Lompat ke isi

Jam Gadang: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Dedi A (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Dedi A (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 9: Baris 9:
Ukuran diameter muka jam ini adalah 80 cm, terdiri dari empat muka yang menghadap ke empat penjuru mata angin. Denah dasar (bangunan tapak) dari Jam Gadang ini adalah 13x4 meter, sedangkan tingginya 26 meter.
Ukuran diameter muka jam ini adalah 80 cm, terdiri dari empat muka yang menghadap ke empat penjuru mata angin. Denah dasar (bangunan tapak) dari Jam Gadang ini adalah 13x4 meter, sedangkan tingginya 26 meter.


Pembangunan Jam Gadang yang konon menghabiskan total biaya pembangunan 3.000 [[Gulden]] ini, akhirnya menjadi markah tanah/landmark yang sekaligus menjadi lambang atai ikon kota [[Bukittinggi]]. Ada keunikan dari [[angka Romawi|angka-angka Romawi]] pada Jam Gadang ini. Bila penulisan huruf Romawi biasanya pada angka enam adalah VI, angka tujuh adalah VII dan angka delapan adalah VIII, Jam Gadang ini menulis angka empat dengan simbol IIII (umumnya IV).
Pembangunan Jam Gadang yang konon menghabiskan total biaya pembangunan 3.000 [[Gulden]] ini, akhirnya menjadi markah tanah/landmark yang sekaligus menjadi lambang atau ikon kota [[Bukittinggi]]. Ada keunikan dari [[angka Romawi|angka-angka Romawi]] pada Jam Gadang ini. Bila penulisan huruf Romawi biasanya pada angka enam adalah VI, angka tujuh adalah VII dan angka delapan adalah VIII, Jam Gadang ini menulis angka empat dengan simbol IIII (umumnya IV).


[[Kategori:Menara jam]]
[[Kategori:Menara jam]]

Revisi per 24 Juli 2009 22.48

Jam Gadang

Jam Gadang (gadang=besar, b. minangkabau) adalah sebuah menara jam yang merupakan markah tanah/landmark kota Bukittinggi dan provinsi Sumatra Barat di Indonesia. Simbol khas Sumatera Barat ini pun memiliki cerita dan keunikan karena usianya yang sudah puluhan tahun.

Jam Gadang dibangun pada tahun 1926 oleh arsitek Yazid Sutan Gigi Ameh. Peletakan batu pertama jam ini dilakukan putra pertama Rook Maker yang saat itu masih berumur 6 tahun. Jam ini merupakan hadiah dari Ratu Belanda kepada Controleur (Sekretaris Kota) pada masa penjajahan Belanda dulu.

Menara jam ini telah mengalami beberapa kali perubahan pada bagian puncaknya. Pada awalnya puncak menara jam ini berbentuk bulat dan di atasnya berdiri patung ayam jantan, sedangkan pada masa pendudukan Jepang, berbentuk klenteng. Pada masa kemerdekaan, bentuknya berubah lagi menjadi ornamen rumah adat Minangkabau.

Ukuran diameter muka jam ini adalah 80 cm, terdiri dari empat muka yang menghadap ke empat penjuru mata angin. Denah dasar (bangunan tapak) dari Jam Gadang ini adalah 13x4 meter, sedangkan tingginya 26 meter.

Pembangunan Jam Gadang yang konon menghabiskan total biaya pembangunan 3.000 Gulden ini, akhirnya menjadi markah tanah/landmark yang sekaligus menjadi lambang atau ikon kota Bukittinggi. Ada keunikan dari angka-angka Romawi pada Jam Gadang ini. Bila penulisan huruf Romawi biasanya pada angka enam adalah VI, angka tujuh adalah VII dan angka delapan adalah VIII, Jam Gadang ini menulis angka empat dengan simbol IIII (umumnya IV).