Museum Matan: Perbedaan antara revisi
Wadaihangit (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
Wadaihangit (bicara | kontrib) k →Sejarah: #1Lib1Ref #1Lib1RefID |
||
Baris 3: | Baris 3: | ||
== Sejarah == |
== Sejarah == |
||
Bangunan museum merupakan bekas keraton Kesultanan Matan Ketapang yang diperkirakan dibangun pertama kali pada 1924 oleh Pangeran Perdana Menteri yang bergelar Haji Muhammad Sabran, Sultan ke-15 [[Kerajaan Tanjungpura|Kesultanan Tanjungpura]], yang bertahta dari 1845-1924 M. Keraton tersebut dibuat pada masa pemerintahan [[sultan]] ke-16 Kesultanan Matan Ketapang, yaitu [[Panembahan Gusti Muhammad Saunan]] (1908-1944) dan ditempati oleh beliau pada saat berkuasa di Kerajaan Simpang – Matan.<ref name=":0" /> |
Bangunan museum merupakan bekas [[keraton]] Kesultanan Matan Ketapang yang diperkirakan dibangun pertama kali pada 1924 oleh Pangeran Perdana Menteri yang bergelar Haji Muhammad Sabran, Sultan ke-15 [[Kerajaan Tanjungpura|Kesultanan Tanjungpura]], yang bertahta dari 1845-1924 M. Keraton tersebut dibuat pada masa pemerintahan [[sultan]] ke-16 Kesultanan Matan Ketapang, yaitu [[Panembahan Gusti Muhammad Saunan]] (1908-1944) dan ditempati oleh beliau pada saat berkuasa di Kerajaan Simpang – Matan.<ref name=":0" /> |
||
Ketika Matan-Tanjungpura berubah menjadi swapraja, Istana tersebut masih digunakan oleh Majelis Swapraja yang terdiri dari Uti Aplah bergelar Pangeran Adipati, Uti Kencana bergelar Pangeran Anom Laksmana |
Ketika Matan-Tanjungpura berubah menjadi swapraja, Istana tersebut masih digunakan oleh Majelis Swapraja yang terdiri dari Uti Aplah bergelar Pangeran Adipati, Uti Kencana bergelar Pangeran Anom Laksmana dan Uti Halil bergelar Pangeran Mangku Negara.<ref>{{Cite web|last=Handoko|first=Rudy|last2=Novianti|first2=Nenden|date=2009-03-19|title=Nasib Istana Panembahan Matan|url=https://www.viva.co.id/vbuzz/41999-nasib-istana-panembahan-matan|website=www.viva.co.id|language=id|access-date=2024-05-26}}</ref> Kemudian, Istana ini diubah menjadi museum oleh Pemerintah Kabupaten dan selanjutnya berada dalam kepemilikan dan pengelolaan pemerintah daerah [[Kabupaten Ketapang]].<ref name=":1" /> |
||
Seiring perjalanan waktu, Istana yang seharusnya menjadi icon daerah Ketapang ini diubah menjadi Museum oleh Pemerintah Kabupaten setempat. Museum Matan berada dalam kepemilikan dan pengelolaan pemerintah daerah [[Kabupaten Ketapang]].<ref name=":1" /> |
|||
== Bangunan == |
== Bangunan == |
||
Baris 14: | Baris 12: | ||
Bangunan memiliki arsitektur panggung yang terdiri dari bagian kaki, badan dan atap. Adapun luas bangunan adalah 714 m<sup>2</sup> dan penyangga bangunan berupa tiang kayu ulin, sedangkan pada bagian badan terdiri dari balai pertemuan, kantor tempat kerja sultan, dan tiga kamar yang dulunya digunakan sebagai tempat tinggal sultan. Selain itu pada sisi sebelah barat daya terdapat menara yang dulu adalah tempat penjaga. Bagian Atap berbentuk pelana dan pada bumbungan atap bagian depan istana terdapat mahkota kerajaan yang berukir. Sedangkan di halaman depan istana terdapat sebuah menara yang dulunya adalah pos penjagaan istana. Di depan istana juga terdapat 2 buah meriam bernama Meriam Padam Pelita yang merupakan senjata peninggalan kesultanan.<ref name=":0" /> |
Bangunan memiliki arsitektur panggung yang terdiri dari bagian kaki, badan dan atap. Adapun luas bangunan adalah 714 m<sup>2</sup> dan penyangga bangunan berupa tiang kayu ulin, sedangkan pada bagian badan terdiri dari balai pertemuan, kantor tempat kerja sultan, dan tiga kamar yang dulunya digunakan sebagai tempat tinggal sultan. Selain itu pada sisi sebelah barat daya terdapat menara yang dulu adalah tempat penjaga. Bagian Atap berbentuk pelana dan pada bumbungan atap bagian depan istana terdapat mahkota kerajaan yang berukir. Sedangkan di halaman depan istana terdapat sebuah menara yang dulunya adalah pos penjagaan istana. Di depan istana juga terdapat 2 buah meriam bernama Meriam Padam Pelita yang merupakan senjata peninggalan kesultanan.<ref name=":0" /> |
||
== Koleksi == |
== Koleksi == |
||
Jenis koleksinya meliputi [[numismatika]], [[historika]], [[heraldik]]a, dan [[etnografi]]ka. Koleksi utamanya adalah [[Takhta|singgasana]] sultan dan [[permaisuri]]<nowiki/>nya, foto sultan dan keluarganya, kain tenun khas kerajaan bermotif nage belimbur dan pelangi bekubak,<ref>{{Cite news|last=Maria|first=Bella|date=2023-12-08|title=Mengenal Keraton Gusti Muhammad Saunan, Warisan Budaya dan Pariwisata Ketapang|url=https://kalbar.suara.com/read/2023/12/08/080000/mengenal-keraton-gusti-muhammad-saunan-warisan-budaya-dan-pariwisata-ketapang|work=Suara|access-date=2024-05-25}}</ref> dan tempat tidur Panembahan Gusti Muhammad Saunan. Sedangkan koleksi lainnya adalah batik kuno, serta benda-benda dan peralatan-peralatan peninggalan kerajaan.<ref name=":1">{{Cite book|last=Rusmiyati, dkk.|date=2018|url=http://rumahbelajar.id/Media/Dokumen/5cff5ee7b646044330d686cd/70a6a7ea1d66f2a3c2ad77ace0924d5a.pdf|title=Katalog Museum Indonesia Jilid II|location=Jakarta|publisher=Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman|isbn=978-979-8250-67-5|pages=296|url-status=live}}</ref> |
Jenis koleksinya meliputi [[numismatika]], [[historika]], [[heraldik]]a, dan [[etnografi]]ka. Koleksi utamanya adalah [[Takhta|singgasana]] sultan dan [[permaisuri]]<nowiki/>nya, foto sultan dan keluarganya, [[Tenun|kain tenun]] khas kerajaan bermotif ''nage belimbur'' dan ''pelangi bekubak'',<ref>{{Cite news|last=Maria|first=Bella|date=2023-12-08|title=Mengenal Keraton Gusti Muhammad Saunan, Warisan Budaya dan Pariwisata Ketapang|url=https://kalbar.suara.com/read/2023/12/08/080000/mengenal-keraton-gusti-muhammad-saunan-warisan-budaya-dan-pariwisata-ketapang|work=Suara|access-date=2024-05-25}}</ref> dan tempat tidur Panembahan Gusti Muhammad Saunan. Sedangkan koleksi lainnya adalah batik kuno, mesin jahit serta benda-benda dan peralatan-peralatan peninggalan kerajaan.<ref name=":1">{{Cite book|last=Rusmiyati, dkk.|date=2018|url=http://rumahbelajar.id/Media/Dokumen/5cff5ee7b646044330d686cd/70a6a7ea1d66f2a3c2ad77ace0924d5a.pdf|title=Katalog Museum Indonesia Jilid II|location=Jakarta|publisher=Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman|isbn=978-979-8250-67-5|pages=296|url-status=live}}</ref> |
||
== Komplek makam Raja Kesultanan Matan == |
== Komplek makam Raja Kesultanan Matan == |
Revisi per 26 Mei 2024 12.36
Museum Matan atau Museum Gusti Saunan adalah museum umum yang didirikan di bekas keraton Kesultanan Matan Ketapang yang berada di jalan Pangeran Kesumajaya, desa Mulia Kerta, Benua Kayong, Ketapang, Kalimantan Barat.[1]
Sejarah
Bangunan museum merupakan bekas keraton Kesultanan Matan Ketapang yang diperkirakan dibangun pertama kali pada 1924 oleh Pangeran Perdana Menteri yang bergelar Haji Muhammad Sabran, Sultan ke-15 Kesultanan Tanjungpura, yang bertahta dari 1845-1924 M. Keraton tersebut dibuat pada masa pemerintahan sultan ke-16 Kesultanan Matan Ketapang, yaitu Panembahan Gusti Muhammad Saunan (1908-1944) dan ditempati oleh beliau pada saat berkuasa di Kerajaan Simpang – Matan.[1]
Ketika Matan-Tanjungpura berubah menjadi swapraja, Istana tersebut masih digunakan oleh Majelis Swapraja yang terdiri dari Uti Aplah bergelar Pangeran Adipati, Uti Kencana bergelar Pangeran Anom Laksmana dan Uti Halil bergelar Pangeran Mangku Negara.[2] Kemudian, Istana ini diubah menjadi museum oleh Pemerintah Kabupaten dan selanjutnya berada dalam kepemilikan dan pengelolaan pemerintah daerah Kabupaten Ketapang.[3]
Bangunan
Arsitektur bangunan museum menggunakan gaya arsitektur Eropa, khususnya Belanda, karena beliau pernah tinggal dan belajar di negara tersebut. Bangunan tersebut telah mengalami beberapa kali perombakan dengan bahan dasar pembuatan bangunannya adalah kayu ulin.[1]
Bangunan memiliki arsitektur panggung yang terdiri dari bagian kaki, badan dan atap. Adapun luas bangunan adalah 714 m2 dan penyangga bangunan berupa tiang kayu ulin, sedangkan pada bagian badan terdiri dari balai pertemuan, kantor tempat kerja sultan, dan tiga kamar yang dulunya digunakan sebagai tempat tinggal sultan. Selain itu pada sisi sebelah barat daya terdapat menara yang dulu adalah tempat penjaga. Bagian Atap berbentuk pelana dan pada bumbungan atap bagian depan istana terdapat mahkota kerajaan yang berukir. Sedangkan di halaman depan istana terdapat sebuah menara yang dulunya adalah pos penjagaan istana. Di depan istana juga terdapat 2 buah meriam bernama Meriam Padam Pelita yang merupakan senjata peninggalan kesultanan.[1]
Koleksi
Jenis koleksinya meliputi numismatika, historika, heraldika, dan etnografika. Koleksi utamanya adalah singgasana sultan dan permaisurinya, foto sultan dan keluarganya, kain tenun khas kerajaan bermotif nage belimbur dan pelangi bekubak,[4] dan tempat tidur Panembahan Gusti Muhammad Saunan. Sedangkan koleksi lainnya adalah batik kuno, mesin jahit serta benda-benda dan peralatan-peralatan peninggalan kerajaan.[3]
Komplek makam Raja Kesultanan Matan
Di sebelah tenggara bangunan museum terdapat Komplek Makam Raja-raja Matan dengan jarak 300 meter ke arah timur laut atau di sebelah utara Sungai Pawan. Komplek Makam ini memiliki luas 1747,09 m2 dengan panjang 80,66 meter dan lebar 21,66 meter.[5]
Referensi
- ^ a b c d BPCB Kaltim (2017-04-05). "Museum Gusti Saunan (Bekas Keraton Kerajaan Matan Ketapang)". Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Kalimantan Timur. Diakses tanggal 2024-05-25.
- ^ Handoko, Rudy; Novianti, Nenden (2009-03-19). "Nasib Istana Panembahan Matan". www.viva.co.id. Diakses tanggal 2024-05-26.
- ^ a b Rusmiyati, dkk. (2018). Katalog Museum Indonesia Jilid II (PDF). Jakarta: Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman. hlm. 296. ISBN 978-979-8250-67-5.
- ^ Maria, Bella (2023-12-08). "Mengenal Keraton Gusti Muhammad Saunan, Warisan Budaya dan Pariwisata Ketapang". Suara. Diakses tanggal 2024-05-25.
- ^ BPCB Kaltim (2017-04-05). "Komplek Makam Raja - Raja Matan". Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Kalimantan Timur. Diakses tanggal 2024-05-26.