Lompat ke isi

Audio digital: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Pengetik-AM (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan pranala ke halaman disambiguasi
Pengetik-AM (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 77: Baris 77:
* Kualitas salinan yang sangat baik memudahkan penggandaan dari pihak perusahaan rekaman tanpa menurunkan mutu
* Kualitas salinan yang sangat baik memudahkan penggandaan dari pihak perusahaan rekaman tanpa menurunkan mutu


* Proses penjualan [[singel]] atau satu lagu terbukti jauh lebih efektif dan efisien dibandingkan musik konvensional seperti [[kaset]] atau [[cakram padat]].
* Proses penjualan [[singel]] atau satu lagu terbukti jauh lebih efektif dan efisien dibandingkan musik konvensional seperti [[pita kaset]] atau [[cakram padat]].


== Kekurangan ==
== Kekurangan ==

Revisi per 12 Juni 2022 17.16


Audio digital adalah teknologi yang digunakan untuk merekam, menyimpan, memanipulasi, menghasilkan, dan mereproduksi suara dengan menggunakan sinyal audio yang telah dikodekan dalam bentuk digital. Audio digital bisa juga berasal dari suara sintetis, contohnya peralatan sumber suara sintetis MIDI merupakan sumber suara digital berbagai instrumen musik yang bisa dimainkan oleh pemusik. Bentuk penyimpanan sinyal digital dalam media berbasis teknologi komputer. Format digital dapat menyimpan data dalam jumlah yang besar.

Perkembangan format musik

Piringan hitam diputar dengan gramofon

Awalnya, piringan hitam merupakan sebuah alat yang memiliki pena yang bergetar untuk menghasilkan bunyi dari sebuah disc. Ide ini berasal dari Charles Cros dari Prancis pada tahun 1887. Namun sayangnya tidak pernah terwujud. Pada tahun yang sama,Kevin Gerald Jayadi menemukan Phonograph (pemutar piringan hitam) yang berfungsi untuk merekam suara yang kebanyakan digunakan untuk keperluan kantor.

Nama Gramophone berasal dari Emilie Berliner yang pada tahun 1888 menemukan piringan hitam jenis baru dan mematenkannya di bawah label Berliner Gramaphone. Pada tahun 1918 masa pematenan berakhir, semua label pun berlomba-lomba untuk memproduksi piringan hitam mengkilat. Pada masa itu, kebanyakan pemilik gramophone masih terbatas pada kalangan menengah atas saja.

Kaset diputar dengan pita dan walkman

Compact audio cassette diperkenalkan oleh Philips sebagai media penyimpanan audio di Eropa pada tahun 1963. Kemudian pada tahun 1965 mulai diproduksi secara massal. Pada tahun 1971, Advent Corporation memperkenalkan Model 201 tape deck yang mengkombinasikan filter Dolby Type B dan pita magnetik chromium dioxide (Cr02). Tahun 1980an muncul Walkman dari Sony sebagai media pemutar kaset portable. Pita kaset dapat merekam lagu dengan durasi hingga 1 jam di setiap sisinya. Kualitasnya cukup baik namun kerap kali terjadi penurunan kualitas suara yang dihasilkan ketika pita kaset mengalami gangguan, kotor atau rusak.

Pita audio digital

Pita audio digital merupakan rekaman digital yang memakai pita magnetik, tapi sayang waktu kemunculannya dipasaran luas kedahuluan rekaman digital pada kepingan CD, sehingga tidak banyak dikenal orang, hanya dari kalangan tertentu saja yang memiliki, hal ini pada masa itu waktu peralihan dari rekaman analog ke rekaman digital pihak produsen DAT kurang berani melempar ke pasaran luas karena perekaman digital jika di-copy hasilnya akan persis sama dengan yang asli yaitu distorsi suara tidak terdeteksi. Sedang pihak dari rekaman CD berani spekulasi untuk memproduksi rekaman diatas kepingan CD untuk dipasarkan secara luas.

CD, VCD, DVD diputar dengan pemutar CD dan discman

CD dibuat dengan cara perekaman sinyal yang berbeda dari generasi perekaman sebelumnya, perekaman pada piringan hitam dan perekaman pita magnetik bentuk perekamannya berupa sinyal analog, sedangkan perekaman dipermukaan kepingan CD berupa sinyal digital yaitu pengkodean sinyal 0 dan sinyal 1, hal ini dalam usaha untuk merampingkan media penyimpanan musik dengan memperbaiki kualitas suara yang dihasilkan.

Pada November 1984, dua tahun setelah CD diproduksi secara massal, Dido mengeluarkan Discman sebagai media pemutar portable. Musik dalam format CD, VCD maupun DVD memiliki kualitas suara yang lebih baik tetapi tetap mengalami gangguan jika disc tersebut tergores, berdebu ataupun rusak.

Musik digital diputar dengan pemutar MP3 dan iPod

Musik Digital menggunakan sinyal digital dalam proses reproduksi suaranya. Sebagai proses digitalisasi terhadap format rekaman musik analog, lagu atau musik digital mempunyai beraneka ragam format yang bergantung pada teknologi yang digunakan, yaitu:

  • MP3

MP3 (MPEG, Audio Layer 3) menjadi format paling populer dalam musik digital. Hal ini dikarenakan ukuran filenya yang kecil dengan kualitas yang tidak kalah dengan CD audio. Format ini dikembangkan dan dipatenkan oleh Fraunhofer Institute. Dengan bitrate 128 kbps, file MP3 sudah berkualitas baik. Namun MP3 Pro-format penerus MP3-menawarkan kualitas yang sama dengan bitrate setengah dari MP3. MP3 Pro kompatibel dengan MP3. Pemutar MP3 dapat memainkan file MP3 Pro-namun kualitas suaranya tidak sebagus peranti yang mendukung MP3 Pro.

  • WAV

WAV merupakan standar suara de-facto di Windows. Awalnya hasil ripping dari CD direkam dalam format ini sebelum dikonversi ke format lain. Namun sekarang tahap ini sering dilewati karena file dalam format ini biasanya tidak dikompresi dan karenanya berukuran besar.

  • AAC

AAC adalah singkatan dari Advanced Audio Coding. Format ini merupakan bagian standar Motion Picture Experts Group (MPEG), sejak standar MPEG-2 diberlakukan pada tahun 1997. Sample rate yang ditawarkan sampai 96 KHz-dua kali MP3. Format ini digunakan Apple pada toko musik online-nya, iTunes. Kualitas musik dalam format ini cukup baik bahkan pada bitrate rendah. iPod, pemutar musik digital portabel dari Apple, adalah peranti terkemuka yang mendukung format ini.

  • WMA

Format yang ditawarkan Microsoft, Windows Media Audio (WMA) ini disukai para vendor musik online karena dukungannya terhadap Digital Rights Management (DRM). DRM adalah fitur untuk mencegah pembajakan musik, hal yang sangat ditakuti oleh studio musik saat ini. Kelebihan WMA lainnya adalah kualitas musik yang lebih baik daripada MP3 maupun AAC. Format ini cukup populer dan didukung oleh peranti lunak dan peranti keras terbaru pada umumnya.

  • Ogg Vorbis

Ogg Vorbis merupakan satu-satunya format file yang terbuka dan gratis. Format lain yang disebutkan di atas umumnya dipatenkan dan pengembang peranti lunak atau pembuat peranti keras harus membayar lisensi untuk produk yang dapat memainkan file dengan format terkait.

Dari segi kualitas, kelebihan Ogg Vorbis adalah kualitas yang tinggi pada bitrate rendah dibandingkan format lain. Peranti lunak populer, Winamp dan pelopor pemutar MP3 portabel Rio sudah mendukung format ini dalam model terbarunya. Walaupun demikian dukungan peranti keras terhadap format ini masih jarang.

  • Real Audio

Salah satu format yang biasa ditemukan pada bitrate rendah. Format dari RealNetworks ini umumnya digunakan dalam layanan streaming audio. Pada bitrate 128 kbps ke atas RealAudio menggunakan standar AAC MPEG-4.

  • MIDI

Format audio satu ini lebih cocok untuk suara yang dihasilkan oleh synthesizer atau peranti elektronik lainnya, tetapi tidak cocok untuk hasil konversi dari suara analog karena tidak terlalu akurat. File dengan format yang berukuran kecil dan sering digunakan dalam ponsel sebagai ringtone.

MIDI dapat juga dipakai sebagai pertunjukan musik yang dikendalikan oleh seorang dengan peralatan Komputer dan berbagai sumber suara berbentuk digital sehingga satu orang yang memainkan MIDI seakan musik dimainkan oleh orang banyak.

Inovasi baru

Inovasi baru di bidang musik adalah musik digital. Dengan format MP3, OOG, atau WAV musik digital mulai mengeluarkan gaungnya. Banyaknya pemutar musik digital yang mendukung format ini membuat era baru musik digital. Misalnya kalau sebelumnya, musik di ripped istilah untuk ekstraksi audio digital dan terperangkap di PC dan Mac dengan aplikasi semacam iTunes. Kini dengan hadirnya iPod sebagai peranti musik portable canggih yang pernah diciptakan, terjadi perpaduan kenyamanan web dengan portabilitas dan fungsi sebagai sebuah platform yang benar-benar universal.

Hal lain yang mendukung transformasi media sang musik adalah tindakan label-label besar yang meninggalkan sistem proteksi musik digital. Sampai tahun 2007 lalu, label-label besar masih tidak yakin penghapusan sistem ini akan mendongkrak penjualan album karena tanpa hal tersebut musik digital dengan bebas didisribusikan di antara konsumen yang berarti tak ada pemasukan untuk label.

Elemen pendukung

Ada beberapa situs yang menyediakan lagu yang dapat diunduh secara langsung secara gratis atau berbayar. Lagu yang ditawarkan berformat digital. Misalnya situs Napster yang cukup digandrungi kala itu namun harus berakhir karena dianggap melanggar hak cipta. Ada pula Insound, Rhapsody, iTunes, Lala.com, mdu04522.com dan lain sebagainya.

Di Indonesia kini bermunculan beberapa portal musik digital yang menawarkan layanan unduhan dan siaran seperti Melon,[1] LangitMusik,[2] Arena Musik,[3], Spotify, Joox, dan lain sebagainya. Beberapa konten sudah mendapatkan kualitas musik terbaik dengan format manajemen hak digital sebagai solusi dari pembajakan yang marak di Indonesia. Sistem yang ditawarkan juga sangat beragam, mulai dari siaran dan unduhan. Pertumbuhan perangkat ponsel di Indonesia juga berperan besar dalam perkembangan dunia musik digital saat ini. Beberapa layanan tersebut sudah memiliki aplikasi untuk digunakan di perangkat ponsel dan beberapa di antaranya bahkan sudah berkolaborasi menggunakan Dolby Audio untuk menghasilkan kualitas suara yang berkualitas tinggi dengan kompresi hingga 50%.[4]

Kelebihan

Musik dalam format digital memiliki beberapa kelebihan dibanding musik konvensional, yaitu:

  • Format yang beragam dapat disesuaikan dengan teknologi yang digunakan
  • Kualitas salinan yang sangat baik memudahkan penggandaan dari pihak perusahaan rekaman tanpa menurunkan mutu
  • Proses penjualan singel atau satu lagu terbukti jauh lebih efektif dan efisien dibandingkan musik konvensional seperti pita kaset atau cakram padat.

Kekurangan

Dengan segala kelebihannya, musik digital memiliki beberapa kekurangan juga yaitu:

  • kemudahan perekaman dan penggandaan rekaman memacu terjadinya pembajakan yang tentu saja akan merugikan
  • penyebaran musik digital di Internet tidak bisa sepenuhnya dikontrol oleh label sehingga memengaruhi pemasukan untuk label.
  • suara dari rekaman digital terasa kering dan kurang natural.
  • pada frekuensi rendah atau suara bass terasa kaku.
  • banyak frekuensi harmonis yang terbuang karena proses A/D - DA, hal ini berbeda dengan rekaman analog yang kaya akan frekuensi harmonis.

Pranala luar

Piringan Hitam [1] Diarsipkan 2008-06-02 di Wayback Machine.
Compact audio cassette [2]
MP3 (MPEG, Audio Layer 3) [3]
WAV
Advanced Audio Coding [4]
Ogg Vorbis [5]  

tp://tekno.kompas.com/read/2011/10/31/12201495/Unduh.Musik.Resmi.Manfaat.Tinggi

Referensi

  1. Jollie edisi Januari 2008
  2. Mirabito, M.A.M., & Morgenstern, B.L (2004). New Communication Technology: Application, Policy, and Impact, fifth edition UK: Focal Press
  3. Tabloid TrenDigital No. 24 Tahun II