Lompat ke isi

M. Satrio Utomo: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Dirga udara (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 61: Baris 61:
* Kadisopslatau (2023—2024)
* Kadisopslatau (2023—2024)
* Staf Khusus Kasau (2024—Sekarang)
* Staf Khusus Kasau (2024—Sekarang)

== Insiden Bawean 2003 ==
Satrio termasuk salah satu pilot [[F-16]] [[TNI AU]] yang pernah terlibat dalam peristiwa duel udara dengan pesawat-pesawat [[F/A-18 Hornet]], [[Angkatan Laut Amerika Serikat]] yang terjadi di wilayah udara [[Pulau Bawean]], pada 3 Juli 2003. Pada saat itu radar [[Komando Pertahanan Udara Nasional Indonesia]] dan Pusat Operasi Pertahanan Nasional menangkap ada lima titik mencurigakan yang terbang dalam formasi rapat dan tidak teridentifikasi. Namun ketika satu flight pesawat tempur TNI AU dikirimkan untuk melakukan identifikasi, tidak ditemukan obyeknya. Dua jam kemudian, terlihat manuver-manuver pesawat terbang tanpa identitas dan ada laporan dari para penerbang pesawat [[Bouraq Indonesia Airlines]], bahwa manuver-manuver mereka yang berkecepatan tinggi sudah membahayakan kesalamatan dan keamanan penerbangan sipil berjadual. Pesawat-pesawat itu juga tidak melakukan komunikasi dengan menara pengatur lalu-lintas penerbangan nasional.<ref name=":8">{{Cite news|url=https://www.antaranews.com/berita/618202/f-16-nomor-registrasi-ts-1603-berjasa-pada-insiden-pulau-bawean|title=F-16 nomor registrasi TS-1603 berjasa pada insiden Pulau Bawean|last=Marboen|first=Ade P|date=15 Maret 2017|work=[[Lembaga Kantor Berita Nasional Antara|ANTARA News]]|access-date=09 Juli 2020|editor-last=Suryanto|archive-date=2023-06-21|archive-url=https://web.archive.org/web/20230621183926/https://www.antaranews.com/berita/618202/f-16-nomor-registrasi-ts-1603-berjasa-pada-insiden-pulau-bawean|dead-url=no}}</ref>{{Sfn|Bachtiar|2018|p=xix - xx}}<ref name=":11">{{Cite news|last=Dudi|first=Sudibyo|date=07 Juli 2003|title=Perang Elektronika di Kawasan Bawean: Beberapa manuver dalam perang elektronika antara F-16 TNI AU dengan F-18 Hornet AL AS|work=KOMPAS|access-date=09 April 2021}}</ref><ref name=":10">{{Cite news|last=Dudi|first=Sudibyo|date=04 Juli 2003|title=Lima Pesawat F-18 AS Bermanuver di Bawean|work=KOMPAS|access-date=09 April 2021}}</ref>{{Sfn|Hakim|2018|p=305 - 311}}

[[Komando Pertahanan Udara Nasional Indonesia|Panglima Komando Pertahanan Udara Nasional Indonesia]], saat itu dijabat [[Marsekal Muda|Marsekal Muda TNI]] [[Teddy Sumarno]], mengirimkan dua [[F-16|F-16 B]] untuk melakukan misi mencegat, mengidentifikasi dan mengusir mereka dari wilayah udara nasional. Penerbangan ini memiliki ''call sign Falcon Flight''. Pemimpin penerbangan bersandikan Falcon 1, bernomor ekor TS-1603 yang diawaki oleh [[Kapten (TNI)|Kapten PNB]] [[Ian Fuady]] dan [[Kapten (TNI)|Kapten PNB]] [[Fajar Adriyanto]]. Falcon 2, bernomor ekor TS-1602, diawaki oleh [[Kapten (TNI)|Kapten PNB]] [[Mohamad Tonny Harjono]] dan [[Kapten (TNI)|Kapten PNB]] M. Satrio Utomo. Dalam misinya, mereka bertugas untuk identifikasi visual dan menghindari konfrontasi, dengan cara tidak mengunci (''lock on'') sasaran dengan radar atau rudal sehingga misi identifikasi tidak dianggap mengancam.<ref name=":8" />{{Sfn|Bachtiar|2018|p=xix - xx}}{{Sfn|Hakim|2018|p=305 - 311}}<ref name=":11" /><ref name=":10" />

Ketika ''Falcon Flight'' tiba di lokasi, mereka langsung disambut oleh dua pesawat [[F/A-18 Hornet]] milik [[Angkatan Udara Amerika Serikat|Angkatan Laut Amerika Serikat]] sehingga mereka terlibat dalam perang radar (''radar jamming''). Dalam peristiwa itu, salah satu penerbang tempur TNI AU sudah dalam posisi terkunci secara radar oleh penerbang tempur [[Angkatan Laut Amerika Serikat|A AL AS]]. Sedang pesawat lainnya sedang saling berkejaran dalam posisi ''dog fight'' cukup ketat. Pesawat TNI AU kemudian berinisiatif melakukan gerakan menggoyang sayap (''rocking wing'') yang menyatakan bahwa mereka tidak dalam posisi mengancam pesawat [[Angkatan Laut Amerika Serikat|AL AS]].<ref name=":8" />{{Sfn|Bachtiar|2018|p=xix - xx}}{{Sfn|Hakim|2018|p=305 - 311}}<ref name=":11" /><ref name=":10" />

Ketika komunikasi berhasil dibuka, diketahui bahwa kedua pesawat [[Angkatan Laut Amerika Serikat|AL AS]] dan jajaran kapal induk [[Angkatan Laut Amerika Serikat]], [[USS Carl Vinson|USS Carl Vinson (CVN-70)]], merasa bahwa mereka berlayar di wilayah perairan internasional dan meminta agar kedua pesawat TNI AU untuk menjauh. Namun disampaikan oleh pesawat TNI AU bahwa mereka, pesawat-pesawat [[Angkatan Laut Amerika Serikat|AL AS]] berada dalam wilayah kedaulatan Republik Indonesia sesuai dengan [[Deklarasi Djuanda]]. ''Falcon Flight'' meminta mereka untuk segera mengontak ke ATC setempat, Bali Control, yang hingga saat itu tidak mengetahui keberadaan mereka. Mengetaui adanya itu, pesawat-pesawat [[Angkatan Laut Amerika Serikat|AL AS]] itu kemudian terbang menjauh.<ref name=":8" />{{Sfn|Bachtiar|2018|p=xix - xx}}{{Sfn|Hakim|2018|p=305 - 311}}<ref name=":11" /><ref name=":10" />


== Filmografi ==
== Filmografi ==

Revisi per 6 April 2024 06.10

M. Satrio Utomo
Kadisopslatau ke-7
Masa jabatan
16 Januari 2023 – 19 Januari 2024
Informasi pribadi
Lahir10 Desember 1973 (umur 50)
Tarakan, Kalimantan Utara
KebangsaanIndonesia
Suami/istriNy. Reni Triwijayanti, S.E,
AlmamaterAkademi Angkatan Udara (1995)
Karier militer
Pihak Indonesia
Dinas/cabang TNI Angkatan Udara
Masa dinas1995—sekarang
Pangkat Marsekal Pertama TNI
SatuanKorps Penerbang (Tempur)
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Marsekal Pertama TNI Mohamad Satrio Utomo, S.H. (lahir 10 Desember 1973) adalah seorang perwira tinggi TNI-AU yang sejak 19 Januari 2024 mengemban amanat sebagai Staf Khusus Kasau.[1]

Satrio merupakan alumnus Akademi Angkatan Udara tahun 1995. Jabatan terakhir jenderal bintang satu ini adalah Kepala Dinas Operasi dan Latihan TNI AU (Kadisopslatau).

Karier

M. Satriyo "Serpent" Utomo, pria kelahiran Tarakan ini telah mencapai puncak karier sebagai Penerbang Tempur sebagai Komandan Skadron Udara 15, Lanud Iswahyudi Juga meraih 1000 jam terbang menggunakan pesawat tempur Hawk MK-53 ketika melaksanakan latihan ISL/ASL dari Lanud Iswahjudi, Magetan ke wilayah Yogyakarta diatas ketinggian 8.000 feets.[2]

Dia terpilih menjadi komandan upacara dalam upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila pada 1 Oktober 2016, dan Pada Upacara Serah Terima Jabatan Panglima Tentara Nasional Indonesia dari Jenderal TNI Gatot Nurmantyo ke Marsekal TNI Hadi Tjahjanto 9 Desember 2017

Riwayat Jabatan

  • Kasi Opslat Disops Lanud Iswahjudi (2011)
  • Komandan Skadron Udara 15 (2011—2012)[3]
  • Pabandya Ops Sop Kosek Hanudnas II (2013)
  • Danlanud Astra Ksetra (2013—2015)
  • Kasubdislan Disbangopsau (2015)
  • Asops Kosekhanudnas I (2015—2016)
  • Kasubdis Binprof Pnb/Nav Disopslatau (2016—2018)
  • Pamen Staf Operasi Angkatan Udara (2018—2019)
  • Danwing 3 Tempur[4] (2019—2020)
  • Danlanud Sultan Iskandar Muda (2020)
  • Paban II/Ops Sopsau (2020—2021)
  • Danlanud Sam Ratulangi[5] (2021—2023)
  • Kadisopslatau (2023—2024)
  • Staf Khusus Kasau (2024—Sekarang)

Insiden Bawean 2003

Satrio termasuk salah satu pilot F-16 TNI AU yang pernah terlibat dalam peristiwa duel udara dengan pesawat-pesawat F/A-18 Hornet, Angkatan Laut Amerika Serikat yang terjadi di wilayah udara Pulau Bawean, pada 3 Juli 2003. Pada saat itu radar Komando Pertahanan Udara Nasional Indonesia dan Pusat Operasi Pertahanan Nasional menangkap ada lima titik mencurigakan yang terbang dalam formasi rapat dan tidak teridentifikasi. Namun ketika satu flight pesawat tempur TNI AU dikirimkan untuk melakukan identifikasi, tidak ditemukan obyeknya. Dua jam kemudian, terlihat manuver-manuver pesawat terbang tanpa identitas dan ada laporan dari para penerbang pesawat Bouraq Indonesia Airlines, bahwa manuver-manuver mereka yang berkecepatan tinggi sudah membahayakan kesalamatan dan keamanan penerbangan sipil berjadual. Pesawat-pesawat itu juga tidak melakukan komunikasi dengan menara pengatur lalu-lintas penerbangan nasional.[6][7][8][9][10]

Panglima Komando Pertahanan Udara Nasional Indonesia, saat itu dijabat Marsekal Muda TNI Teddy Sumarno, mengirimkan dua F-16 B untuk melakukan misi mencegat, mengidentifikasi dan mengusir mereka dari wilayah udara nasional. Penerbangan ini memiliki call sign Falcon Flight. Pemimpin penerbangan bersandikan Falcon 1, bernomor ekor TS-1603 yang diawaki oleh Kapten PNB Ian Fuady dan Kapten PNB Fajar Adriyanto. Falcon 2, bernomor ekor TS-1602, diawaki oleh Kapten PNB Mohamad Tonny Harjono dan Kapten PNB M. Satrio Utomo. Dalam misinya, mereka bertugas untuk identifikasi visual dan menghindari konfrontasi, dengan cara tidak mengunci (lock on) sasaran dengan radar atau rudal sehingga misi identifikasi tidak dianggap mengancam.[6][7][10][8][9]

Ketika Falcon Flight tiba di lokasi, mereka langsung disambut oleh dua pesawat F/A-18 Hornet milik Angkatan Laut Amerika Serikat sehingga mereka terlibat dalam perang radar (radar jamming). Dalam peristiwa itu, salah satu penerbang tempur TNI AU sudah dalam posisi terkunci secara radar oleh penerbang tempur A AL AS. Sedang pesawat lainnya sedang saling berkejaran dalam posisi dog fight cukup ketat. Pesawat TNI AU kemudian berinisiatif melakukan gerakan menggoyang sayap (rocking wing) yang menyatakan bahwa mereka tidak dalam posisi mengancam pesawat AL AS.[6][7][10][8][9]

Ketika komunikasi berhasil dibuka, diketahui bahwa kedua pesawat AL AS dan jajaran kapal induk Angkatan Laut Amerika Serikat, USS Carl Vinson (CVN-70), merasa bahwa mereka berlayar di wilayah perairan internasional dan meminta agar kedua pesawat TNI AU untuk menjauh. Namun disampaikan oleh pesawat TNI AU bahwa mereka, pesawat-pesawat AL AS berada dalam wilayah kedaulatan Republik Indonesia sesuai dengan Deklarasi Djuanda. Falcon Flight meminta mereka untuk segera mengontak ke ATC setempat, Bali Control, yang hingga saat itu tidak mengetahui keberadaan mereka. Mengetaui adanya itu, pesawat-pesawat AL AS itu kemudian terbang menjauh.[6][7][10][8][9]

Filmografi

Film

Tahun Judul Peran Produksi Keterangan
2021 Serigala Langit Komandan Wing 3 E-Motion Entertainment Penampilan khusus
Film orisinal MAXstream

Referensi

  1. ^ Panglima TNI Mutasi 114 Perwira Tinggi, Ini Daftar Nama-namanya (19 Januari 2024)
  2. ^ "Letkol Pnb M. Satrio Utomo, Raih 1000 Jam Terbang Hawk MK-53" website tni.mil.id
  3. ^ "Tiga jabatan dilingkungan Lanud Iswahjudi" website tni-au.mil.id
  4. ^ "Kolonel Pnb M. Satrio" Serpent" Utomo, S.H Jabat Danwing 3/Tempur Lanud Iswahyudi"
  5. ^ "Panglima TNI Mutasi dan Promosi Jabatan 114 Perwira Tinggi"
  6. ^ a b c d Marboen, Ade P (15 Maret 2017). Suryanto, ed. "F-16 nomor registrasi TS-1603 berjasa pada insiden Pulau Bawean". ANTARA News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-06-21. Diakses tanggal 09 Juli 2020. 
  7. ^ a b c d Bachtiar 2018, hlm. xix - xx.
  8. ^ a b c d Dudi, Sudibyo (07 Juli 2003). "Perang Elektronika di Kawasan Bawean: Beberapa manuver dalam perang elektronika antara F-16 TNI AU dengan F-18 Hornet AL AS". KOMPAS. 
  9. ^ a b c d Dudi, Sudibyo (04 Juli 2003). "Lima Pesawat F-18 AS Bermanuver di Bawean". KOMPAS. 
  10. ^ a b c d Hakim 2018, hlm. 305 - 311.
Jabatan militer
Didahului oleh:
Jatmiko Adi
Kadisopslatau
2023—2024
Diteruskan oleh:
Adrian P. Damanik
Didahului oleh:
Djoko Hadipurwanto
Komandan Wing Udara 3 Lanud Iswahyudi
2019—2020
Diteruskan oleh:
M. Anjar Legowo
Didahului oleh:
Irwan Pramuda
Komandan Skadron Udara 15 Lanud Iswahyudi
2011—2012
Diteruskan oleh:
Wastum