Lompat ke isi

Songkok: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Atlantic306 (bicara | kontrib)
infobox image format
Inufact (bicara | kontrib)
pada laman songkok sebetulnya sejak awal membahas peci nasional indoensia, bukan topi ala asia timur tengah entah itu cina, jepang korea. kepada bani pemuja daratan tiongkok lebih baik tidak melakukan vandalisme terhadap kekayan indonesia
Baris 1: Baris 1:
{{about|penutup kepala asal dinasti Song|penutup kepala asal Fez|Peci|penutup kepala asal Kufah|Kopiah}}
{{Infobox clothing type
{{Infobox clothing type
| name = Songkok
| name = Songkok
| image_file = Gu Hongzhong's Night Revels, Detail 6.jpg
| image_file = Soekarno.jpg
| image_size =
| image_size =
| caption = Soekarno Hobi mengenakan Peci, merupakan murid HOS Tjokroaminoto
| caption = Lukisan karya Gu Hongzhong menggambarkan para pria bersongkok dengan berbagai macam jenis pada era dinasti Song (宋國, ''sòng-kok'').
| type = Topi tradisional
| type = Topi tradisional
| material =
| material =
| location = [[Dinasti Song|Songkok]] (Tiongkok)
| location = [[Nusantara]]
| manufacturer = [[Orang Tionghoa]]
| manufacturer = [[Suku Jawa]]
| url = }}'''Songkok''' merupakan topi tradisional masyarakat Nusantara yang telah ada sejak zaman kerajan Majapahit secara estafet hingga menjadi peci songkok nasional seperti saat ini. sebutan lainnya adalah ''kuluk, kupluk, ketu''.
| url = }}
[[File:Gu Hongzhong's Night Revels 1 edit (cropped2).jpg|thumb|350px|right|Gambaran berbagai macam jenis dan bentuk songkok pada era dinasti Song (960–1279).]]
'''Songkok''' ([[Kata serapan dalam bahasa Indonesia|serapan]] dari {{lang-nan-hok|宋國}}, ''{{lang|nan-hok|[[Pe̍h-ōe-jī|sòng-kok]]}}'', {{lit|[[dinasti Song]]}}) adalah [[tudung]] atau penutup kepala khas [[Tiongkok]] berasal dari era [[dinasti Song]], yang umumnya dikenakan oleh kaum pria Tionghoa. Di [[Indonesia]], penggunaan Songkok pada masa kini kerap dikaitkan dengan konteks pakaian religius (utamanya bagi para kaum Muslim), selaras seperti penggunaan [[Peci]] (penutup kepala asal kota [[Fez]]) dan [[Kopiah]] (penutup kepala asal kota [[Kufah]]), yang mana ketiganya kerap menjadi bersinonim antar satu sama lain.

== Nomenklatur ==
Sama seperti halnya istilah "''tiongkok''" dalam bahasa Indonesia yang mulanya dieja sebagai "''tjongkok''", berasal dari istilah bahasa Min Hokien 中国 ([[Pe̍h-ōe-jī|PŌJ]]: ''chòng-kok''), yang berarti "dinasti [[Qin]]" atau "negara Cina". Istilah "''songkok''" pun [[etimologi|beretimologi]] dari bahasa Min Hokien 宋國 (''sòng-kok''), yang berarti "dinasti Song" atau "negara Songhoa". Hal ini merujuk kepada tempat asal-usul topi songkok itu sendiri, yakni negara/dinasti Song pada masa 960–1279 yang kini merupakan bagian dari wilayah [[Republik Rakyat Tiongkok]].


== Sejarah ==
== Sejarah ==
Awalnya disebut ketopong songkok sebuah topi mahkota [[beludru]] dihiasi orenamen emas yang merupakan mahkota Raja [[Majapahit]]. Kemudian turut digunakan oleh raja-raja Jawa yang disebut ''kuluk Jawa'' dengan bentuk lebih minimalis'','' Selanjutnya topi mahkota tetap digunakan pada kesultanan Demak, Kesultanan Mataram Yogyakarta, Kasunanan Surakarta, Kadipaten Pakualam, Kadipaten Mangkunegaran hingga digunakan oleh bupati-bupati Jawa Madura pada era Kolonial belanda.
Berdasarkan sejarahnya, songkok berasal dari era 960–1279 dan sejatinya merupakan tudung atau penutup kepala kebesaran khas kaisar atau kaum bangsawan negara/dinasti Song. Penyebutan istilah "songkok" secara spesifik dapat ditemui dalam manuskrip-manuskrip kuno berbahasa Min Hokien dari abad ke-11 Masehi. Bagi masyarakat Tiongkok utara, istilah 頭兜 (''tóudōu'', {{lit|penutup kepala}}) kerap digunakan secara general untuk merujuk tudung kepala.


Hingga pada ada seorang bangsawan dari [[Kabupaten Ponorogo|Ponorogo]] yang melepas gelar bangsawannya, ialah [[Oemar Said Tjokroaminoto|Hos Tjokroaminoto]] yang kemudian menjadi [[Sarekat Islam]]. Menurutnya sudah waktunya merdeka dan tidak tunduk kepada Kolonial maupun budaya Feodalisme sehingga memodifikasi topi bangsawan ''Kuluk Jawa'' menjadi lebih pendek tanpa ada hiasan warna emas sehingga dapat digunakan oleh masyarakat biasa, terutama anggota Sarekat Silam yang tersebar diseluruh Nusantara, topi hasil modifikasi Hos Tjokroaminoto disebut dengan ''Kupluk'', maka dari itu mendapat julukan dari kolonial Belana sebagai ''De Ongekroonde Van Java'' yang berarti Raja Jawa Tanpa Mahkota.[https://regional.kompas.com/read/2022/08/17/060700378/peci-hitam-soekarno?page=all][https://barisan.co/sejarah-asal-usul-peci/] <ref>{{Cite web|last=khazanah|first=khazanah|date=21 desember 2020|title=Asal Usul Peci, Perlu Kamu Ketahui|url=https://barisan.co/sejarah-asal-usul-peci/|website=Barisan|access-date=10/01/2024}}</ref>
Songkok di Asia Tenggara pertama kali dipopulerkan di kotanya para cukong, sebuah kota di tenggara pulau [[Sumatra]] yang kini dikenali sebagai [[Palembang]]. Kata "''cukong''" itu sendiri berasal dari bahasa Min Hokien, 巨港 (''cù-kong'', atau dalam pinyin Mandarin dieja sebagai ''jù-gǎng''). Popularitas songkok diduga melejit lantaran hubungan baik antara dinasti Song dengan kekaisaran [[Sriwijaya]] yang pada masa yang sama (671–1025) juga merupakan suatu monarki besar di Asia Tenggara. Perdagangan antar kedua kekaisaran besar ini juga memberikan benefit dan pertukaran budaya bagi kedua belah pihak.


Untuk memenuhi kebutuhan permintaan topi Songkok untuk anggota Sarekat Islam, Maka Hos Tjokroaminoto mengerahkan Sarekat Islam Afdeling Gresik untuk memproduksi Topi Songkok, hingga saat ini [[Kabupaten Gresik|Gresik]] dikenal sebagai industri Songkok terbesar di dunia.[https://www.goodnewsfromindonesia.id/2023/08/19/gresik-kabupaten-andalan-produsen-kopiah]
== Variasi ==
<gallery widths="200" heights="150">
File:Gu Hongzhong 13.jpg|Lukisan karya Gu Hongzhong menggambarkan pria bersongkok tinggi serupa tarbus khas Turki sedang dikelilingi oleh wanita.
File:Emperor Taizu play Cuju.jpg|Gambaran aktivitas [[Kaisar Taicung dari Song|Taicung]], kaisar Songkok era 976-997.
File:Zhou Wenju's A Literary Garden.jpg|Lukisan karya Zhou Wenju yang menggambarkan para pria bersongkok, abad ke-12.
File:宋代帝半身像册.07.宋神宗.jpg|Gambaran [[Kaisar Syencung dari Song|Syencung]] bersongkok.
</gallery>


== Lihat juga ==
== Lihat juga ==
Baris 33: Baris 21:
** [[Kopiah Palestina]] – jenis kopiah khas Palestina
** [[Kopiah Palestina]] – jenis kopiah khas Palestina
** [[Kipah]] – jenis kopiah khas Yahudi
** [[Kipah]] – jenis kopiah khas Yahudi
* [[Peci]] – penutup kepala khas Moroko asal kota Fez
* [[Peci]] – penutup kepala khas Moroko asal kota Fez


== Referensi ==
== Referensi ==
{{reflist}}
{{reflist}}{{Commons category|Songkok}}

== Tautan eksternal ==
{{wiktionary|lang=id}}
{{Commons category|Songkok}}
{{Portal bar|Tiongkok}}

[[Kategori:Topi]]
[[Kategori:Topi]]
[[Kategori:Budaya Tiongkok]]
[[Kategori:Budaya Tiongkok]]
[[Kategori:Pakaian Tionghoa]]
[[Kategori:Pakaian Tionghoa]]
[[Kategori:Pakaian Indonesia]]
[[Kategori:Pakaian Indonesia]]
[[Kategori:Pakaian Malaysia]]
[[Kategori:Pakaian Brunei]]
[[Kategori:Alat ibadah Islam]]
[[Kategori:Alat ibadah Islam]]
[[Kategori:Busana Muslim pria]]
[[Kategori:Busana Muslim pria]]
[[Kategori:Aksesori]]
[[Kategori:Aksesori]]



{{pakaian-stub}}
{{pakaian-stub}}

Revisi per 20 Januari 2024 14.09

Songkok
Soekarno Hobi mengenakan Peci, merupakan murid HOS Tjokroaminoto
JenisTopi tradisional
Tempat asalNusantara
PemanufakturSuku Jawa

Songkok merupakan topi tradisional masyarakat Nusantara yang telah ada sejak zaman kerajan Majapahit secara estafet hingga menjadi peci songkok nasional seperti saat ini. sebutan lainnya adalah kuluk, kupluk, ketu.

Sejarah

Awalnya disebut ketopong songkok sebuah topi mahkota beludru dihiasi orenamen emas yang merupakan mahkota Raja Majapahit. Kemudian turut digunakan oleh raja-raja Jawa yang disebut kuluk Jawa dengan bentuk lebih minimalis, Selanjutnya topi mahkota tetap digunakan pada kesultanan Demak, Kesultanan Mataram Yogyakarta, Kasunanan Surakarta, Kadipaten Pakualam, Kadipaten Mangkunegaran hingga digunakan oleh bupati-bupati Jawa Madura pada era Kolonial belanda.

Hingga pada ada seorang bangsawan dari Ponorogo yang melepas gelar bangsawannya, ialah Hos Tjokroaminoto yang kemudian menjadi Sarekat Islam. Menurutnya sudah waktunya merdeka dan tidak tunduk kepada Kolonial maupun budaya Feodalisme sehingga memodifikasi topi bangsawan Kuluk Jawa menjadi lebih pendek tanpa ada hiasan warna emas sehingga dapat digunakan oleh masyarakat biasa, terutama anggota Sarekat Silam yang tersebar diseluruh Nusantara, topi hasil modifikasi Hos Tjokroaminoto disebut dengan Kupluk, maka dari itu mendapat julukan dari kolonial Belana sebagai De Ongekroonde Van Java yang berarti Raja Jawa Tanpa Mahkota.[1][2] [1]

Untuk memenuhi kebutuhan permintaan topi Songkok untuk anggota Sarekat Islam, Maka Hos Tjokroaminoto mengerahkan Sarekat Islam Afdeling Gresik untuk memproduksi Topi Songkok, hingga saat ini Gresik dikenal sebagai industri Songkok terbesar di dunia.[3]

Lihat juga

  • Kopiah – penutup kepala khas Arab asal Kufah
  • Peci – penutup kepala khas Moroko asal kota Fez

Referensi

  1. ^ khazanah, khazanah (21 desember 2020). "Asal Usul Peci, Perlu Kamu Ketahui". Barisan. Diakses tanggal 10/01/2024.