Lompat ke isi

Februari: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Baris 11: Baris 11:


== Sejarah ==
== Sejarah ==
[[Berkas:Les_Très_Riches_Heures_du_duc_de_Berry_février.jpg|jmpl|February, from the ''[[Très riches heures du Duc de Berry]]'']]
[[Berkas:Les_Très_Riches_Heures_du_duc_de_Berry_février.jpg|jmpl|"Februari", lebih tepatnya suasana pedesaan pada bulan Februari, yang dimuat dalam ''[[Très Riches Heures du Duc de Berry]].'']]
[[Berkas:Februar_Leandro_Bassano.jpg|jmpl|''February'', [[Leandro Bassano]]]]
[[Berkas:Februar_Leandro_Bassano.jpg|jmpl|''Februari'', oleh [[Leandro Bassano]]|300x300px]]
Bulan Januari dan Februari ditambahkan paling akhir ke dalam [[Kalender Romawi]] oleh [[Numa Pompilius]] sekitar tahun 713 SM, setelah kedua bulan pada [[musim dingin]] tersebut sebelumnya dianggap sebagai "periode tanpa bulan" oleh [[Romawi Kuno|bangsa Romawi]]. Bulan Februari awalnya menjadi bulan terakhir dalam setahun, hingga akhirnya dipindahkan menjadi bulan kedua oleh para [[Desemviri]] sekitar tahun 450 SM. Pada masa tertentu dalam sejarah, bulan Februari dipotong menjadi 23 atau 24 hari, sementara bulan kabisat berjumlah 27 hari, yang disebut ''Intercalaris'' atau ''Mercedonius,'' ditambahkan setelah bulan Februari dalam jangka waktu dua atau tiga tahun sekali untuk menyesuaikan kalender dengan [[musim]] yang ada.
Bulan Januari dan Februari ditambahkan paling akhir ke dalam [[Kalender Romawi]] oleh [[Numa Pompilius]] sekitar tahun 713 SM, setelah kedua bulan pada [[musim dingin]] tersebut sebelumnya dianggap sebagai "periode tanpa bulan" oleh [[Romawi Kuno|bangsa Romawi]]. Bulan Februari awalnya menjadi bulan terakhir dalam setahun, hingga akhirnya dipindahkan menjadi bulan kedua oleh para [[Desemviri]] sekitar tahun 450 SM. Pada masa tertentu dalam sejarah, bulan Februari dipotong menjadi 23 atau 24 hari, sementara bulan kabisat berjumlah 27 hari, yang disebut ''Intercalaris'' atau ''Mercedonius,'' ditambahkan setelah bulan Februari dalam jangka waktu dua atau tiga tahun sekali untuk menyesuaikan kalender dengan [[musim]] yang ada.


Perayaan-perayaan Romawi Kuno yang dirayakan dalam bulan ini meliputi ''Amburbium'' (tanggal pasti tak diketahui), ''Sementivae'' (2 Februari), ''Februa'' atau ''[[Lupercalia]]'' (13–15 Februari), ''Parentalia'' (February 13–22), ''Quirinalia'' (17 Februari), ''Feralia'' (21 Februari), ''Caristia'' (22 Februari), ''Terminalia'' (23 Februari), ''Regifugium'' (24 Februari), dan ''Agonium Martiale'' (27 Februari). Tanggal-tanggal ini sudah tidak sesuai dengan tanggal-tanggal pada [[kalender Gregorius]] modern.
Perayaan-perayaan Romawi Kuno yang dirayakan dalam bulan ini meliputi ''Amburbium'' (tanggal pasti tak diketahui), ''Sementivae'' (2 Februari), ''Februa'' atau ''[[Lupercalia]]'' (13–15 Februari), ''Parentalia'' (February 13–22), ''Quirinalia'' (17 Februari), ''Feralia'' (21 Februari), ''Caristia'' (22 Februari), ''Terminalia'' (23 Februari), ''Regifugium'' (24 Februari), dan ''Agonium Martiale'' (27 Februari). Tanggal-tanggal ini sudah tidak sesuai dengan tanggal-tanggal pada [[kalender Gregorius]] modern.

<!--
Under the reforms that instituted the [[Julian calendar]], Intercalaris was abolished, leap years occurred regularly every fourth year, and in leap years February gained a 29th day. Thereafter, it remained the second month of the calendar year, meaning the order that months are displayed (January, February, March,&nbsp;..., December) within a year-at-a-glance calendar. Even during the Middle Ages, when the numbered [[Anno Domini]] year began on March 25 or December 25, the second month was February whenever all twelve months were displayed in order. The [[Gregorian calendar]] reforms made slight changes to the system for determining which years were leap years, but also contained a 29-day February.
Sewaktu [[Kalender Romawi]] diubah menjadi [[Kalender Julius]], sistem bulan ''Intercalaris'' ikut dihapus dan sebagai gantinya sistem [[tahun kabisat]] diperkenalkan. Dalam sistem baru tersebut, tahun kabisat terjadi sekali setiap empat tahun, dan dalam tahun kabisat tersebut, bulan Februari mendapat tambahan hari ke-29. Selain itu, bulan Februari ditetapkan sebagai bulan kedua dalam setahun, sehingga urutan bulan selalu ditampilkan seperti kalender tahunan saat ini.<!--Even during the Middle Ages, when the numbered [[Anno Domini]] year began on March 25 or December 25, the second month was February whenever all twelve months were displayed in order. The [[Gregorian calendar]] reforms made slight changes to the system for determining which years were leap years, but also contained a 29-day February.


Historical names for February include the [[Old English language|Old English]] terms Solmonath (mud month) and Kale-monath (named for [[cabbage]]) as well as [[Charlemagne]]'s designation Hornung. In Finnish, the month is called {{lang|fi|helmikuu}}, meaning "month of the pearl"; when snow melts on tree branches, it forms droplets, and as these freeze again, they are like pearls of ice. In [[Polish language|Polish]] and [[Ukrainian language|Ukrainian]], respectively, the month is called {{lang|pl|luty}} or {{lang|uk|лютий}} ({{transl|uk|lyutiy}}), meaning the month of ice or hard frost. In [[Macedonian language|Macedonian]] the month is {{transl|mk|sechko}} ({{lang|mk|сечко}}), meaning month of cutting (wood). In Czech, it is called {{lang|cs|únor}}, meaning month of submerging (of river ice).
Historical names for February include the [[Old English language|Old English]] terms Solmonath (mud month) and Kale-monath (named for [[cabbage]]) as well as [[Charlemagne]]'s designation Hornung. In Finnish, the month is called {{lang|fi|helmikuu}}, meaning "month of the pearl"; when snow melts on tree branches, it forms droplets, and as these freeze again, they are like pearls of ice. In [[Polish language|Polish]] and [[Ukrainian language|Ukrainian]], respectively, the month is called {{lang|pl|luty}} or {{lang|uk|лютий}} ({{transl|uk|lyutiy}}), meaning the month of ice or hard frost. In [[Macedonian language|Macedonian]] the month is {{transl|mk|sechko}} ({{lang|mk|сечко}}), meaning month of cutting (wood). In Czech, it is called {{lang|cs|únor}}, meaning month of submerging (of river ice).

Revisi per 28 Juli 2023 08.58

<< Februari >>
Mi Sn Sl Ra Ka Ju Sa
01 02 03
04 05 06 07 08 09 10
11 12 13 14 15 16 17
18 19 20 21 22 23 24
25 26 27 28 29
2024
Februa atau Lupercalia, suatu festival penyucian di Romawi Kuno.

Februari adalah nama dari bulan kedua dalam setahun pada tarikh Kalender Gregorius dan Julius.[1] Bulan Februari memiliki 28 hari pada tahun-tahun biasa dan 29 hari pada tahun-tahun kabisat. Hari ke-29 pada bulan ini, yang hanya muncul sekali dalam empat tahun, dikenal dengan nama hari kabisat.

Bulan Februari menjadi bulan ketiga dan terakhir untuk musim dingin di belahan Bumi utara, serta bulan ketiga dan terakhir untuk musim panas di belahan Bumi selatan. Di Indonesia, bulan ini menjadi salah satu puncak musim hujan, yaitu periode dengan curah hujan tertinggi dalam setahun.

Nama

Februari diserap dari kata dalam bahasa Belanda: februari, yang berakar dari kata bahasa Latin, Februarius, yakni singkatan dari mensis februarius, yang berarti "bulan Februa". Kata "Februarius" tersebut merujuk pada suatu festival penyucian di Romawi Kuno yang diadakan pada tanggal 15 Februari, yang disebut sebagai Februa, atau yang kemudian lebih dikenal sebagai Lupercalia. Kata tersebut juga terkadang merujuk pada Februus, yaitu dewa penyucian dalam mitologi Romawi.

Dalam bahasa Indonesia zaman kuno, bulan ini sering dieja sebagai "Pebruari". Saat ini, kata tersebut dianggap sebagai versi takbaku dari kata "Februari".[2]

Sejarah

"Februari", lebih tepatnya suasana pedesaan pada bulan Februari, yang dimuat dalam Très Riches Heures du Duc de Berry.
Februari, oleh Leandro Bassano

Bulan Januari dan Februari ditambahkan paling akhir ke dalam Kalender Romawi oleh Numa Pompilius sekitar tahun 713 SM, setelah kedua bulan pada musim dingin tersebut sebelumnya dianggap sebagai "periode tanpa bulan" oleh bangsa Romawi. Bulan Februari awalnya menjadi bulan terakhir dalam setahun, hingga akhirnya dipindahkan menjadi bulan kedua oleh para Desemviri sekitar tahun 450 SM. Pada masa tertentu dalam sejarah, bulan Februari dipotong menjadi 23 atau 24 hari, sementara bulan kabisat berjumlah 27 hari, yang disebut Intercalaris atau Mercedonius, ditambahkan setelah bulan Februari dalam jangka waktu dua atau tiga tahun sekali untuk menyesuaikan kalender dengan musim yang ada.

Perayaan-perayaan Romawi Kuno yang dirayakan dalam bulan ini meliputi Amburbium (tanggal pasti tak diketahui), Sementivae (2 Februari), Februa atau Lupercalia (13–15 Februari), Parentalia (February 13–22), Quirinalia (17 Februari), Feralia (21 Februari), Caristia (22 Februari), Terminalia (23 Februari), Regifugium (24 Februari), dan Agonium Martiale (27 Februari). Tanggal-tanggal ini sudah tidak sesuai dengan tanggal-tanggal pada kalender Gregorius modern.

Sewaktu Kalender Romawi diubah menjadi Kalender Julius, sistem bulan Intercalaris ikut dihapus dan sebagai gantinya sistem tahun kabisat diperkenalkan. Dalam sistem baru tersebut, tahun kabisat terjadi sekali setiap empat tahun, dan dalam tahun kabisat tersebut, bulan Februari mendapat tambahan hari ke-29. Selain itu, bulan Februari ditetapkan sebagai bulan kedua dalam setahun, sehingga urutan bulan selalu ditampilkan seperti kalender tahunan saat ini.

Referensi