Lompat ke isi

Kenji Nagai: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
TjBot (bicara | kontrib)
k bot; kosmetik perubahan
Baris 22: Baris 22:
* {{youtube|StUMEi5t0Jk|The documentary picture of the Iraqi War by Nagai. The first part of Part 1 (video)}}
* {{youtube|StUMEi5t0Jk|The documentary picture of the Iraqi War by Nagai. The first part of Part 1 (video)}}


{{lifetime|1957|2007|}}
[[Kategori:Kelahiran 1957]]

[[Kategori:Kematian 2007]]
[[Kategori:Jurnalis Jepang]]
[[Kategori:Jurnalis Jepang]]
[[Kategori:Jurnalis meninggal dalam kerja]]
[[Kategori:Jurnalis meninggal dalam kerja]]

Revisi per 20 September 2010 11.40

Kenji Nagai (bahasa Jepang: 長井 健司; Nagai Kenji) (27 Agustus 195727 September 2007) adalah seorang jurnalis foto Jepang yang ditembak dan tewas di Myanmar pada saat Protes anti-pemerintahan Burma 2007. Nagai terus mengambil foto ketika dia terluka dan terbaring di tanah, kemudian meninggal karena luka tembak di dada. Dia adalah warga negara asing pertama yang tewas dalam protes tersebut.

Latar belakang

Kenji Nagai besar di Imabari, Ehime Jepang dan lulus dari SMU Imabari Nishi. Nagai masuk ke Universitas Tokyo Keizai, dan setelah lulus dia melanjutkan pendidikan di Amerika Serikat selama setahun. Setelah dia kembali ke Jepang, Nagai mengambil kerja sambilan sebelum dia menjadi jurnalis freelans.

Bekerja sebagai jurnalis foto untuk Tokyo APF, Nagai sering bepergian ke tempat yang berbahaya di Timur Tengah. Dari 1997 sampai kematiannya, Nagai mengambil tugas di Afganistan, Palestina, dan Irak, mengambil foto tentang perang.

Nagai tiba di Myanmar dua hari sebelum pemerintah mulai menyerang Biksu yang memprotes menentang junta militer yang telah menguasai negara tersebut sejak menggulingkan pemerintahan demokratik pada coup d'état 1962. Protes ini bermula ketika pemerintah menaikkan harga bahan bakar, tetapi menjadi demonstrasi masal diikuti puluhan ribu orang, dengan Biksu Buddha memimpin barisan pro-demokrasi di jalan-jalan di Yangon.

Menurut The Times, rekan Nagai mengatakan bahwa dia "tak kenal lelah" pada saat mengejar berita, percaya bahwa dia harus pergi ke tempat di mana orang-orang tak ingin pergi.

Nagai after he was fatally shot by the Burmese military, with the camera still in his hands.

Lihat pula

Pranala luar

Video