Lompat ke isi

Kerajaan, Pakpak Bharat: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
k Geografi: #1Lib1Ref #1Lib1RefID
Baris 60: Baris 60:
== Geografi ==
== Geografi ==


Kecamatan Kerajaan memiliki wilayah seluas 147,6 km<sup>2</sup>.<ref>{{Cite book|last=Rempu, P. B., dan Sidabutar, S. I.|date=2023|url=https://pakpakbharatkab.bps.go.id/publication/2023/09/26/5cb3cdd28d79a20dc80fc412/kecamatan-kerajaan-dalam-angka-2023.html|title=Kecamatan Kerajaan Dalam Angka 2023|publisher=BPS Kabupaten Pakpak Bharat|pages=1|url-status=live}}</ref> Cakupan wilayahnya sebanyak 12,12% dari total luas Kabupaten Pakpak Bharat.
Kecamatan Kerajaan memiliki luas wilayah 147,61&nbsp;km² atau 12,12% dari total luas Kabupaten Pakpak Bharat.


Kecamatan Kerajaan berada pada 98°00’- 98°30’ [[Garis lintang|Lintang Utara]] dan 2°5’ - 3°00’ [[Garis bujur|Bujur Timur]].
Kecamatan Kerajaan berada pada 98°00’- 98°30’ [[Garis lintang|Lintang Utara]] dan 2°5’ - 3°00’ [[Garis bujur|Bujur Timur]].

Revisi per 29 Januari 2024 10.18

Kerajaan

Kantor Kecamatan Kerajaan
Peta lokasi Kecamatan Kerajaan
Peta lokasi Kecamatan Kerajaan
Negara Indonesia
ProvinsiSumatera Utara
KabupatenPakpak Bharat
Populasi
 • Total9,310 (2.017) jiwa
Kode Kemendagri12.15.02 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS1216020 Edit nilai pada Wikidata
Luas147,61 km²
Kepadatan63 jiwa/km²
Desa/kelurahan10 Desa
Peta
PetaKoordinat: 2°37′2″N 98°20′28″E / 2.61722°N 98.34111°E / 2.61722; 98.34111


Kerajaan adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Pakpak Bharat, Sumatera Utara, Indonesia. Kecamatan Kerajaan merupakan pintu gerbang untuk memasuki Kabupaten Pakpak Bharat. Kecamatan Pakpak Bharat terbagi atas 10 desa yang seluruhnya merupakan Desa Swadaya, dimana penduduk masih jarang dan merupakan penduduk yang masih hidup dari hasil bertani. Ini juga terlihat dari kebiasaan dan adat istiadat yang masih kental melekat ditengah-tengah masyarakat setempat yang rajin bergotong royong.

Sejarah Kecamatan Kerajaan

Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, Dairi menjadi satu derafdeling yang dipimpin oleh seorang Controleur berkebangsaan Belanda dan seorang Demang berkebangsaan Indonesia. Kedua Pejabat tersebut dinamakan Controleur der Dairi Landen dan Demang der Dairi Landen. Onderafdeling der Dairi Landen terdiri dari tiga Onderdistrik yaitu:

  1. Onderdistrik Van Pakpak
  2. Onderdistrik Van Simsim
  3. Onderdistrik Van Karo Kampung

Onderdistrik Van Simsim terdiri dari 6 (enam) Kenegrian, yaitu:

  1. Kenegrian Kerajaan di Kuta Saga dipimpin oleh Raja Ekuten Riap Limbong (terdapat di Kecamatan Kerajaan sekarang ini)
  2. Kenegrian Siempat Rube di Jambu dipimpin oleh Raja Ekuten Josia Padang (terdapat di Kecamatan Kerajaan sekarang ini)
  3. Kenegrian Sitelu Tali Urang Julu di Ulumerah
  4. Kenegrian Sitelu Tali Urang Jehe di Sibande
  5. Kenegrian Salak Pananggalan di Kuta Payung
  6. Kenegrian Salak di Salak

Pada masa pendudukan Jepang di Indonesia pada tahun 1942-1945, kenegrian tersebut diganti menjadi Dewan Negeri, yaitu:

  • Dewan Negeri Kerajaan di Kuta Saga dipimpin oleh Pemangku Kepala Negeri Enos Limbong yang membawahi enam Kampung, yaitu:
  1. Kampung Kuta Saga
  2. Kampung Kuta Meriah
  3. Kampung Perpulungen
  4. Kampung Pardomuan
  5. Kampung Sukaramai
  6. Kampung Suka Dame
  • Dewan Negeri Siempat Rube di Jambu dipimpin oleh Pemangku Kepala Negeri Musa Sinamo membawahi sembilan kampung, yaitu:
  1. Kampung Siempat Rube I
  2. Kampung Siempat Rube II
  3. Kampung Mungkur
  4. Kampung Kuta Babo
  5. Kampung Silima Kuta
  6. Kampung Tinada
  7. Kampung Mahala
  8. Kampung Majanggut I
  9. Kampung Majanggut II

Sejak masa kemerdekaan, Onderdistrik Van Simsim diubah menjadi Kewedanan Simsim yang dipimpin oleh Kisaran Massy Maha dan Kewedanan ini dibagi menjadi dua Kecamatan, yaitu:

  1. Kecamatan Kerajaan dipimpin oleh Kisaran Massy Maha (Tugas Rangkap)
  2. Kecamatan Salak dipimpin oleh Poli Karpus Panggabean

Kemudian setelah dibentuknya Komite Nasional Daerah pada tanggal 1 Oktober 1947 oleh Residen Tapanuli membentuk 12 Kecamatan di Kabupaten Dairi dan salah satu diantaranya adalah Kecamatan Kerajaan. Pada agresi kedua tahun 1949 di Kabupaten Dairi, Kecamatan Kerajaan dipimpin oleh asisten Wedana Wal Mantas Habeahan saat itu Kabupaten Dairi terdiri dari 12 Kecamatan. Pada akhir tahun 1949 Kabupaten Dairi diciutkan menjadi 8 kecamatan.

Pada tahun 2003, Kecamatan Kerajaan adalah salah satu dari tiga kecamatan yang merintis pemekaran Kabupaten Pakpak Bharat. Kecamatan Kerajaan memekarkan Kecamatan Siempat Rube dan Kecamatan Tinada pada tahun 2005 sesuai dengan Perda no. 8 tahun 2005.

Geografi

Kecamatan Kerajaan memiliki wilayah seluas 147,6 km2.[1] Cakupan wilayahnya sebanyak 12,12% dari total luas Kabupaten Pakpak Bharat.

Kecamatan Kerajaan berada pada 98°00’- 98°30’ Lintang Utara dan 2°5’ - 3°00’ Bujur Timur.

Kecamatan Kerajaan pada umumnya adalah berbukit-bukit dan berada di atas sekitar 500 hingga 1.400 Meter di atas permukaan laut.

Sungai

Sungai (dalam Bahasa Pakpak disebut lae) yang mengalir di Kecamatan Kerajaan cukup banyak yang besar dan panjang antara lain, Lae Sicike-cike, Lae Kombih, Lae Kabeaken, Lae Pengiringen, Lae Mbuturen, Lae Mbereng, Lae Leam, Lae Arkis, dan masih banyak lagi sungai lainnya. Pada umumnya sungai-sungai ini sudah dimanfaatkan oleh masyarakat untuk irigasi persawahan, keperluan masak/mandi/cuci dan juga untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kombih II di Desa Perduhapen.

Gunung

Di Kecamatan Kerajaan terdapat gunung (dalam Bahasa Pakpak disebut delleng) yaitu Delleng Sibarteng yang memanjang dari Utara ke Selatan yang membatasi Kecamatan Kerajaan dengan Kecamatan Parbuluan. Delleng Lumut, yang terletak di Desa Sukaramai, Delleng Sikoling-koling, Delleng Siranggas, Delleng Pencinaren dan gunung lainnya.

Batas wilayah

Gapura selamat datang di Kabupaten Pakpak Bharat di desa Kuta Dame
Utara Kabupaten Dairi
Timur Kecamatan Tinada
Selatan Kecamatan Tinada dan Kecamatan Pergetteng-getteng Sengkut
Barat Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe

Pemerintahan

Kecamatan Kerajaan terdiri dari 10 desa yang terbagi habis dalam 37 dusun. Desa Sukaramai adalah ibu kota dan pusat pemerintahan Kecamatan Kerajaan.

Desa Kerajaan merupakan desa dengan wilayah terluas yaitu 36,56 km² atau 24,72% dari total luas Kecamatan Kerajaan, sementara Desa Perduhapen merupakan wilayah terkecil yaitu 3,22 km² atau 2,18% dari total luas Kecamatan Kerajaan.

Desa Majanggut II merupakan desa yang paling jauh dari ibu kota Kecamatan Kerajaan yaitu berjarak sekitar 40 kilometer.

Daftar desa/kelurahan di Kecamatan Kerajaan

Pembagian Wilayah di Kecamatan Kerajaan
Desa /
Kelurahan
Nama Jarak Ibu kota Kecamatan
ke Kantor Kepala Desa
Kepala Desa /
Lurah
Luas (km²) /
Rasio Terhadap Luas Kecamatan
Jumlah penduduk /
Kepadatan (2017)
Jumlah Dusun
Desa Kuta Dame 8 km Tumpal Siregar 18,00 km² (12,17%) 2.311 (128,3 jiwa/km²) 6
Desa Kuta Meriah 4 km Indra Berutu 10,50 km² (7,10%) 774 (73,71 jiwa/km²) 3
Desa Kuta Saga 2 km Marlina Boangmanalu 3,30 km² (2,23%) 622 (188,4 jiwa/km²) 3
Desa Majanggut I 13 km Efendi A. Berasa 15,40 km² (10,41%) 938 (60,90 jiwa/km²) 4
Desa Majanggut II 40 km Jamsen Solin 36,56 km² (24,72%) 90 (2,46 jiwa/km²) 3
Desa Pardomuan 6 km Marudut Berutu 5,33 km² (3,79%) 456 (85,55 jiwa/km²) 3
Desa Parpulungan 8 km Amiruddin Habeahan 17,75 km² (12,00%) 1.729 (97,40 jiwa/km²) 5
Desa Perduhapen 8 km Jedis Simbolon 3,22 km² (2,18%) 277 (86,02 jiwa/km²) 3
Desa Sukaramai 1 km Kaminter Manik 33,05 km² (22,35%) 1.757 (53,16 jiwa/km²) 4
Desa Surung Mersada 7 km Lela Kabeakan 4,50 km² (3,04%) 356 (79,11 jiwa/km²) 3

Daftar Pejabat Pemerintah yang pernah menjabat di Kecamatan Kerajaan

Sosial Kemasyarakatan

Suku

Mayoritas penduduk yang mendiami Kecamatan Kerajaan berasal dari suku Pakpak Suak Simsim, sebagian kecil suku lain meliputi Batak Toba, Karo, Simalungun, Jawa, dan Nias.

Agama

Agama di Kecamatan Kerajaan[2]
Agama Persentasi
Kristen Protestan
  
53,84%
Islam
  
43,99%
Kristen Katolik
  
2,17%

Penduduk Kecamatan Kerajaan menganut agama Kristen Protestan, Kristen Katolik, dan Islam.

Di Kecamatan Kerajaan terdapat 39 sarana ibadah yang terdiri dari 19 bangunan Gereja, 13 bangunan Masjid, dan 7 Langgar.

Pendidikan

Pada tahun 2015, terdapat 19 bangunan sekolah di Kecamatan Kerajaan yang terdiri dari 11 sekolah SD, 7 sekolah SMP dan 1 sekolah SMA.

Kesehatan

Kecamatan Kerajaan memiliki 40 unit sarana kesehatan yang terdiri dari:

Desa Majanggut II merupakan satu-satunya desa di kecamatan Kerajaan yang tidak memiliki sarana kesehatan karena merupakan daerah yang terisolir, dikarenakan jarak yang cukup jauh dan sulit dijangkau.

Perekonomian

Mayoritas penduduk Kecamatan Kerajaan hidup dari bertani, sebagian penduduk juga berdagang, dan lainnya.

Pertanian & Peternakan

Sumber penghasilan utama penduduk di Kecamatan Kerajaan adalah di sektor pertanian dan perkebunan rakyat. Produk unggulan pertanian dari Kecamatan Kerajaan adalah tanaman jagung; sebagian kecil masyarakat lainnya juga menanam ubi kayu, ubi jalar, dan kacang tanah. Tanaman keras yang mendominasi di Kecamatan Kerajaan yakni kopi, karet, gambir, coklat, dan kelapa sawit.

Ternak di Kecamatan Kerajaan yang paling banyak dipelihara masyarakat adalah ternak babi, kerbau, kambing, dan sapi.

Sarana & Prasarana

Listrik & air minum

terdapat 1.787 rumah tangga di Kecamatan Kerajaan yang menggunakan listrik PLN, dan masih ada rumah tangga yang menggunakan sumber penerangan bersumber dari tenaga surya dan PLMH (Pembangkit Listrik Miko Hidro) sebanyak 197 rumah tangga. Desa Majanggut II merupakan satu-satunya desa di Kecamatan Kerajaan yang sama sekali tidak dialiri oleh listrik PLN.

Sedangkan sumber air minum dan kebutuhan mandi cuci di Kecamatan Kerajaan seluruhnya masih menggunakan sungai dan air hujan, yang artinya belum ada sumber air minum yang dikelola olah pemerintah.

Referensi

  1. ^ Rempu, P. B., dan Sidabutar, S. I. (2023). Kecamatan Kerajaan Dalam Angka 2023. BPS Kabupaten Pakpak Bharat. hlm. 1. 
  2. ^ http://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?tid=321&wid=1216000000&lang=id

Pranala luar