecil dan <!-- ada kalimat hilang disini, dan apa? apakah dan merupakan salah satu mahluk hidup yang sukses berkolonisasi di bumi? dan apa?--> pertama kali sukses mengelilingi dunia.<ref name="Biologi Edisi Kelima Jilid 2" /> |
||
Baris 25: | Baris 25: | ||
== Sejarah == |
== Sejarah == |
||
* [[Keanekaragaman hayati |
* [[Keanekaragaman hayati]] serangga telah terdapat pada [[Karbon (periode)|periode Karbon]] (sekitar 300 juta tahun yang lalu).<ref name="Biologi Edisi Kelima Jilid 2"/> |
||
* Pada [[Perem|periode Perem]] (270 juta tahun yang lalu) beberapa kelompok serangga telah menyerupai bentuk yang dijumpai sekarang.<ref name="Biologi Edisi Kelima Jilid 2"/> |
* Pada [[Perem|periode Perem]] (270 juta tahun yang lalu) beberapa kelompok serangga telah menyerupai bentuk yang dijumpai sekarang.<ref name="Biologi Edisi Kelima Jilid 2"/> |
||
* Banyak [[fosil]] serangga yang ditemukan berumur puluhan juta tahun yang lalu tidak beda jauh dengan serangga saat ini, misalnya fosil [[wereng]] berumur 25 juta tahun yang ditemukan di [[Dominika]] yang terperangkap pada [[getah pinus]], dan masih banyak lagi fosil-fosil serangga yang ditemukan yang berumur puluhan juta tahun. |
* Banyak [[fosil]] serangga yang ditemukan berumur puluhan juta tahun yang lalu tidak beda jauh dengan serangga saat ini, misalnya fosil [[wereng]] berumur 25 juta tahun yang ditemukan di [[Dominika]] yang terperangkap pada [[getah pinus]], dan masih banyak lagi fosil-fosil serangga yang ditemukan yang berumur puluhan juta tahun. |
||
Baris 37: | Baris 37: | ||
== Ragam == |
== Ragam == |
||
{{Utama|Keanekaragaman serangga}} |
|||
Lebih dari 1.000.000 [[spesies]] serangga telah ditemukan. [[Ordo (biologi)|Ordo]] yang memiliki lebih dari 100.000 spesies serangga adalah [[Coleoptera]] (386.500), [[Lepidoptera]] (157.300), [[Diptera]] (155.500), [[Hymenoptera]] (116.900) dan [[Hemiptera]] (103.600). |
|||
Lebih dari 1.000.000 [[spesies]] serangga telah ditemukan. [[Ordo (biologi)|Ordo]] serangga yang memiliki lebih dari 100.000 spesies adalah [[Coleoptera]] (386.500), [[Lepidoptera]] (157.300), [[Diptera]] (155.500), [[Hymenoptera]] (116.900) dan [[Hemiptera]] (103.600).<ref name="Stork2018">{{cite journal|last1=Stork|first1=Nigel E.|date=7 Januari 2018|title=How Many Species of Insects and Other Terrestrial Arthropods Are There on Earth?|url=https://semanticscholar.org/paper/77cd50721ab3e98487cd43c0b4d1d1ad8bd72b07|journal=Annual Review of Entomology|language=en|volume=63|issue=1|pages=31–45|doi=10.1146/annurev-ento-020117-043348|pmid=28938083|s2cid=23755007}}</ref> |
|||
* [[Kumbang]] yang membentuk ordo [[Coleoptera]] memiliki tipe mulut pengunyah dan termasuk herbivore. Habitatnya adalah di permukaan tanah, dengan membuat lubang, selain itu juga membuat lubang pada kulit pohon, dan ada beberapa yang membuat [[sarang]] pada dedaunan. |
* [[Kumbang]] yang membentuk ordo [[Coleoptera]] memiliki tipe mulut pengunyah dan termasuk herbivore. Habitatnya adalah di permukaan tanah, dengan membuat lubang, selain itu juga membuat lubang pada kulit pohon, dan ada beberapa yang membuat [[sarang]] pada dedaunan. |
||
Baris 44: | Baris 45: | ||
* [[Lalat]] dan [[nyamuk]], dari ordo [[Diptera]], hanya memiliki sepasang sayap dan uniknya adalah ia memiliki sepasang [[halter]] yang membantukannya dalam penerbangan. |
* [[Lalat]] dan [[nyamuk]], dari ordo [[Diptera]], hanya memiliki sepasang sayap dan uniknya adalah ia memiliki sepasang [[halter]] yang membantukannya dalam penerbangan. |
||
* [[Semut]], [[lebah]] dan [[tawon]], dari ordo [[Hymenoptera]], memiliki [[ovipositor]] untuk memasukkan telur ke tempat yang biasanya tidak dapat dijangkau. Ovipositor ini sering juga berfungsi sebagai [[sengat]]. |
* [[Semut]], [[lebah]] dan [[tawon]], dari ordo [[Hymenoptera]], memiliki [[ovipositor]] untuk memasukkan telur ke tempat yang biasanya tidak dapat dijangkau. Ovipositor ini sering juga berfungsi sebagai [[sengat]]. |
||
* [[Tonggeret]], [[Kutu busuk|kepinding]], [[kutu daun]], dan lain-lainnya dari ordo [[Hemiptera]] memiliki |
* [[Tonggeret]], [[Kutu busuk|kepinding]], [[kutu daun]], dan lain-lainnya dari ordo [[Hemiptera]] memiliki mulut bertipe penusuk dan pengisap. Ada beberapa yang mengisap darah dan sebagian sebagai pengisap cairan pada tumbuhan. Sebagian besar bersifat [[parasit]] bagi hewan, tumbuhan, maupun manusia. Ordo ini banyak ditemukan di bagian bunga dan daun dari tumbuhan, kulit pohon, serta pada jamur yang busuk.<ref name="Study of Insect. Ed-5" /> |
||
* [[Belalang]], [[jangkrik]] dan [[belalang juta]], dari ordo [[Orthoptera]], boleh [[Stridulasi|mengerik]] Ciri khas yang dapat dijumpai yaitu sayap depan lebih keras dari sayap belakang.<ref name="Study of Insect.Ed-7" /> |
* [[Belalang]], [[jangkrik]] dan [[belalang juta]], dari ordo [[Orthoptera]], boleh [[Stridulasi|mengerik]] dengan menggosok bagian tubuh tertentu, misalnya dengan sayap atau kaki. Ciri khas yang dapat dijumpai yaitu sayap depan lebih keras dari sayap belakang.<ref name="Study of Insect.Ed-7" /> |
||
* [[Kecoak]] dan [[rayap]], dari ordo [[Kecoak|Blattodea]], memiliki tipe mulut pengunyah, tubuh lebar dan rata, dan sepasang antena panjang yang lentur. |
|||
* [[Capung]] dan [[capung jarum]], dari ordo [[Odonata]], memiliki tipe mulut pengunyah. Umumnya Ordo ini termasuk [[karnivora]] yang memakan serangga kecil dan sebagian bersifat [[kanibal]] atau suka memakan sejenis. [[Habitat]]nya adalah di dekat perairan. Biasanya ditemukan di sekitar air terjun, di sekitar danau, dan pada daerah bebatuan.<ref name="Study of Insect. Ed-5" /> |
* [[Capung]] dan [[capung jarum]], dari ordo [[Odonata]], memiliki tipe mulut pengunyah. Umumnya Ordo ini termasuk [[karnivora]] yang memakan serangga kecil dan sebagian bersifat [[kanibal]] atau suka memakan sejenis. [[Habitat]]nya adalah di dekat perairan. Biasanya ditemukan di sekitar air terjun, di sekitar danau, dan pada daerah bebatuan.<ref name="Study of Insect. Ed-5" /> |
||
* [[Lalat capung]] yang membentuk ordo [[Ephemeroptera]] merupakan serangga terbang tertua yang sudah ada sejak zaman karbon akhir.<ref>{{Cite journal|last=Knecht|first=Richard J.|last2=Engel|first2=Michael S.|last3=Benner|first3=Jacob S.|date=2011-04-19|title=Late Carboniferous paleoichnology reveals the oldest full-body impression of a flying insect|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/21464315|journal=Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America|volume=108|issue=16|pages=6515–6519|doi=10.1073/pnas.1015948108|issn=1091-6490|pmc=3081006|pmid=21464315}}</ref> |
* [[Lalat capung]] yang membentuk ordo [[Ephemeroptera]] merupakan serangga terbang tertua yang sudah ada sejak zaman karbon akhir.<ref>{{Cite journal|last=Knecht|first=Richard J.|last2=Engel|first2=Michael S.|last3=Benner|first3=Jacob S.|date=2011-04-19|title=Late Carboniferous paleoichnology reveals the oldest full-body impression of a flying insect|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/21464315|journal=Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America|volume=108|issue=16|pages=6515–6519|doi=10.1073/pnas.1015948108|issn=1091-6490|pmc=3081006|pmid=21464315}}</ref> |
||
* [[Dermaptera|Cocopet]] |
* [[Dermaptera|Cocopet]] dari ordo [[Dermaptera]] memiliki sepasang antenna, tubuhnya bersegmen terdiri atas toraks dan abdomen. Abdomennya terdapat bagian seperti garpu. |
||
* Ordo [[Neuroptera]] merupakan ordo serangga tertua yang bermetamorfosis sempurna.<ref>{{Cite book|date=2003|url=https://www.worldcat.org/oclc/50495116|title=Encyclopedia of insects|location=Amsterdam|publisher=Academic Press|isbn=0-12-586990-8|others=Resh, Vincent H., Cardé, Ring T.|oclc=50495116}}</ref> |
* Ordo [[Neuroptera]] merupakan ordo serangga tertua yang bermetamorfosis sempurna.<ref>{{Cite book|date=2003|url=https://www.worldcat.org/oclc/50495116|title=Encyclopedia of insects|location=Amsterdam|publisher=Academic Press|isbn=0-12-586990-8|others=Resh, Vincent H., Cardé, Ring T.|oclc=50495116}}</ref> |
||
Sub kelas [[Collembola]] memiliki ciri khas yaitu memiliki collophore, bagian yang mirip tabung yang terdapat pada bagian ventral di sisi pertama segmen abdomen. Ada beberapa dari jenis ini yang merupakan karnivora dan penghisap cairan. Umumnya Collembolla merupakan scavenger yang memakan sayuran dan jamur yang busuk, serta bakteri, selain itu ada dari jenis ini yang memakan feses Artropoda, serbuk sari, ganggang, dan material lainnya.<ref name="Study of Insect.Ed-7" /> |
Sub kelas [[Collembola]] memiliki ciri khas yaitu memiliki collophore, bagian yang mirip tabung yang terdapat pada bagian ventral di sisi pertama segmen abdomen. Ada beberapa dari jenis ini yang merupakan karnivora dan penghisap cairan. Umumnya Collembolla merupakan scavenger yang memakan sayuran dan jamur yang busuk, serta bakteri, selain itu ada dari jenis ini yang memakan feses Artropoda, serbuk sari, ganggang, dan material lainnya.<ref name="Study of Insect.Ed-7" /> |
||
[[ |
Kelas [[Diplura]] (bukan serangga) memiliki [[mata majemuk]], tidak terdapat [[Mata sederhana (invertebrata)|ocelli]], dan tarsinya terdiri atas satu segmen. Habitatnya di daerah terrestrial, dapat ditemukan di bawah batu, di atas tanah, tumpukan kayu, di perakaran pohon, dan di gua. Ordo ini merupakan pemakan [[humus]].<ref name="Study of Insect. Ed-5" /> |
||
[[Kaki seribu]] dari kelas [[Diplopoda]] (tidak dianggap sebagai serangga karena bukan [[hexapoda]]) memiliki ciri tubuh yang panjang seperti cacing dengan beberapa kaki, beberapa memiliki kaki berjumlah tiga puluh atau lebih, dan segmen tubuhnya menopang dua bagian dari tubuhnya. Hewan jenis ini memiliki kepala cembung dengan daerah epistoma yang besar dan datar pada bagian bawahnya.<ref name="Study of Insect.Ed-7" /> |
|||
⚫ | Habitatnya adalah di lingkungan yang basah, seperti di bawah bebatuan, menempel pada [[lumut]], di perakaran pohon, dan di dalam tanah. Tipe mulutnya adalah pengunyah. Beberapa dari jenis ini merupakan scavenger dan memakan tumbuhan yang busuk, selain itu ada beberapa yang merupakan hama bagi tanaman.<ref name="Study of Insect.Ed-7"/> |
||
⚫ | Habitatnya adalah di lingkungan yang basah, seperti di bawah bebatuan, menempel pada [[Lumut daun|lumut]], di perakaran pohon, dan di dalam tanah. Tipe mulutnya adalah pengunyah. Beberapa dari jenis ini merupakan scavenger dan memakan tumbuhan yang busuk, selain itu ada beberapa yang merupakan hama bagi tanaman.<ref name="Study of Insect.Ed-7" /> |
||
== Biologi Serangga == |
== Biologi Serangga == |
Revisi per 27 Mei 2022 19.12
Serangga
| |
---|---|
Insecta | |
Searah jarum jam dari kiri atas: Empis livida, Rhinotia hemistictus, anjing tanah (Gryllotalpa brachyptera), Vespula germanica, Opodiphthera eucalypti, Harpactorinae | |
Taksonomi | |
Galat Lua: callParserFunction: function "Template" was not found. | |
Kelas | Insecta Linnaeus, 1758 |
Subkelas | |
Archaeognatha Dicondylia |
Serangga yang membentuk kelas Insekta (berasal dari bahasa Latin: insectum, sebuah kata serapan dari bahasa Yunani ἔντομον [éntomon], yang artinya "terpotong menjadi beberapa bagian") adalah salah satu kelas avertebrata dalam filum artropoda yang memiliki eksoskeleton berkitin. Bagian tubuhnya terbagi menjadi tiga bagian, yaitu kepala, toraks, dan abdomen. Serangga juga memiliki mata majemuk, tiga pasang kaki yang terhubung ke toraks, dan sepasang antena.
Serangga termasuk salah satu kelompok hewan yang paling beragam, mencakup lebih dari 1.000.000 spesies dan menggambarkan lebih dari setengah organisme hidup yang telah diketahui.[2][3] Jumlah spesies yang masih ada diperkirakan antara 6.000.000–10.000.000[2][4][5] dan berpotensi mewakili lebih dari 90% bentuk kehidupan hewan yang berbeda-beda di bumi.[6] Serangga dapat ditemukan di hampir semua lingkungan, meskipun hanya sejumlah kecil yang hidup di lautan, suatu habitat yang didominasi oleh kelompok artropoda lain, krustasea.
Kajian mengenai peri kehidupan serangga disebut entomologi[7] Serangga termasuk dalam kelas Insekta (subfilum Uniramia) yang dibagi lagi menjadi 29 ordo, antara lain Diptera (misalnya lalat), Coleoptera (misalnya kumbang), Hymenoptera (misalnya semut, lebah, dan tabuhan), dan Lepidoptera (misalnya kupu-kupu dan ngengat).[8] Kelompok Apterigota terdiri dari 4 ordo karena semua serangga dewasanya tidak memiliki sayap, dan 25 ordo lainnya termasuk dalam kelompok Pterigota karena memiliki sayap.[8]
Serangga merupakan hewan beruas dengan tingkat adaptasi yang sangat tinggi.[7] Ukuran serangga relatif kecil dan pertama kali sukses mengelilingi dunia.[7]
Struktur peredaran darah serangga adalah sistem peredaran darah terbuka. Dan semua serangga bertelur (ovipar).
Habitat
Sebagian besar serangga adalah terestrial atau hidup di darat, tetapi ada jenis serangga tertentu yang hidupnya akuatik atau hidup di air, misalnya: anggang-anggang (Gerridae), dan kumbang air (Noteridae).
Sejarah
- Keanekaragaman hayati serangga telah terdapat pada periode Karbon (sekitar 300 juta tahun yang lalu).[7]
- Pada periode Perem (270 juta tahun yang lalu) beberapa kelompok serangga telah menyerupai bentuk yang dijumpai sekarang.[7]
- Banyak fosil serangga yang ditemukan berumur puluhan juta tahun yang lalu tidak beda jauh dengan serangga saat ini, misalnya fosil wereng berumur 25 juta tahun yang ditemukan di Dominika yang terperangkap pada getah pinus, dan masih banyak lagi fosil-fosil serangga yang ditemukan yang berumur puluhan juta tahun.
- Sayap serangga mungkin pada awalnya berevolusi sebagai perluasan kutikula yang membantu tubuh serangga itu menyerap panas, kemudian baru menjadi organ untuk terbang.[7] Pandangan lain menyarankan bahwa sayap memungkinkan hewan itu meluncur dari vegetasi ke tanah, atau bahkan berfungsi sebagai insang dalam serangga akuatik.[7] Hipotesis lain menyatakan bahwa sayap serangga berfungsi untuk berenang sebelum mereka berfungsi untuk terbang.[7]
Kemampuan
- Salah satu alasan mengapa serangga memiliki keanekaragaman dan kelimpahan yang tinggi adalah kemampuan reproduksinya yang tinggi, serangga bereproduksi dalam jumlah yang sangat besar, dan pada beberapa spesies bahkan mampu menghasilkan beberapa generasi dalam satu tahun.[7]
- Kemampuan serangga lainnya yang dipercaya telah mampu menjaga eksistensi serangga hingga kini adalah kemampuan terbangnya.[7] Hewan yang dapat terbang dapat menghindari banyak predator, menemukan makanan dan pasangan kawin, dan menyebar ke habitat baru jauh lebih cepat dibandingkan dengan hewan yang harus merangkak di atas permukaan tanah.[7]
- Umumnya serangga mengalami metamorfosis sempurna, yaitu siklus hidup dengan beberapa tahapan yang berbeda: telur, larva, pupa, dan imago.[8] Beberapa ordo yang mengalami metamorfosis sempurna adalah Lepidoptera, Diptera, Coleoptera, dan Hymenoptera.[8] Metamorfosis tidak sempurna merupakan siklus hidup dengan tahapan: telur, nimfa, dan imago.[8] Peristiwa larva meniggalkan telur disebut dengan eclosion.[butuh rujukan] Setelah eclosion, serangga yang baru ini dapat serupa atau berbeda sama sekali dengan induknya.[8] Tahapan belum dewasa ini biasanya mempunyai ciri perilaku makan yang banyak.[8]
Pertumbuhan tubuh dikendalikan dengan menggunakan acuan pertambahan berat badan, biasanya dalam bentuk tangga di mana pada setiap tangga digambarkan oleh lepasnya rangka luar lama (exuviae), di mana proses ini disebut ekdisis atau ganti kulit.[8] Karena itu pada setiap tahapan, serangga tumbuh sampai di mana pembungkus luar menjadi terbatas, setelah ditinggalkan lagi dan seterusnya sampai sempurna.[9]
Ragam
Lebih dari 1.000.000 spesies serangga telah ditemukan. Ordo serangga yang memiliki lebih dari 100.000 spesies adalah Coleoptera (386.500), Lepidoptera (157.300), Diptera (155.500), Hymenoptera (116.900) dan Hemiptera (103.600).[10]
- Kumbang yang membentuk ordo Coleoptera memiliki tipe mulut pengunyah dan termasuk herbivore. Habitatnya adalah di permukaan tanah, dengan membuat lubang, selain itu juga membuat lubang pada kulit pohon, dan ada beberapa yang membuat sarang pada dedaunan.
- Kupu-kupu dan ngengat, dari ordo Lepidoptera, memiliki tipe mulut pengunyah pada fase larva, sedangkan memiliki tipe mulut penghisap pada fase imago. Adapun habitat dapat dijumpai di pepohonan.[8]
- Lalat dan nyamuk, dari ordo Diptera, hanya memiliki sepasang sayap dan uniknya adalah ia memiliki sepasang halter yang membantukannya dalam penerbangan.
- Semut, lebah dan tawon, dari ordo Hymenoptera, memiliki ovipositor untuk memasukkan telur ke tempat yang biasanya tidak dapat dijangkau. Ovipositor ini sering juga berfungsi sebagai sengat.
- Tonggeret, kepinding, kutu daun, dan lain-lainnya dari ordo Hemiptera memiliki mulut bertipe penusuk dan pengisap. Ada beberapa yang mengisap darah dan sebagian sebagai pengisap cairan pada tumbuhan. Sebagian besar bersifat parasit bagi hewan, tumbuhan, maupun manusia. Ordo ini banyak ditemukan di bagian bunga dan daun dari tumbuhan, kulit pohon, serta pada jamur yang busuk.[9]
- Belalang, jangkrik dan belalang juta, dari ordo Orthoptera, boleh mengerik dengan menggosok bagian tubuh tertentu, misalnya dengan sayap atau kaki. Ciri khas yang dapat dijumpai yaitu sayap depan lebih keras dari sayap belakang.[8]
- Kecoak dan rayap, dari ordo Blattodea, memiliki tipe mulut pengunyah, tubuh lebar dan rata, dan sepasang antena panjang yang lentur.
- Capung dan capung jarum, dari ordo Odonata, memiliki tipe mulut pengunyah. Umumnya Ordo ini termasuk karnivora yang memakan serangga kecil dan sebagian bersifat kanibal atau suka memakan sejenis. Habitatnya adalah di dekat perairan. Biasanya ditemukan di sekitar air terjun, di sekitar danau, dan pada daerah bebatuan.[9]
- Lalat capung yang membentuk ordo Ephemeroptera merupakan serangga terbang tertua yang sudah ada sejak zaman karbon akhir.[11]
- Cocopet dari ordo Dermaptera memiliki sepasang antenna, tubuhnya bersegmen terdiri atas toraks dan abdomen. Abdomennya terdapat bagian seperti garpu.
- Ordo Neuroptera merupakan ordo serangga tertua yang bermetamorfosis sempurna.[12]
Sub kelas Collembola memiliki ciri khas yaitu memiliki collophore, bagian yang mirip tabung yang terdapat pada bagian ventral di sisi pertama segmen abdomen. Ada beberapa dari jenis ini yang merupakan karnivora dan penghisap cairan. Umumnya Collembolla merupakan scavenger yang memakan sayuran dan jamur yang busuk, serta bakteri, selain itu ada dari jenis ini yang memakan feses Artropoda, serbuk sari, ganggang, dan material lainnya.[8]
Kelas Diplura (bukan serangga) memiliki mata majemuk, tidak terdapat ocelli, dan tarsinya terdiri atas satu segmen. Habitatnya di daerah terrestrial, dapat ditemukan di bawah batu, di atas tanah, tumpukan kayu, di perakaran pohon, dan di gua. Ordo ini merupakan pemakan humus.[9]
Kaki seribu dari kelas Diplopoda (tidak dianggap sebagai serangga karena bukan hexapoda) memiliki ciri tubuh yang panjang seperti cacing dengan beberapa kaki, beberapa memiliki kaki berjumlah tiga puluh atau lebih, dan segmen tubuhnya menopang dua bagian dari tubuhnya. Hewan jenis ini memiliki kepala cembung dengan daerah epistoma yang besar dan datar pada bagian bawahnya.[8]
Habitatnya adalah di lingkungan yang basah, seperti di bawah bebatuan, menempel pada lumut, di perakaran pohon, dan di dalam tanah. Tipe mulutnya adalah pengunyah. Beberapa dari jenis ini merupakan scavenger dan memakan tumbuhan yang busuk, selain itu ada beberapa yang merupakan hama bagi tanaman.[8]
Biologi Serangga
Serangga merupakan hewan beruas dengan tingkat adaptasi yang sangat tinggi. Fosil-fosilnya dapat dirunut hingga ke masa Ordovicius. Fosil kecoa dan capung raksasa primitif telah ditemukan. Sejumlah anggota Diptera seperti lalat dan nyamuk yang terperangkap pada getah juga ditemukan.
Metamorfosis pada Serangga
Hewan ini juga merupakan contoh klasik metamorfosis. Setiap serangga mengalami proses perubahan bentuk dari telur hingga ke bentuk dewasa yang siap melakukan reproduksi. Pergantian tahap bentuk tubuh ini sering kali sangat dramatis. Di dalam tiap tahap juga terjadi proses "pergantian kulit" yang biasa disebut proses pelungsungan. Tahap-tahap ini disebut instar. Ordo-ordo serangga sering kali dicirikan oleh tipe metamorfosisnya. Metamorfosis pada serangga ada 2, yaitu metamosfosis sempurna dan metamorfosis tidak sempurna. Perbedaan yang mencolok pada metamorfosis sempurna adalah adanya tahap pembentukan kepompong, sedangkan pada metamorfosis tidak sempurna tidak terdapat tahap pembentukan kepompong.
Morfologi Serangga
Secara morfologi, tubuh serangga dewasa dapat dibedakan menjadi tiga bagian utama, sementara bentuk pradewasa biasanya menyerupai moyangnya, hewan lunak beruas mirip cacing. Ketiga bagian tubuh serangga dewasa adalah kepala (caput), dada (thorax), dan perut (abdomen).
Peran serangga
Banyak serangga yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, diantaranya sebagai organisme pembusuk dan pengurai termasuk pengurai limbah, sebagai objek estetika dan wisata seperti kupu-kupu, kumbang yang berwarna-warni, bermanfaat pada proses penyerbukan maupun sebagai hama tanaman, pakan hewan (burung) yang bernilai ekonomi tinggi,[13] penghasil madu (dari genus Apis) dll.[14] Disamping peran secara langsung serangga juga memiliki peran yang tidak langsung yaitu menjaga keseimbangan ekologi di alam, karena serangga termasuk salah satu dari rantai makanan, di mana beberapa jenis burung menjadikan serangga sebagai makanan utamanya. Namun jika jumlahnya tidak terkendali karena keseimbangan alam yang terganggu akibat berkurangnya pemangsa serangga, maka jumlah serangga akan tidak terkendali, karena salah satu sifatnya yang dapat berkembang biak dengan cepat, sehingga hal ini juga akan merugikan, baik bagi pertanian, perkebunan, kepada manusia secara langsung. Bebarapa daerah menjadikan beberapa jenis belalang sebagai bahan makanan, seperti belalang kayu, larva beberapa jenis kumbang juga di konsumsi sebagai makanan yang lezat. Secara kandungan gizi, belalang kaya akan kandungan protein hewani bahkan di Tiongkok, Thailand, Vietnam, Indonesia dan negara eropa beberapa hotel berbintang telah menyediakan menu dari belalang.
Makanan serangga
Makanan pada serangga tergantung pada tipe mulutnya, ada beberapa jenis tipe mulut pada serangga yang ini juga akan menentukan jenis makanannya yaitu: menusuk menghisap, menggigit mengunyah, mencium. Dalam dunia serangga ada beberapa jenis makanan yang sering ditemukan, yaitu serangga jenis herbivor, karnivor dan ada juga omnivor.
Referensi
- ^ Engel, Michael S.; David A. Grimaldi (2004). "New light shed on the oldest insect". Nature (dalam bahasa Inggris). 427 (6975): 627–630. Bibcode:2004Natur.427..627E. doi:10.1038/nature02291. PMID 14961119.
- ^ a b Chapman, A. D. (2006). Numbers of living species in Australia and the World (dalam bahasa Inggris). Canberra: Australian Biological Resources Study. ISBN 978-0-642-56850-2. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-06-09. Diakses tanggal 2014-12-03.
- ^ Wilson, E.O. "Threats to Global Diversity" (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-02-20. Diakses tanggal 17-05-2009.
- ^ Novotny, Vojtech; Basset, Yves; Miller, Scott E.; Weiblen, George D.; Bremer, Birgitta; Cizek, Lukas; dan Drozd, Pavel (2002). "Low host specificity of herbivorous insects in a tropical forest". Nature (dalam bahasa Inggris). 416 (6883): 841–844. Bibcode:2002Natur.416..841N. doi:10.1038/416841a. PMID 11976681.
- ^ Erwin, Terry L. (1997). Biodiversity at its utmost: Tropical Forest Beetles (dalam bahasa Inggris). hlm. 27–40. Dalam: Reaka-Kudla, M. L., Wilson, D. E. and Wilson, E. O. (ed.). Biodiversity II. Joseph Henry Press, Washington, D.C.
- ^ Erwin, Terry L. (1982). "Tropical forests: their richness in Coleoptera and other arthropod species". Coleopt. Bull. (dalam bahasa Inggris). 36: 74–75.
- ^ a b c d e f g h i j k Campbell, N.A,J.B. Reece, dan L.G. Mitchell, 2003. Biologi Edisi Kelima Jilid 2. ISBN 979-688-469-0. Jakarta: Erlangga.
- ^ a b c d e f g h i j k l m Borror et al. 2005. Study of Insect.Ed-7. Amerika: Thomson Brook/ Cole.
- ^ a b c d Borror et al. 2004. Study of Insect. Ed-5. Amerika: Thomson Brook/ Cole.
- ^ Stork, Nigel E. (7 Januari 2018). "How Many Species of Insects and Other Terrestrial Arthropods Are There on Earth?". Annual Review of Entomology (dalam bahasa Inggris). 63 (1): 31–45. doi:10.1146/annurev-ento-020117-043348. PMID 28938083.
- ^ Knecht, Richard J.; Engel, Michael S.; Benner, Jacob S. (2011-04-19). "Late Carboniferous paleoichnology reveals the oldest full-body impression of a flying insect". Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America. 108 (16): 6515–6519. doi:10.1073/pnas.1015948108. ISSN 1091-6490. PMC 3081006 . PMID 21464315.
- ^ Encyclopedia of insects. Resh, Vincent H., Cardé, Ring T. Amsterdam: Academic Press. 2003. ISBN 0-12-586990-8. OCLC 50495116.
- ^ Gandjar. 1997. Prosiding Seminar Nasional Biologi XV, Universitas Lampung, ISBN 979-8287-17-7.Lampung: Perhimpunan Biologi Indonesia.
- ^ Suranto A. 2004. Khasiat & Manfaat Madu Herbal. ISBN 979-3702-02-8. Jakarta: AgroMedia.
Bacaan lebih lanjut
- Borror; et al. (2004). Study of Insect. Ed-7. Amerika: Thomson Brook/ Cole.
- Borror; et al. (2005). Study of Insect. Ed-7. Amerika: Thomson Brook/ Cole.
- Campbell, N.A.; Reece, J.B.; Mitchell, L.G. (2003). Biologi Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga. ISBN 979-688-469-0.
- Gandjar. (1997). Prosiding Seminar Nasional Biologi XV, Universitas Lampung. Lampung: Perhimpunan Biologi Indonesia. ISBN 9798287177.
- Suranto A. (2004). Khasiat & Manfaat Madu Herbal. Jakarta: AgroMedia. ISBN 979-3702-02-8.