Bandar Khalipah, Serdang Bedagai: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 14: | Baris 14: | ||
== Sejarah == |
== Sejarah == |
||
Kecamatan Bandar Khalifah sebelum |
Kecamatan Bandar Khalifah sebelum kemerdekaan indonesia adalah merupakan bagian dari Kerajaan Padang. Pada masa kekuasaan Raja Padang VII Datuk Pangeran Bandar Tebing Janta Melayu, Bandar Khalifah pernah menjadi Ibukota Kerajaan Padang dan pada Tahun 1980-an masih ada ditemukan puing–puing kerajaan yang terletak di Desa Gelam Sei Serimah. |
||
Asal muasal nama Bandar Khalifah tidak terlepas dari sejarah kemakmuran Bandar Khalifah. Bandar artinya Pusat Perdagangan Perekonomian antar negara Malaysia dengan Kerajaan Padang, sementara Khalifah merupakan tempat singgah dan menetapnya para Ahli Agama baik dari Indonesia maupun luar negeri. Dalam sejarah dijelaskan bahwa sebelum adanya pelabuhan Belawan, Bandar Khalifah adalah merupakan pelabuhan laut terbesar dan merupakan cikalbakal terbentuknya pelabuhan Belawan. Para ulama, lebai dan kaum sufi mempergunakan jasa pelabuhan Bandar Khalifah untuk berangkat dan pulangnya menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci Mekkah dan Madinah. |
Asal muasal nama Bandar Khalifah tidak terlepas dari sejarah kemakmuran Bandar Khalifah. Bandar artinya Pusat Perdagangan Perekonomian antar negara Malaysia dengan Kerajaan Padang, sementara Khalifah merupakan tempat singgah dan menetapnya para Ahli Agama baik dari Indonesia maupun luar negeri. Dalam sejarah dijelaskan bahwa sebelum adanya pelabuhan Belawan, Bandar Khalifah adalah merupakan pelabuhan laut terbesar dan merupakan cikalbakal terbentuknya pelabuhan Belawan. Para ulama, lebai dan kaum sufi mempergunakan jasa pelabuhan Bandar Khalifah untuk berangkat dan pulangnya menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci Mekkah dan Madinah. |
Revisi per 8 Oktober 2022 02.49
Bandar Khalipah | |
---|---|
Negara | Indonesia |
Provinsi | Sumatra Utara |
Kabupaten | Serdang Bedagai |
Pemerintahan | |
• Camat | Maningar Manurung, SP, M. Si |
Populasi | |
• Total | - jiwa |
Kode Kemendagri | 12.18.06 |
Kode BPS | 1218060 |
Luas | 11.600 Ha (116 km²) |
Kepadatan | - jiwa/km² |
Desa/kelurahan | 5 |
Bandar Khalipah adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatra Utara, Indonesia.
Sejarah
Kecamatan Bandar Khalifah sebelum kemerdekaan indonesia adalah merupakan bagian dari Kerajaan Padang. Pada masa kekuasaan Raja Padang VII Datuk Pangeran Bandar Tebing Janta Melayu, Bandar Khalifah pernah menjadi Ibukota Kerajaan Padang dan pada Tahun 1980-an masih ada ditemukan puing–puing kerajaan yang terletak di Desa Gelam Sei Serimah.
Asal muasal nama Bandar Khalifah tidak terlepas dari sejarah kemakmuran Bandar Khalifah. Bandar artinya Pusat Perdagangan Perekonomian antar negara Malaysia dengan Kerajaan Padang, sementara Khalifah merupakan tempat singgah dan menetapnya para Ahli Agama baik dari Indonesia maupun luar negeri. Dalam sejarah dijelaskan bahwa sebelum adanya pelabuhan Belawan, Bandar Khalifah adalah merupakan pelabuhan laut terbesar dan merupakan cikalbakal terbentuknya pelabuhan Belawan. Para ulama, lebai dan kaum sufi mempergunakan jasa pelabuhan Bandar Khalifah untuk berangkat dan pulangnya menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci Mekkah dan Madinah.
Jadi Bandar Khalifah berarti Pusat Perdagangan dan tempat berkumpulnya para Ahli Agama berangkat menuju Tanah Suci.
SUKU
Penduduk di kecamatan Bandar Kalipah mayoritas bersuku bangsa Batak (Samosir, Silindung, Toba Holbung, Humbang, Habinsaran, Uluan, Pahae, Sianjurmumula, Sijamapollang & Dairi) namun terdapat beberapa suku lainnya seperti suku Jawa, Mayamaya, & Simalungun.
Pada Mulanya, Penduduk asli Kecamatan Bandar Khalipah adalah suku Melayu, dan kemudian hari suku Jawa datang dibawak oleh Belanda dari pulau jawa ke daerah sungai sarimah di desa gelam sei serimah untuk bertani dan berkebun, dan kemudian disusul oleh Bangsa Batak dari pesisir Danau Toba.
Sejak kedatangan Bangsa Batak di desa Kampung Juhar dan desa Bandar Tengah. Penduduk asli mulai kesingkir, dan mereka menyingkir kedaerah sekitarannya seperti ke daerah Pagurawan, kedaerah Tebingtinggi, ke kecamatan Tanjung beringin hingga sampai ke Percut sei tuan dan Belawan.
Sehingga saat ini penduduk di kecamatan bandar khalipah mayoritas adalah orang Batak yang beragama Kristen
BAHASA
Penduduk di kecamatan Bandar Khalipah berbahasa Batak, Mayamaya, Jawa dan Simalungun. Tetapi bahasa kesatuan di Kecamatan Bandar Khalipah adalah bahasa Indonesia & Batak
AGAMA
Agama diKecamatan Bandar Kalipah adalah Kristen (Katolik, Protestan aliran Lutheran, Protestan aliran Pentakosta, Protestan aliran Methodist, & Protestan aliran Advent) dan Islam.
Pemeluk agama Kristen di kecamatan ini adalah orang-orang dari suku bangsa Batak dan Etnis Simalungun sedangkan penduduk pemuluk agama islam adalah suku Mayamaya, Jawa & Mandailing/Angkola.