Joko Anwar: Perbedaan antara revisi
Baris 120: | Baris 120: | ||
| {{no}} |
| {{no}} |
||
| {{no}} |
| {{no}} |
||
| {{yes| |
| {{yes|Skenario bersama [[Mouly Surya]]}} |
||
| '''Pemenang''' [[Penghargaan FFI untuk Skenario Terbaik|Skenario Terbaik]] di [[Festival Film Indonesia 2008]] |
| '''Pemenang''' [[Penghargaan FFI untuk Skenario Terbaik|Skenario Terbaik]] di [[Festival Film Indonesia 2008]] |
||
|- |
|- |
Revisi per 29 November 2022 04.29
Joko Anwar | |
---|---|
Lahir | 3 Januari 1976 Medan, Sumatra Utara, Indonesia |
Almamater | Institut Teknologi Bandung |
Pekerjaan | |
Tahun aktif | 2002—sekarang |
Tanda tangan | |
|
Penghargaan |
---|
Festival Film Indonesia |
Joko Anwar, S.T. (lahir 3 Januari 1976) adalah sutradara, pemeran, penulis skenario, dan produser film Indonesia.
Awal kehidupan
Joko Anwar lahir pada tanggal 3 Januari 1976 di sebuah kawasan perkampungan miskin di Medan, Sumatra Utara dan tumbuh besar dengan menonton film-film kungfu dan horor. Sejak duduk di sekolah menengah pertama, dia juga telah menulis dan menyutradarai pertunjukan drama. Joko kemudian berkuliah di Institut Teknologi Bandung untuk mempelajari teknik penerbangan, karena orang tuanya tidak sanggup menyekolahkannya ke sekolah film. Setelah lulus kuliah pada tahun 1999, ia menjadi wartawan di The Jakarta Post dan kemudian menjadi kritikus film.[1]
Pendidikan
- SMA Negeri 1 Medan
- Wheeling Park High School
- Institut Teknologi Bandung, S-1 Teknik Penerbangan
Karier
Saat mewawancarai Nia Dinata untuk The Jakarta Post, produser dan sutradara film itu sangat terkesan dengan Joko dan mengajaknya untuk menulis proyek filmnya yang kemudian dikenal dengan judul Arisan! (2003). Film tersebut mendapat sukses yang luar biasa baik secara komersial maupun pujian dari para kritikus dan memenangkan beberapa penghargaan di dalam dan luar negeri termasuk "Film Terbaik" di Festival Film Indonesia 2004 and "Best Movie" di MTV Indonesia Movie Awards pada tahun 2004.[2][3]
Joko kemudian menyutradarai film pertamanya pada 2005, sebuah komedi romantis berjudul Janji Joni, yang ceritanya dia tulis saat masih duduk di bangku kuliah pada tahun 1998. Film yang dibintangi oleh Nicholas Saputra dan Mariana Renata ini merupakan salah satu peraih box office pada tahun itu dan memenangkan "Best Movie" di MTV Indonesia Movie Awards tahun 2005. SET Foundation yang diketuai oleh pembuat film Garin Nugroho memberikannya penghargaan khusus untuk "cara bercerita yang inovatif" dalam film itu. Janji Joni juga masuk dalam seleksi beberapa festival film internasional bergengsi, antara lain Sydney Film Festival dan Festival Film Internasional Busan. Film ini juga menghidupkan kembali karier Barry Prima, yang dikenal dunia internasional sebagai seorang bintang film laga yang merupakan bintang film favorit Joko sewaktu kecil.
Pada tahun 2007, Joko Anwar menulis dan menyutradarai Kala, yang disebut-sebut sebagai film noir pertama dari Indonesia yang mendapat pujian dari para kritikus internasional. Film ini terpilih dalam seleksi lebih dari 30 film festival internasional dan memenangkan beberapa penghargaan, termasuk di antaranya sebuah Jury Prize di New York Asian Film Festival.[4]
Selain menulis skenario untuk disutradarainya sendiri, Joko Anwar juga menulis skenario untuk sutradara lain, termasuk film komedi Quickie Express (Dimas Djayadiningrat), yang memenangkan "Best Film" di Jakarta International Film Festival pada tahun 2008, dan Jakarta Undercover (Lance). Dua film tersebut juga sukses secara komersial. Joko juga menulis skenario film fiksi. (Mouly Surya) yang mendapat pujian dari para kritikus internasional dan memenangkan banyak penghargaan, antara lain "Film Terbaik" dan "Skenario Terbaik" dalam Festival Film Indonesia 2008.
Film Joko Anwar selanjutnya adalah Pintu Terlarang yang dirilis pada tahun 2009. Film ini adalah sebuah film cerita seru psikologis yang juga mendapat pujian dari para kritikus. Kritikus Richard Corliss dari majalah TIME menulis, "Cerdas sekaligus 'sakit', film ini bisa menjadi kartu panggilan buat Joko Anwar sebagai sutradara kelas dunia, seandainya para petinggi Hollywood itu menginginkan sesuatu yang lain dari produk mereka yang itu-itu saja". Dia juga menyebutkan bahwa film ini merupakan "contoh sejauh apa film bisa dibuat tetapi jarang dicoba".[5] Maggie Lee dari The Hollywood Reporter menulis bahwa film Joko Anwar ini akan "membuat (Alfred) Hitchcock dan (Pedro) Almodovar bangga", dan menyebutkan bahwa "Joko Anwar mempersembahkan sebuah film horor-suspens yang menakutkan ini dengan serangkaian penghormatan kepada para pembuat film terkemuka secara menakjubkan".[6] Film ini juga telah masuk dalam seleksi beberapa festival film internasional terkemuka, di antaranya International Film Festival Rotterdam dan New York Asian Film Festival, serta memenangkan penghargaan tertinggi sebagai Film Terbaik di Puchon International Fantastic Film Festival 2009.
Pada 2015, film Joko berikutnya merupakan sebuah drama thriller A Copy of My Mind yang sempat diikutsertakan dalam Venice Film Festival dan Toronto International Film Festival, hingga kemudian mengikuti Festival Film Indonesia 2015 dan diputar secara resmi di bioskop Indonesia pada Februari 2016. Dalam ajang FFI 2015, film ini meraih 7 nominasi (termasuk untuk Film Terbaik) dan akhirnya memenangkan 3 Piala Citra, termasuk menobatkan Joko sebagai Sutradara Terbaik festival tahun itu.
Pada 2017, Joko membuat ulang sebuah film horor Pengabdi Setan yang aslinya dibuat pada 1980. Oleh para kritikus film ini sempat disebut-sebut sebagai "barometer atau standar baru bagi film horor Indonesia", dan menjadi film Indonesia terlaris pada tahun itu. Dalam ajang Festival Film Indonesia 2017 film ini meraih 13 nominasi dan berhasil memenangkan 7 di antaranya, namun gagal dalam kategori Sutradara Terbaik maupun Film Terbaik.
Pada 2019, Joko menghasilkan sebuah film pahlawan super Gundala yang didasarkan pada cerita karakter pahlawan super Indonesia tahun 1969 Gundala karya Hasmi (Harya Suraminata). Film ini juga mencetak box office di tahun itu dan turut berlaga dalam ajang Festival Film Indonesia 2019.
Akuan pembuat film
Film
Tahun | Judul | Dikreditkan sebagai | Keterangan | ||
---|---|---|---|---|---|
Sutradara | Produser | Penulis | |||
2003 | Biola Tak Berdawai | Asisten sutradara 2 | Tidak | Supervisor naskah | |
Arisan! | Asisten sutradara | Tidak | Penerjemah naskah | Nominasi Skenario Terbaik Festival Film Indonesia 2004 | |
2004 | Ajang Ajeng | Ya | Tidak | Tidak | Dokumenter |
2005 | Janji Joni | Ya | Tidak | Ya | Nominasi Sutradara Terbaik Festival Film Indonesia 2005 |
2007 | Jakarta Undercover | Tidak | Tidak | Ya | |
Kala | Ya | Tidak | Ya | ||
Quickie Express | Tidak | Tidak | Ya | ||
2008 | fiksi. | Tidak | Tidak | Skenario bersama Mouly Surya | Pemenang Skenario Terbaik di Festival Film Indonesia 2008 |
2009 | Pintu Terlarang | Ya | Tidak | Skenario | Nominasi Skenario Adaptasi Terbaik Festival Film Indonesia 2009 |
2011 | Belkibolang | Tidak | Tidak | Tidak | Operator kamera di segmen Percakapan Ini |
Catatan (Harian) Si Boy | Tidak | Tidak | Tidak | Konsultan kreatif | |
2012 | Modus Anomali | Ya | Tidak | Ya | |
2015 | A Copy of My Mind | Ya | Eksekutif | Ya | Pemenang Sutradara Terbaik Festival Film Indonesia 2015 |
2017 | Stip & Pensil | Tidak | Tidak | Bersama Ernest Prakasa dan Bene Dion Rajagukguk | Nominasi Skenario Asli Terbaik Festival Film Indonesia 2017 |
Pengabdi Setan | Ya | Tidak | Ya | Nominasi Sutradara Terbaik Festival Film Indonesia 2017 | |
2019 | Orang Kaya Baru | Tidak | Tidak | Ya | Nominasi Skenario Asli Terbaik Festival Film Indonesia 2019 |
Gundala | Ya | Tidak | Ya | Nominasi Skenario Adaptasi Terbaik Festival Film Indonesia 2019 | |
Perempuan Tanah Jahanam | Ya | Tidak | Ya | Pemenang Sutradara Terbaik Festival Film Indonesia 2020 | |
Ratu Ilmu Hitam | Tidak | Tidak | Ya | Nominasi Skenario Adaptasi Terbaik Festival Film Indonesia 2020 | |
2021 | A World Without | Tidak | Tidak | Konsultan naskah | Film orisinal Netflix |
2022 | Pengabdi Setan 2: Communion | Ya | Tidak | Ya | Pemenang Sutradara & Skenario Terbaik Festival Film Wartawan Indonesia 2022 |
Sri Asih | Tidak | Ya | Ya | ||
2023 | Siege at Thorn High | Ya | Tidak | Tidak | Film orisinal Prime Video |
TBA | Gundala Putra Petir | Ya | Tidak | Ya | |
Fritzchen | Ya | Tidak | Tidak | Film Amerika |
- Keterangan
Serial
Tahun | Judul | Dikreditkan sebagai | Keterangan | |
---|---|---|---|---|
Sutradara | Penulis | |||
2015 | Halfworlds | Ya | Ya | Musim pertama |
2018 | Folklore | Ya | Ya | Episode: A Mother's Love |
2023 | Tira | Tidak | Tidak | Sebagai produser |
TBA | Nightmares and Daydreams | Ya | Ya |
- Keterangan
- TBA: To be announced
Film pendek
Tahun | Judul | Dikreditkan sebagai | Keterangan | ||
---|---|---|---|---|---|
Sutradara | Produser | Penulis | |||
2003 | Joni Be Brave | Ya | Tidak | Ya | Debut penyutradaraan |
2012 | Durable Love | Ya | Tidak | Ya | |
Missing | Tidak | Tidak | Tidak | ||
Suncatchers | Ya | Tidak | Ya | ||
Grave Torture | Ya | Tidak | Ya | Juga sebagai penyunting | |
Fresh to Move On | Ya | Tidak | Ya | ||
2013 | The New Found | Ya | Tidak | Ya | |
2016 | Jenny | Ya | Tidak | Tidak | |
Jangan Kedip | Ya | Tidak | Tidak | ||
2017 | Jalanin Aja | Ya | Tidak | Ya | |
2020 | Kelompok Tidak Belajar | Tidak | Ya | Tidak |
Akuan akting
Film
Tahun | Judul | Peran | Keterangan |
---|---|---|---|
2003 | Arisan! | Manajer restoran | Kameo |
2006 | Berbagi Suami | Produser | |
Koper | Petugas polisi | ||
Dunia Mereka | Manajer agensi | ||
2008 | Mereka Bilang, Saya Monyet! | Bos | |
Love | Arya | ||
Gara-Gara Bola | Interogator Mieke | Kameo | |
Babi Buta yang Ingin Terbang | Yahya | ||
Cinta Setaman | Sutradara film | Kameo | |
2009 | Rumah Dara | Eksekutif muda | |
Meraih Mimpi | Ubay | Suara | |
2010 | Madame X | Aline | |
2011 | Catatan (Harian) Si Boy | Asisten Boy | Kameo |
Langit Biru | Mr. Tiko | ||
2012 | Parts of the Heart | Peter usia 35 | Segmen The Couch and The Cat |
Missing | Tetangga | Kameo; film pendek | |
2013 | Demi Ucok | Produser film | Kameo |
What They Don't Talk About When They Talk About Love | Pemain sandiwara radio | Kameo; suara | |
Mika | Dokter gigi | Kameo | |
3Sum | Ketua Badan Investigasi Korupsi | Kameo; segmen Impromptu | |
1000 Balon | Polisi | Kameo | |
2014 | Sebelum Pagi Terulang Kembali | Anggota DPR | |
2015 | Melancholy is a Movement | Diri sendiri | |
Filosofi Kopi | Penagih utang | Kameo | |
Nay | Pram | Suara | |
2016 | Ini Kisah Tiga Dara | Pengemudi taksi | Kameo |
2017 | Galih dan Ratna | Pak Dedy | |
The Underdogs | Ayah Ellie | ||
Pengabdi Setan | Dono Budiono | ||
My Generation | Ayah Konji | ||
2018 | Reuni Z | Diri sendiri | |
Fly By Night | Alan | Film Malaysia | |
27 Steps of May | Manajer petinju lawan | Kameo | |
Ave Maryam | Romo Martin | ||
Kisah Dua Jendela | Tito | ||
2021 | A World Without | Joko Liauw | |
2022 | Pengabdi Setan 2: Communion | Penyiar radio | Kameo |
Penelepon radio | |||
Penumpang bus |
Referensi
- ^ "Joko's Promise | The Jakarta Post". web.archive.org. 2011-03-05. Archived from the original on 2011-03-05. Diakses tanggal 2022-08-01.
- ^ "Profil Joko Anwar". VIVA.co.id. 2017-10-24. Diakses tanggal 2022-06-04.
- ^ "Joko Anwar - Arsip FFI". www.festivalfilm.id. Diakses tanggal 2022-06-05.
- ^ "Twitch.com Report (2008)". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-11-22. Diakses tanggal 2009-07-08.
- ^ "Asian Film Fireworks for the Fourth (2009)". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-07-08. Diakses tanggal 2009-07-08.
- ^ "The Forbidden Door -- Film Review (2009)". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-07-09. Diakses tanggal 2009-07-09.
Pranala luar
- Joko Anwar di IMDb (dalam bahasa Inggris)
- Joko Anwar di Twitter
- Joko Anwar di Instagram
- Joko Anwar di Facebook