Suku Ayamaru: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Halaman baru Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 4: | Baris 4: | ||
Kota Ayamaru telah berkembang sejak era [[Hindia Belanda|kolonial Belanda]]. Salah satu buktinya, di sini tersedia sarana air bersih yang dikelola dengan baik. Menurut warga lokal, [[Soekarno|Bung Karno]] pernah mengunjungi Ayamaru dan menetap di sebuah rumah yang kemudian dijadikan [[cagar budaya]]. Warga yang sudah dewasa pun masih mengingat kejayaan danau ini sebagai salah satu gerbang masuk bagi sarana transportasi udara amfibi sejenis [[De Havilland Canada DHC-2 Beaver|DHC-2 Beaver]].<ref name=":1">{{Cite web|url=https://nationalgeographic.grid.id/read/13286878/genesis-danau-karst-ayamaru|title=Genesis Danau Karst Ayamaru - National Geographic|date=Kamis, 19 Desember 2013|website=nationalgeographic.grid.id|language=id|access-date=Kamis, 27 Februari 2020}}</ref> |
Kota Ayamaru telah berkembang sejak era [[Hindia Belanda|kolonial Belanda]]. Salah satu buktinya, di sini tersedia sarana air bersih yang dikelola dengan baik. Menurut warga lokal, [[Soekarno|Bung Karno]] pernah mengunjungi Ayamaru dan menetap di sebuah rumah yang kemudian dijadikan [[cagar budaya]]. Warga yang sudah dewasa pun masih mengingat kejayaan danau ini sebagai salah satu gerbang masuk bagi sarana transportasi udara amfibi sejenis [[De Havilland Canada DHC-2 Beaver|DHC-2 Beaver]].<ref name=":1">{{Cite web|url=https://nationalgeographic.grid.id/read/13286878/genesis-danau-karst-ayamaru|title=Genesis Danau Karst Ayamaru - National Geographic|date=Kamis, 19 Desember 2013|website=nationalgeographic.grid.id|language=id|access-date=Kamis, 27 Februari 2020}}</ref> |
||
== Danau Ayamaru == |
|||
Danau Ayamaru terletak di wilayah Kepala Burung Papua, atau lebih dikenal sebagai [[Semenanjung Vogelkop]], sekitar 170 kilometer dari selatan [[Kota Sorong]]. Danau ini berada di hamparan [[karst]] (gamping atau kapur) yang dikenal sebagai [[Plato Ayamaru]] di ketinggian 280–385 meter di atas permukaan laut (mdpl).<ref name=":1" /> |
|||
Nama danau ini merupakan perpaduan dua kata aya (air) dan maru (danau). Nama yang sama juga disandang oleh kota terbesar di semenanjung ini. Ibu Kota [[Kabupaten Maybrat]], [[Papua Barat Daya|Provinsi Papua Barat Daya]], sejak pemekaran wilayah ini dari [[Kabupaten Sorong Selatan]] pada 2009. Kota Ayamaru dapat ditempuh sekitar 7 jam dari Kota Sorong melalui perjalanan darat yang berliku dengan turunan serta tanjakan terjal.<ref name=":1" /> |
|||
Danau Ayamaru terdiri dari danau-danau mungil Jow, Semitu, dan Yate yang bersinambung membentuk [[kaskade]] di satu daerah aliran sungai (DAS) Ayamaru. Ketiga danau ini bertipe Paternoster lake atau dalam istilah [[limnologi]] merupakan rangkaian danau serupa tasbih di elevasi yang menurun secara bertahap. Limnologi yaitu ilmu yang mempelajari ekosistem perairan-perairan daratan.<ref name=":1" /> |
|||
Genesis Danau Ayamaru mengikuti pembentukan daratan Papua yang cukup kompleks dan didesain oleh aktivitas tumbukan antara dua lempeng besar bumi, yaitu [[lempeng Pasifik]] di sebelah utara yang bergerak relatif ke arah barat dan [[Lempeng Indo-Australia|lempeng Australia]] yang relatif bergerak ke utara. Aktivitas ini mendorong terjadinya pelipatan dan pengangkatan yang dikenal sebagai [[Orogenesa Melanesia]] pada [[zaman Miosen]] awal yang membentuk kawasan karst Ayamaru.<ref name=":1" /> |
|||
Danau-danau ini bukanlah danau purba (ancient lake), karena yang termuda berumur sekitar 10.000 tahun (Holosen pertengahan). Danau ini berada di [[geomorfologi]] karst yang relatif masih alami dan dikelilingi bukit-bukit. Intinya, merupakan terumbu karang yang terangkatkan. Kawasan karst umumnya tidak mampu menahan limpahan air selama musim hujan secara langgeng, sehingga saat kemarau tiba hanya tersisa sedikit air.<ref name=":1" /> |
|||
Suatu kawasan karst akan memiliki sifat hidrologi bersifat khusus, mengikuti fungsi derajat kartifikasi, luas, kedalaman, dan kerumitan dari kawasan tersebut. [[Hidrologi]] karst, selain berkaitan dengan sungai di atas permukaan bumi, juga sungai di bawah permukaan bumi dengan batas-batas yang tidak jelas. Kondisi karst inilah yang menciptakan sifat fisik Danau Ayamaru yang mengalami periode pasang surut secara musiman.<ref name=":1" /> |
|||
Danau seluas 980 [[hektare]] ini memiliki kedalaman maksimum 6 meter. Hamparan perairan selagi musim hujan berubah menjadi kolam-kolam kecil dangkal saat kemarau.<ref name=":1" /> |
|||
Belum diketahui secara pasti penyebab penyusutan perairan. Apakah ini suatu fenomena yang berlangsung secara periodik, atau apakah kawasan karst sudah menunjukkan kepekaannya terhadap perubahan iklim global menyangkut daya tahan yang rendah untuk menyimpan air.<ref name=":1" /> |
|||
=== Flora dan Fauna === |
|||
Hamparan daratan yang terbentuk di sebagian wilayah perairannya ditumbuhi flora [[semiakuatik]]. Kondisi ini mirip danau-danau paparan banjir (floodplain lakes) di Kalimantan yang mengalami [[fluktuasi]] muka air sejalan pola banjiran sungai-sungai yang mempengaruhinya.<ref name=":1" /> |
|||
Danau Ayamaru adalah habitat ikan-ikan cantik Papua, spesies [[Melanotaenia boosemani]], [[M. ajamaruensis]] dan [[M. fasinensis]], yang keberadaannya bersifat [[Endemisme|endemik]] dan sangat terbatas. Ikan M. boosemani dikenal hingga mancanegara sebagai ikan Pelangi Irian atau Rainbow fish. Pada awal 1990-an, ikan-ikan ini dieksploitasi secara besar-besaran untuk [[komoditas]] ikan hias ekspor. Hingga saat ini, populasinya diindikasikan sudah sangat menurun. Melanotaenia boosemani, ikan cantik pelangi irian yang diminati sebagai ikan hias komoditas ekspor.<ref name=":1" /> |
|||
Ada keistimewaan lain dari Danau Ayamaru mengingat lokasinya yang terbilang bertetangga dengan wilayah [[Australia]]: setiap periode musim kering danau ini menjadi tempat singgah burung-burung [[Migrasi burung|migran]] terutama dari Australia. Tercatat empat jenis burung migran yang singgah di danau ini, [[Bangau leher-hitam|Ephippiorhynchus asiaticus]], [[Gagang-bayam timur|Himantopus leucocephalus]], [[Platalea regia]], [[Threskiornis aethiopicus]].<ref name=":1" /> |
|||
Terdapat suatu kepentingan internasional seiring keberadaan burung-burung migran tersebut, terkait [[Konvensi Ramsar]] yang telah kita [[ratifikasi]]. Jelas perlu ditetapkan adanya perlindungan kawasan lahan basah sebagai habitat burung migran. Apalagi akhir-akhir ini keunikan danau karst Ayamaru semakin terusik oleh penyusutan perairan. Kekhawatiran juga dirasakan oleh warga lokal yang dahulu biasa mencuci, mandi, dan berenang di tepian danau.<ref name=":1" /> |
|||
== Referensi == |
== Referensi == |
Revisi per 17 Maret 2023 04.42
Suku Ayamaru merupakan salah satu suku di Papua Barat Daya yang mendiami daerah sebelah barat dan selatan Danau Ayamaru. Jumlah populasinya sekitar 25.000 jiwa yang tersebar di sekitar 40 desa. Mereka menggunakan bahasa Meibrat, karena itu suku ini merupakan salah satu sub-suku Meibrat. Kata "mei" yang berarti bahasa dan "brat" yang berarti orang.[1]
Suku ini hidup dari berladang dan menangkap ikan serta hewan-hewan liar yang berada di sekitar Danau Ayamaru. Hasil buruan seperti burung cenderawasih biasanya dijadikan barang dagangan yang ditukar dengan kain-kain yang dibawa oleh pedagang suku bangsa lain. Kelompok kekerabatannya yang utama adalah keluarga inti, di mana pasangan baru segera membuat tempat tinggal sendiri setelah kawin.[1] Prinsip hubungan kekerabatannya adalah bilateral. Pada masa sekarang orang Ayamaru sudah banyak yang memeluk agama Kristen.[1][2]
Kota Ayamaru telah berkembang sejak era kolonial Belanda. Salah satu buktinya, di sini tersedia sarana air bersih yang dikelola dengan baik. Menurut warga lokal, Bung Karno pernah mengunjungi Ayamaru dan menetap di sebuah rumah yang kemudian dijadikan cagar budaya. Warga yang sudah dewasa pun masih mengingat kejayaan danau ini sebagai salah satu gerbang masuk bagi sarana transportasi udara amfibi sejenis DHC-2 Beaver.[3]
Referensi
- ^ a b c Hidayah, Zulyani (April 2015). Ensiklopedia Suku Bangsa di Indonesia. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. hlm. 41. ISBN 978-979-461-929-2.
- ^ Nauw, Weldus, dan Joseph Rengkung (2013). "SANGGAR PENGEMBANGAN BUDAYA SUKU AYAMARU, AITINYO DAN AIFAT DI SORONG "ARSITEKTUR NEO VERNAKULAR". Arsitektur DASENG UNSRAT Manado.
- ^ "Genesis Danau Karst Ayamaru - National Geographic". nationalgeographic.grid.id. Kamis, 19 Desember 2013. Diakses tanggal Kamis, 27 Februari 2020.