Analog nukleosida: Perbedaan antara revisi
Tampilan
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
−Kategori:Obat; −Kategori:Senyawa kimia menggunakan HotCat |
||
Baris 4: | Baris 4: | ||
== Referensi == |
== Referensi == |
||
{{reflist}} |
{{reflist}} |
||
[[Kategori:Obat]] |
|||
[[Kategori:Obat antivirus]] |
[[Kategori:Obat antivirus]] |
||
[[Kategori:Nukleosida]] |
[[Kategori:Nukleosida]] |
||
[[Kategori:Senyawa kimia]] |
Revisi terkini sejak 10 Juni 2024 18.06
Analog nukleosida adalah senyawa kimia yang dimodifikasi dari nukleosida alami yang merupakan bahan DNA. Analog nukleosida memiliki struktur yang meniru nukleosida alami tetapi sengaja dirancang agar menghalangi sintesis DNA atau menghalangi enzim-enzim yang terlibat. Senyawa seperti ini digunakan dengan tujuan obat, terutama obat antivirus karena keberadaan senyawa ini dapat mengecoh proses replikasi virus. Obat analog nukleosida pertama dikembangkan oada tahun 1960an, Hingga 2018, jumlahnya telah melebihi 25 obat, yang sangat penting dalam pengobatan penyakit-penyakit yang disebabkan virus, termasuk tenofovir (obat HIV/AIDS), lamivudin/entesavir (obat hepatitis B), sofosbuvir (obat hepatitis C), dan asiklovir (obat herpes).[1]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Eyer L, Nencka R, de Clercq E, Seley-Radtke K, Růžek D (2018). "Nucleoside analogs as a rich source of antiviral agents active against arthropod-borne flaviviruses". Antiviral Chemistry and Chemotherapy. doi:10.1177/2040206618761299. PMID 29534608.