Lompat ke isi

Sianipar: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: Pembatalan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Tag: pengguna baru menambah pranala merah Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 154: Baris 154:
* [[Natalie Sarah|Natalie Sarah Sianipar]]
* [[Natalie Sarah|Natalie Sarah Sianipar]]
* [[Viky Sianipar]]
* [[Viky Sianipar]]
* [[Bobby Lukas Sianipar]]


== Sumber ==
== Sumber ==

Revisi per 26 Januari 2023 01.10

Sianipar
Aksara Batakᯘᯪᯀᯉᯪᯇᯒ᯲
(Surat Batak Toba)
Nama margaSianipar
Silsilah
Jarak
generasi
dengan
Siraja Batak
1Si Raja Batak
2Raja Isumbaon
3Tuan Sorimangaraja
4Tuan Sorbadibanua (Nai Suanon)
5Sibagot ni Pohan
6Tuan Dibangarna
7Raja Sianipar
Nama lengkap
tokoh
Raja Sianipar
Nama istriboru Pasaribu
Nama anak1. Raja Patuan
Kekerabatan
Induk margaTuan Dibangarna
Persatuan
marga
Tuan Dibangarna
Kerabat
marga
Turunan
  • Sinohornohor
  • Guru Soaloon
  • Purba Raja
  • Datu Lopak
  • Sibatang Buruk
Matani ari
binsar
Pasaribu
Asal
SukuBatak Toba
Daerah asalBalige
Kawasan
dengan
populasi
signifikan

Sianipar (Surat Batak Toba: ᯘᯪᯀᯉᯪᯇᯒ᯲) adalah salah satu marga Batak Toba. Sianipar adalah marga yang dipakai oleh keturunan Raja Sianipar hingga saat ini. Marga Sianipar berasal dari daerah Balige, Kabupaten Toba.

Tarombo

Berikut merupakan tarombo (silsilah) keturunan Raja Sianipar:

Tuan Dibangarna
Raja PanjaitanRaja SilitongaRaja SiagianRaja Sianipar
Raja Patuan
SinohornohorPatuat Gaja
Raja DiamGuru PinaindanRaja UeanRaja Partakhuluk BatuGuru SoaloonPurba RajaDatu LopakSibatang Buruk

Menurut silsilah garis keturunan Suku Batak (tarombo), Raja Sianipar adalah generasi ketujuh dari Si Raja Batak dan anak keempat (bungsu) dari Tuan Dibangarna.

Raja Sianipar menikah dengan br. Pasaribu dan memperoleh anak yaitu Raja Patuan. Raja Patuan kemudian menikah dengan br. Naipospos dan br. Hutauruk, dan memperoleh dua anak, yaitu: Sinohornohor dan Patuat Gaja.

Hingga saat ini terdapat perdebatan antara sesama marga Sianipar dari kelompok Sinohornohor dan Patuat Gaja mengenai siapa yang lebih tua diantara keduanya. Perdebatan ini acap kali memicu polemik antar dua belah pihak.

Dalam perkembangannya, Keturunan Raja Sianipar mengklasifikasikan diri ke dalam lima kelompok:

  • Sinohornohor
  • Guru Soaloon
  • Purba Raja
  • Datu Lopak
  • Sibatang Buruk

Sinohornohor

Sinohornohor menikah dengan br. Tampubolon dan br. Hutauruk memperoleh empat orang anak, yaitu:

  • Raja Diam
  • Guru Pinaindan
  • Raja Uean
  • Raja Partakhuluk Batu

Keturunan keempat anak Sihonornohor menggunakan nama Sinohornohor untuk nama kelompok marga mereka.

Patuat Gaja

Patuat Gaja menikah dengan br. Simanungkalit dan memperoleh empat orang anak, yaitu:

  • Guru Soaloon
  • Purba Raja
  • Datu Lopak
  • Sibatang Buruk

Keturunan keempat anak Patuat Gaja menggunakan masing-masing nama anak Patuat Gaja untuk nama kelompok marga mereka.

Guru Soaloon

Guru Soaloon menikah dengan br. Hutahaean dan br. Rajagukguk dan memperoleh empat orang anak, yaitu:

  • Simangombar Tulang
  • Namora Ni Tahi
  • Pande Ninggala
  • Sopak Panaluan

Purba Raja

Purba Raja menikah dengan br. Hutapea dan memperoleh dua orang anak, yaitu:

  • Tuan Dienarna
  • Ompu Tuambar (Patuan Saribu - Ginting Ulubalang)

Datu Lopak

Datu Lopak menikah dengan br. Sihotang dan memperoleh dua orang anak, yaitu:

  • Saruam Bosi
  • Mangaraja Lobu

Sibatang Buruk

Sibatang Buruk menikah dengan br. Hutauruk dan memperoleh satu orang anak, yaitu:

  • Panjururi

Panjururi menikah dengan br Siregar dan memperoleh tiga (3) orang anak 1. Guru ladingan 2. Ompu Tumpanan 3. Mulia Pohan

Kekerabatan

Keturunan Raja Sianipar memiliki hubungan erat dengan marga-marga keturunan Tuan Dibangarna lainnya; keempat marga tersebut (Panjaitan, Silitonga, Siagian, dan Sianipar) memegang teguh ikatan persaudaraan untuk tidak menikah antar satu dengan yang lain. Dikarenakan Raja Sianipar merupakan anak bungsu dari Tuan Dibangarna, maka seluruh marga Sianipar dianggap lebih muda oleh marga Panjaitan, Silitonga, dan Siagian. Oleh sebab itu setiap keturunan dari marga Sianipar harus memanggil abang/kakak ketika bertemu dengan ketiga marga tersebut tanpa memperhatikan usia.

Raja Sianipar menikah dengan br. Pasaribu, oleh sebab itu Hulahula (mataniari binsar) dari seluruh marga Sianipar adalah marga Pasaribu. Namun sebagian marga Sianipar yang berasal dari keturunan Patuat Gaja menganggap marga Simanungkalit sebagai Hulahula (mataniari binsar) karena memang Patuat Gaja menikah dengan br. Simanungkalit.

Tanah Ulayat

Menurut kisah yang diceritakan turun-temurun dari keturunan Tuan Dibangarna, Raja Sianipar lahir setelah ketiga abangnya, Raja Panjaitan, Raja Silitonga, dan Raja Siagian telah dewasa. Raja Sianipar juga lahir ketika seluruh tanah warisan milik Tuan Dibangarna telah dibagi kepada ketiga abangnya, tetapi Raja Silitonga berbaik hati memberikan warisannya kepada Raja Sianipar dan pergi meninggalkan daerah Balige ke arah selatan di daerah Sipahutar.

Persebaran Marga Sianipar terdapat dalam dua wilayah di kawasan Toba Holbung (sekarang Kabupaten Toba), yakni di Balige dan Silaen.

Tokoh

Beberapa tokoh yang bermarga Sianipar, di antaranya adalah:

Sumber

  • Hutagalung, W.M. (1991), Pustaha Batak Tarombo dohot Turiturian ni Bangso Batak, hlm. 230 
  • Siahaan, Amanihut N.; Pardede, H. (1957), Sejarah perkembangan Marga - Marga Batak 

Pranala luar