Lompat ke isi

Fotografi makro: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k top: clean up
Katekuchan (bicara | kontrib)
Mengubah tata bahasa menjadi ensiklopedia
Baris 14: Baris 14:
</gallery>
</gallery>


Untuk fotografi makro, lensa makro adalah pilihan yang tepat. Lensa tipe ini biasanya memiliki perbesaran 1:1 atau bahkan lebih. Namun sayang, lensa makro identik dengan harga yang mahal. Oleh karena itu, anda dapat menggunakan alternatif lain seperti menggunakan ''extension tube, reverse ring'' atau filter ''close up''. Berikut adalah beberapa cara yang dapat ditempuh untuk mendapatkan foto makro dengan biaya yang murah.
Untuk fotografi makro, lensa makro adalah pilihan yang tepat. Lensa tipe ini biasanya memiliki perbesaran 1:1 atau bahkan lebih. Namun lensa makro identik dengan harga yang mahal. Oleh karena itu, dapat digunakan alternatif lain seperti menggunakan ''extension tube, reverse ring'' atau filter ''close up''. Berikut adalah beberapa cara yang dapat ditempuh untuk mendapatkan foto makro dengan biaya yang murah.


Cara pertama adalah dengan filter ''close up'', yakni filter yang dipasang di depan lensa (seperti filter biasa) yang fungsinya seperti kaca pembesar yang berguna untuk mendapatkan pembesaran fokus yang diinginkan. Dengan cara ini walaupun tidak memiliki lensa makro, dengan lensa kit biasa juga sudah bisa digunakan untuk foto makro.
Cara pertama adalah dengan filter ''close up'', yakni filter yang dipasang di depan lensa (seperti filter biasa) berfungsi sebagai kaca pembesar yang berguna untuk mendapatkan pembesaran fokus yang diinginkan. Dengan cara ini walaupun tidak memiliki lensa makro, dengan lensa kit biasa sudah dapat digunakan untuk foto makro.


Cara kedua adalah menggunakan ''reverse rin''g. Cara kerja ''reverse ring'' sama dengan membalik lensa agar bisa digunakan untuk foto makro. ''Reverse ring'' hanya sebuah alat bantu yang funsingnya untuk menyatukan badan kamera dengan lensa yang dibalik.
Cara kedua adalah dengan menggunakan ''reverse ring''. Cara kerja ''reverse ring'' sama dengan membalik lensa agar bisa digunakan untuk foto makro. ''Reverse ring'' hanya sebuah alat bantu yang berfungsi untuk menyatukan badan kamera dengan lensa yang dibalik.


Cara ketiga adalah dengan makro ''extention tube''. ''Extention tube'' berbentuk seperti pipa yang dipasang di antara badan kamera dengan lensa. Tujuannya adalah untuk mendapatkan jarak fokus yang lebih dekat agar bisa fokus untuk memotret benda yang kecil.
Cara ketiga adalah dengan makro ''extention tube''. ''Extention tube'' berbentuk seperti pipa yang dipasang di antara badan kamera dengan lensa. Tujuannya adalah untuk mendapatkan jarak fokus yang lebih dekat agar bisa fokus untuk memotret benda yang kecil.


* '''Menggunakan Aperture Sempit'''<br /> Mengeksekusi foto makro biasanya dilakukan dengan jarang yang sangat dekat. Foto yang dihasilkan akan memiliki ruang tajam (DoF) yang sangat sempit. Oleh karena itu, aperture sempit (f/8 keatas) digunakan untuk memperluas ruang tajam yang didapat.
'''Gunakanlah Aperture Sempit'''<br />
Mengeksekusi foto makro biasanya dilakukan dengan jarang yang sangat dekat. Dan foto yang dihasilkan akan memiliki ruang tajam (DoF) yang sangat sempit. Oleh karena itu, gunakanlah aperture sempit (f/8 keatas) untuk memperluas ruang tajam yang didapat.


* '''Tidak menggunakan ISO tinggi'''<br /> Jika alat yang dipergunakan tidak memungkinkan mendapatkan perbesaran yang bagus, dan berniat melakukan perbesaran dengan cara cropping, cobalah untuk tidak menggunakan ISO terlalu tinggi. ISO yang terlalu tinggi akan menimbulkan grain pada hasil foto, terlebih ketika melakukan cropping. Grain juga cenderung mengurangi ketajaman foto.
'''Cobalah untuk tidak menggunakan ISO tinggi'''<br />
Jika alat yang anda pergunakan tidak memungkinkan mendapatkan perbesaran yang wah, dan berniat melakukan perbesaran dengan cara cropping, cobalah untuk tidak menggunakan ISO terlalu tinggi. ISO yang terlalu tinggi akan menimbulkan grain pada hasil foto, terlebih ketika anda melakukan cropping. Grain juga cenderung mengurangi ketajaman foto.


* '''Pastikan kamera tidak shake/goyang'''<br /> DoF yang sempit pada foto makro berdampak pada susahnya untuk melakukan fokus pada objek. Sedikit guncangan saja, maka fokus dipastikan dapat meleset. Untuk mengatasi ini, pastikan kamera tidak mengalami shake ketika akan melakukan eksekusi. Sebaiknya menggunakan tripod, namun bisa juga diatasi dengan menggunakan speed tinggi diatas 1/125. Hal ini juga berguna untuk mengantisipasi pergerakan serangga.
'''Pastikan kamera tidak shake/goyang'''<br />
DoF yang sempit pada foto makro berdampak pada susahnya untuk melakukan fokus pada objek. Sedikit guncangan saja, maka fokus dipastikan dapat meleset. Untuk mengatasi ini, pastikan kamera tidak mengalami shake ketika akan melakukan eksekusi. Anda dapat menggunakan tripod jika ingin. Namun hal ini bisa diatasi dengan menggunakan speed tinggi diatas 1/125. Hal ini juga berguna untuk mengantisipasi pergerakan serangga.


* '''Gunakan bantuan cahaya lampu flash'''<br /> Foto makro yang dihasilkan dengan cahaya alami tentu saja sangat baik. Namun seorang fotografer jarang sekali dapat mengeksekusi foto makro dengan setingan aperture sempit–ISO rendah–speed tinggi tanpa bantuan flash. Jika tidak memiliki external flash, maka dapat menggunakan internal flash pada kamera.
'''Gunakan bantuan cahaya lampu flash'''<br />
Foto makro yang dihasilkan dengan cahaya alami tentu saja sangat baik. Namun saya jarang sekali dapat mengeksekusi foto makro dengan setingan aperture sempit–ISO rendah–speed tinggi tanpa bantuan flash. Jika anda tidak memiliki external flash, anda dapat menggunakan internal flash pada kamera.


* '''Cobalah untuk selalu menggunakan manual fokus'''<br /> Untuk mendapatkan perbesaran maksimal, cobalah untuk selalu menggunakan manual fokus. Caranya, setting lensa anda pada manual fokus, dan gunakan titik fokus terdekat. Lalu temukan fokus yang tepat dengan memaju-mundurkan lensa di depan objek hingga mendapatkan fokus yang pas.
'''Cobalah untuk selalu menggunakan manual fokus'''<br />
Untuk mendapatkan perbesaran maksimal, cobalah untuk selalu menggunakan manual fokus. Caranya, setting lensa anda pada manual fokus, dan gunakan titik fokus terdekat. Lalu temukan fokus yang tepat dengan memaju-mundurkan lensa di depan objek hingga mendapatkan fokus yang pas.


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==

Revisi per 22 Desember 2022 17.36


Foto makro gelembung soda di dalam gelas.

Fotografi makro adalah fotografi dengan jarak sangat dekat untuk mendapatkan detail yang tinggi namun tidak memerlukan bantuan alat pembesar optik seperti mikroskop. Fotografi makro biasanya memiliki rasio 1:1 yaitu gambar yang dihasilkan sama ukurannya dengan benda aslinya. Sebagai contoh, pada film 35 mm, lensa harus dapat fokus pada area sekecil 24×36 mm, yaitu ukuran gambar pada film.[1]

Untuk fotografi makro, lensa makro adalah pilihan yang tepat. Lensa tipe ini biasanya memiliki perbesaran 1:1 atau bahkan lebih. Namun lensa makro identik dengan harga yang mahal. Oleh karena itu, dapat digunakan alternatif lain seperti menggunakan extension tube, reverse ring atau filter close up. Berikut adalah beberapa cara yang dapat ditempuh untuk mendapatkan foto makro dengan biaya yang murah.

Cara pertama adalah dengan filter close up, yakni filter yang dipasang di depan lensa (seperti filter biasa) berfungsi sebagai kaca pembesar yang berguna untuk mendapatkan pembesaran fokus yang diinginkan. Dengan cara ini walaupun tidak memiliki lensa makro, dengan lensa kit biasa sudah dapat digunakan untuk foto makro.

Cara kedua adalah dengan menggunakan reverse ring. Cara kerja reverse ring sama dengan membalik lensa agar bisa digunakan untuk foto makro. Reverse ring hanya sebuah alat bantu yang berfungsi untuk menyatukan badan kamera dengan lensa yang dibalik.

Cara ketiga adalah dengan makro extention tube. Extention tube berbentuk seperti pipa yang dipasang di antara badan kamera dengan lensa. Tujuannya adalah untuk mendapatkan jarak fokus yang lebih dekat agar bisa fokus untuk memotret benda yang kecil.

  • Menggunakan Aperture Sempit
    Mengeksekusi foto makro biasanya dilakukan dengan jarang yang sangat dekat. Foto yang dihasilkan akan memiliki ruang tajam (DoF) yang sangat sempit. Oleh karena itu, aperture sempit (f/8 keatas) digunakan untuk memperluas ruang tajam yang didapat.
  • Tidak menggunakan ISO tinggi
    Jika alat yang dipergunakan tidak memungkinkan mendapatkan perbesaran yang bagus, dan berniat melakukan perbesaran dengan cara cropping, cobalah untuk tidak menggunakan ISO terlalu tinggi. ISO yang terlalu tinggi akan menimbulkan grain pada hasil foto, terlebih ketika melakukan cropping. Grain juga cenderung mengurangi ketajaman foto.
  • Pastikan kamera tidak shake/goyang
    DoF yang sempit pada foto makro berdampak pada susahnya untuk melakukan fokus pada objek. Sedikit guncangan saja, maka fokus dipastikan dapat meleset. Untuk mengatasi ini, pastikan kamera tidak mengalami shake ketika akan melakukan eksekusi. Sebaiknya menggunakan tripod, namun bisa juga diatasi dengan menggunakan speed tinggi diatas 1/125. Hal ini juga berguna untuk mengantisipasi pergerakan serangga.
  • Gunakan bantuan cahaya lampu flash
    Foto makro yang dihasilkan dengan cahaya alami tentu saja sangat baik. Namun seorang fotografer jarang sekali dapat mengeksekusi foto makro dengan setingan aperture sempit–ISO rendah–speed tinggi tanpa bantuan flash. Jika tidak memiliki external flash, maka dapat menggunakan internal flash pada kamera.
  • Cobalah untuk selalu menggunakan manual fokus
    Untuk mendapatkan perbesaran maksimal, cobalah untuk selalu menggunakan manual fokus. Caranya, setting lensa anda pada manual fokus, dan gunakan titik fokus terdekat. Lalu temukan fokus yang tepat dengan memaju-mundurkan lensa di depan objek hingga mendapatkan fokus yang pas.

Pranala luar

Referensi