Lompat ke isi

Suku Kurudu: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Blackman Jr. (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Blackman Jr. (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 9: Baris 9:
Interaksi suku Kurudu dengan alam telah menghasilkan sejumlah kearifan lokal yang khas, antara lain ritual ratapan [[Matoa|buah matoa]] yang disebut Sai Antaun, memancing [[ikan tenggiri]] dengan bunga, melestarikan spesies mangga purba, memanggil aneka jenis ikan berkumpul dengan ritual berbahasa asli Kurudu, menyimpan sejarah burung cenderawasih setelah air bah, dan lain-lain.
Interaksi suku Kurudu dengan alam telah menghasilkan sejumlah kearifan lokal yang khas, antara lain ritual ratapan [[Matoa|buah matoa]] yang disebut Sai Antaun, memancing [[ikan tenggiri]] dengan bunga, melestarikan spesies mangga purba, memanggil aneka jenis ikan berkumpul dengan ritual berbahasa asli Kurudu, menyimpan sejarah burung cenderawasih setelah air bah, dan lain-lain.


== Reverensi ==
== Referensi ==
{{Reflist}}
*[https://m.wiki-indonesia.club/wiki/Pulau_Kurudu#/ Suku Kurudu]

{{Uncategorized|date=Maret 2023}}

Revisi per 14 Mei 2023 14.12

Suku Kurudu
Bahasa
Kurudu

Suku Kurudu adalah kelompok etnis di Papua yang mendiami pulau Kurudu dan pesisir Pamai Erar. Suku ini berbeda dari suku Berbai. Beberapa orang yang tidak bertanggung jawab telah mencaplok status kesukuan etnis Kurudu dan memasukan suku Kurudu menjadi sub-suku dari suku Berbai.

Suku Kurudu telah menghuni pulau Kurudu lebih dari 40 abad. Dalam kurun waktu amat panjang ini suku Kurudu mempertahankan kelangsungan hidupnya dengan memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia di pulau Kurudu.

Interaksi suku Kurudu dengan alam telah menghasilkan sejumlah kearifan lokal yang khas, antara lain ritual ratapan buah matoa yang disebut Sai Antaun, memancing ikan tenggiri dengan bunga, melestarikan spesies mangga purba, memanggil aneka jenis ikan berkumpul dengan ritual berbahasa asli Kurudu, menyimpan sejarah burung cenderawasih setelah air bah, dan lain-lain.

Referensi