Lompat ke isi

Bundo Kanduang: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Midori (bicara | kontrib)
+thumb
Syafroni Gucci (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Raudah_thaib.jpg|thumb|Puti Reno Raudhatul Jannah Thaib Yang Dipertuan Gadih Pagaruyung & Bundo Kanduang Sumatera Barat]]
'''Bundo Kanduang''' ([[Bahasa Indonesia|Ind.]]: Bunda Kandung) adalah julukan yang diberikan kepada wanita yang memimpin Minangkabau baik sebagai [[ratu]] atau [[raja]] perempuan maupun selaku ibu dari raja ([[ibu suri]]).
'''Bundo Kanduang''' ([[Bahasa Indonesia|Ind.]]: Bunda Kandung) adalah julukan yang diberikan kepada wanita yang memimpin Minangkabau baik sebagai [[ratu]] atau [[raja]] perempuan maupun selaku ibu dari raja ([[ibu suri]]).



Revisi per 22 November 2009 07.48

Berkas:Raudah thaib.jpg
Puti Reno Raudhatul Jannah Thaib Yang Dipertuan Gadih Pagaruyung & Bundo Kanduang Sumatera Barat

Bundo Kanduang (Ind.: Bunda Kandung) adalah julukan yang diberikan kepada wanita yang memimpin Minangkabau baik sebagai ratu atau raja perempuan maupun selaku ibu dari raja (ibu suri).

Berkas:Mandeh-rubiah.jpg
Mande Rubiah di Lunang (Pesisir Selatan keturunan Bundo Kanduang yang menyelamatkan diri dari Kerajaan Pagaruyung akibat ancaman kerajaan Tiang Bungkuk

Etimologi

Secara harfiah Bundo Kanduang berarti ibu sejati atau ibu kanduang tapi secara makna Bundo Kanduang adalah pemimpin wanita di Minangkabau, yang menggamabrkan sosok seorang perempuan bijaksana yang membuat adat Minangkabau lestari semenjak zaman sejarah Minanga Tamwan hingga zaman adat Minangkabau.

Gelar ini diturunkan secara turun-menurun di Istana Pagaruyung dan dipilih pada lembaga Bundo Kanduang Sumatera Barat.

Istri seorang Datuk juga kadang disebut sebagai Bundo Kanduang untuk level klan / suku.

Sejarah

Gelar ini pertama kali diberikan kepada Dara Jingga, seorang putri dari raja Tribuanaraja Mauliawarmadewa yang dinikahi oleh seorang bangsawan Kerajaan Singasari pada waktu ekspedisi Pamalayu.

Lihat Pula

Pranala Luar