Doktoranda: Perbedaan antara revisi
k Bot: perubahan kosmetika ! |
k WikiCleaner 0.99 - ProyekWiki disambiguasi - Mari bergabung ! - Latin |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
'''Doktoranda''' (di [[Belanda]] dan masa [[Hindia-Belanda]] '''doctoranda''') atau disingkat '''Dra.''' merupakan gelar yang diberikan oleh [[universitas]]. Kata "Doktoranda" merupakan [[kata pungutan]] dari [[bahasa Belanda]] yang memungutnya dari |
'''Doktoranda''' (di [[Belanda]] dan masa [[Hindia-Belanda]] '''doctoranda''') atau disingkat '''Dra.''' merupakan gelar yang diberikan oleh [[universitas]]. Kata "Doktoranda" merupakan [[kata pungutan]] dari [[bahasa Belanda]] yang memungutnya dari [[bahasa Latin]] yang berati "Ia yang akan dijadikan ilmuwan (doktor)". Karena itu di Belanda gelar ini diberikan kepada orang yang sudah menyelesaikan program Master (S-2), dan hampir mencapai gelar [[doktor]], yaitu gelar tertinggi dalam bidang akademis. Si pemilik gelar hanya tinggal menulis disertasi untuk mencapai gelar doktornya. |
||
Namun di Indonesia gelar ''doktoranda'' ini mengalami degradasi dan sampai tahun 1990 gelar ini diberikan bagi lulusan program [[S-1]] dalam [[Ilmu Sosial]]. Untuk pria dibuat pembedaan dengan pemberian gelar [[Drs.]], sementara di Belanda pembedaan ini tidak dibuat lagi. |
Namun di Indonesia gelar ''doktoranda'' ini mengalami degradasi dan sampai tahun 1990 gelar ini diberikan bagi lulusan program [[S-1]] dalam [[Ilmu Sosial]]. Untuk pria dibuat pembedaan dengan pemberian gelar [[Drs.]], sementara di Belanda pembedaan ini tidak dibuat lagi. |
Revisi per 3 September 2010 04.39
Doktoranda (di Belanda dan masa Hindia-Belanda doctoranda) atau disingkat Dra. merupakan gelar yang diberikan oleh universitas. Kata "Doktoranda" merupakan kata pungutan dari bahasa Belanda yang memungutnya dari bahasa Latin yang berati "Ia yang akan dijadikan ilmuwan (doktor)". Karena itu di Belanda gelar ini diberikan kepada orang yang sudah menyelesaikan program Master (S-2), dan hampir mencapai gelar doktor, yaitu gelar tertinggi dalam bidang akademis. Si pemilik gelar hanya tinggal menulis disertasi untuk mencapai gelar doktornya.
Namun di Indonesia gelar doktoranda ini mengalami degradasi dan sampai tahun 1990 gelar ini diberikan bagi lulusan program S-1 dalam Ilmu Sosial. Untuk pria dibuat pembedaan dengan pemberian gelar Drs., sementara di Belanda pembedaan ini tidak dibuat lagi.