Lompat ke isi

Tari Saman: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Ciko (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Ciko (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
'''Tari Saman''' adalah salah satu tarian daerah [[Aceh]] yang paling terkenal saat ini. Tarian ini berasal dari dataran tinggi [[Gayo]]. Pada masa lalu, Tari Saman biasanya ditampilkan untuk merayakan peristiwa - peristiwa penting dalam adat dan masyarakat [[Aceh]]. Selain itu biasanya tarian ini juga ditampilkan untuk merayakan kelahiran Nabi [[Muhammad]] (Rasulullah SAW). Pada kenyataannya nama "Saman" diperoleh dari salah satu ulama besar [[Aceh]], Syech Saman.
'''Tari Saman''' adalah salah satu tarian daerah [[Aceh]] yang paling terkenal saat ini. Tarian ini berasal dari dataran tinggi [[Gayo]]. Pada masa lalu, Tari Saman biasanya ditampilkan untuk merayakan peristiwa - peristiwa penting dalam adat dan masyarakat [[Aceh]]. Selain itu biasanya tarian ini juga ditampilkan untuk merayakan kelahiran Nabi [[Muhammad]]. Pada kenyataannya nama "Saman" diperoleh dari salah satu ulama besar [[Aceh]], Syech Saman.


Tari Saman biasanya ditampilkan tanpa menggunakan iringan alat [[musik]], tetapi menggunakan [[suara]] dari para penari dan tepuk tangan mereka yang biasanya dikombinasikan dengan memukul [[dada]] dan pangkal [[paha]] mereka sebagai sinkronisasi dan menghempaskan badan ke berbagai arah. Tarian ini dipandu oleh seorang pemimpin yang lazimnya disebut Syech. Karena keseragaman [[formasi]] dan ketepatan waktu adalah suatu keharusan dalam menampilkan [[tarian]] ini, maka para penari dituntut untuk memiliki konsentrasi yang tinggi dan latihan yang serius agar dapat tampil dengan [[sempurna]]]. Tarian ini dilakukan secara berkelompok, sambil bernyanyi dengan posisi duduk berlutut dan berbanjar/bersaf tanpa menggunakan alat musik pengiring.
Tari Saman biasanya ditampilkan tanpa menggunakan iringan alat [[musik]], tetapi menggunakan [[suara]] dari para penari dan tepuk tangan mereka yang biasanya dikombinasikan dengan memukul [[dada]] dan pangkal [[paha]] mereka sebagai sinkronisasi dan menghempaskan badan ke berbagai arah. Tarian ini dipandu oleh seorang pemimpin yang lazimnya disebut Syech. Karena keseragaman [[formasi]] dan ketepatan waktu adalah suatu keharusan dalam menampilkan [[tarian]] ini, maka para penari dituntut untuk memiliki konsentrasi yang tinggi dan latihan yang serius agar dapat tampil dengan sempurna. Tarian ini dilakukan secara berkelompok, sambil bernyanyi dengan posisi duduk berlutut dan berbanjar/bersaf tanpa menggunakan alat musik pengiring.


Karena kedinamisan geraknya, tarian ini banyak dibawak/ditarikan oleh kaum pria, tetapi perkembangan sekarang tarian ini sudah banyak ditarikan oleh penari wanita maupun campuran antara penari pria dan penari wanita. Tarian ini ditarikan kurang lebih 10 orang, dengan rincian 8 penari dan 2 orang sebagai pemberi aba-aba sambil bernyanyi.
Karena kedinamisan geraknya, tarian ini banyak dibawak/ditarikan oleh kaum pria, tetapi perkembangan sekarang tarian ini sudah banyak ditarikan oleh penari wanita maupun campuran antara penari pria dan penari wanita. Tarian ini ditarikan kurang lebih 10 orang, dengan rincian 8 penari dan 2 orang sebagai pemberi aba-aba sambil bernyanyi.

Revisi per 8 Juni 2006 03.39

Tari Saman adalah salah satu tarian daerah Aceh yang paling terkenal saat ini. Tarian ini berasal dari dataran tinggi Gayo. Pada masa lalu, Tari Saman biasanya ditampilkan untuk merayakan peristiwa - peristiwa penting dalam adat dan masyarakat Aceh. Selain itu biasanya tarian ini juga ditampilkan untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad. Pada kenyataannya nama "Saman" diperoleh dari salah satu ulama besar Aceh, Syech Saman.

Tari Saman biasanya ditampilkan tanpa menggunakan iringan alat musik, tetapi menggunakan suara dari para penari dan tepuk tangan mereka yang biasanya dikombinasikan dengan memukul dada dan pangkal paha mereka sebagai sinkronisasi dan menghempaskan badan ke berbagai arah. Tarian ini dipandu oleh seorang pemimpin yang lazimnya disebut Syech. Karena keseragaman formasi dan ketepatan waktu adalah suatu keharusan dalam menampilkan tarian ini, maka para penari dituntut untuk memiliki konsentrasi yang tinggi dan latihan yang serius agar dapat tampil dengan sempurna. Tarian ini dilakukan secara berkelompok, sambil bernyanyi dengan posisi duduk berlutut dan berbanjar/bersaf tanpa menggunakan alat musik pengiring.

Karena kedinamisan geraknya, tarian ini banyak dibawak/ditarikan oleh kaum pria, tetapi perkembangan sekarang tarian ini sudah banyak ditarikan oleh penari wanita maupun campuran antara penari pria dan penari wanita. Tarian ini ditarikan kurang lebih 10 orang, dengan rincian 8 penari dan 2 orang sebagai pemberi aba-aba sambil bernyanyi.