Iswadi Pratama: Perbedaan antara revisi
Asha Sharah (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
|||
Baris 7: | Baris 7: | ||
|birth_name = |
|birth_name = |
||
|birth_date = {{Birth date and age|1971|4|8}} |
|birth_date = {{Birth date and age|1971|4|8}} |
||
|birth_place = |
|birth_place = [[Lampung]], Indonesia |
||
|death_date = <!-- {{Death date and age|YYYY|MM|DD|YYYY|MM|DD}} (tanggal meninggal diikuti tanggal lahir) --> |
|death_date = <!-- {{Death date and age|YYYY|MM|DD|YYYY|MM|DD}} (tanggal meninggal diikuti tanggal lahir) --> |
||
|death_place = |
|death_place = |
Revisi per 14 Maret 2024 08.14
Iswadi Pratama | |
---|---|
Lahir | 8 April 1971 Lampung, Indonesia |
Kebangsaan | Indonesia |
Almamater | Universitas Lampung, Lampung |
Pekerjaan | Sutradara, sastrawan |
Iswadi Pratama (lahir 8 April 1971 di Lampung) adalah sastrawan Indonesia. Dia menyelesaikan kuliah di Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Lampung.
Aktivitas
Iswadi pernah menjadi redaktur budaya Surat Kabar Umum Sumatra Post dan Harian Umum Lampung Post, Bandar Lampung sebelum memutuskan berkesenian secara total.
Aktif sebagai aktor, penulis naskah, dan sutradara bersama grup teaternya, Teater Satu. Beberapa naskah teaternya: Ruang Sekarat, Rampok, Ikhau, Nak, Menunggu Saat Makan, Dongeng tentang Air, dan Aruk Gugat.
Bersama Teater Satu, Iswadi dua kali mendapatkan Hibah Senia dari Yayasan Kelola (2002 dan 2004) untuk pentas keliling di sejumlah kota di Indonesia. Dia juga mementaskan naskah-naskah puisinya dalam bentuk teater seperti Nostalgia Sebuah Kota, meraih peringkat ketiga GKJ Award 2003. Naskah ini dalam even yang sama, menjadi naskah terbaik I.
Puisi-puisinya tersebar di berbagai media massa, selain terhimpun dalam antologi bersama: Gelang Semesta (1987), Daun-Daun Jatuh Tunas-Tunas Tumbuh (1995), Refleksi Setengah Abad Indonesia (1995), Antologi Cerpen dari Lampung (1996), Cetik (1996), Mimbar Abad 21 (1996), Hijau Kelon dan Puisi 2002 (2002), Pertemuan Dua Arus (2004), Gerimis (dalam Lain Versi) (2005, Asia Literary Review (2006), dan Terra (Australia-Indonesia, 2007).
Karyanya
- Belajar Mencintai Tuhan (kumpulan sajak bersama Ahmad Yulden Erwin dan Panji Utama, 1992)
- Gema Secuil Batu (kumpulan sajak, 2008)
- Akting Berdasarkan Sistem Stanislavski, Sebuah Pengantar (ditulis bersama Ari Pahala Hutabarat, 2012)
- Harakah Haru (kumpulan sajak, 2015)
- Orang-orang Setia (kumpulan drama ditulis bersama Ari Pahala Hutabarat, Fitri Yani, dan Imas Sobariah, 2016)
- Amir, dan Akhir Sebuah Syair (sebuah tafsir dalam monolog, 2021)
- Lacrimosa (kumpulan sajak, 2023)
Pranala luar
- (Indonesia) Anugerah Sastra Pena Kencana:Iswadi Pratama Diarsipkan 2008-11-21 di Wayback Machine.
- (Indonesia) Iswadi Persembahkan 'Gema Secuil Batu'
- (Indonesia) Iswadi Pratama: Sang Maestro yang tetap santun dan bersahaja Diarsipkan 2015-01-09 di Wayback Machine.
- (Indonesia) Biografi Iswadi Pratama, Pendiri Teater Satu Lampung