Budayawan: Perbedaan antara revisi
Tampilan
Konten dihapus Konten ditambahkan
Membalikkan revisi 21670936 oleh 103.213.128.10 (bicara) -> Suntingan tanpa rujukan/referensi Tag: Pembatalan |
+stub Tag: Suntingan visualeditor-wikitext |
||
Baris 10: | Baris 10: | ||
{{Authority control}} |
{{Authority control}} |
||
{{budaya-stub}} |
|||
[[Kategori:Budaya]] |
[[Kategori:Budaya]] |
||
[[Kategori:Ilmu sosial]] |
[[Kategori:Ilmu sosial]] |
Revisi per 29 Maret 2023 08.00
Budayawan adalah istilah umum yang merujuk kepada seseorang yang memiliki pengetahuan budaya, atau seseorang yang berkecimpung dalam bidang kebudayaan. Seorang budayawan sering membagikan gagasannya, baik melalui interaksi sosial, baik dalam lingkup kecil sampai dengan lingkup nasional dan internasional. Baik ahli kajian budaya, maupun filsuf, ahli agama, sastrawan biasanya menyandang predikat budayawan. Di Indonesia, beberapa tokoh dianggap sebagai budayawan antara lain Abdurrahman Wahid, Frans Magnis Suseno, Emha Ainun Nadjib, Abdul Hadi WM, Nurcholis Madjid, W.S. Rendra, Sutardji Calzoum Bachri, Umar Kayam, Nugroho Notosusanto, dan lain-lain.[1][2]