Lompat ke isi

Xenofanes: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
55hans (bicara | kontrib)
←Membuat halaman berisi ''''Xenophanes''' adalah seorang filsuf yang termasuk ke dalam Mazhab Elea. Menurut tradisi filsafat Yunani, ia adalah pendiri Mazhab Elea dan guru dari [[Parm...'
 
55hans (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 7: Baris 7:


Setelah meninggalkan kota Kolophon, ia melakukan perjalanan ke banyak tempat.<ref name="Bertens"></ref> Ada beberapa sumber kuno menyebutkan ia pernah menetap di kota [[Messina]] dan [[Katania]] di pulau [[Sisilia]].<ref name="Bertens">K. Bertens. 1990. ''Sejarah Filsafat Yunani''. Yogyakarta: Kanisius. Hal. 39-42.</ref> Selain itu, ia juga pernah singgah di [[Malta]], [[Pharos]], dan [[Syrakusa]].<ref name="Zeller"></ref> Akhirnya ia tiba di [[Elea]], [[Italia]] Selatan, dan menetap di sana.<ref name="Zeller"></ref> Diketahui bahwa Xenophanes mengarang suatu syair ketika kota Elea didirikan pada tahun 540 SM.<ref name="Bertens"></ref><ref name="Smith"></ref><ref name="Zeller"></ref>
Setelah meninggalkan kota Kolophon, ia melakukan perjalanan ke banyak tempat.<ref name="Bertens"></ref> Ada beberapa sumber kuno menyebutkan ia pernah menetap di kota [[Messina]] dan [[Katania]] di pulau [[Sisilia]].<ref name="Bertens">K. Bertens. 1990. ''Sejarah Filsafat Yunani''. Yogyakarta: Kanisius. Hal. 39-42.</ref> Selain itu, ia juga pernah singgah di [[Malta]], [[Pharos]], dan [[Syrakusa]].<ref name="Zeller"></ref> Akhirnya ia tiba di [[Elea]], [[Italia]] Selatan, dan menetap di sana.<ref name="Zeller"></ref> Diketahui bahwa Xenophanes mengarang suatu syair ketika kota Elea didirikan pada tahun 540 SM.<ref name="Bertens"></ref><ref name="Smith"></ref><ref name="Zeller"></ref>

== Pemikiran ==
=== Tentang Pengetahuan ===
Xenophanes menyatakan bahwa manusia tidak dapat mendapatkan pengetahuan yang mutlak.<ref name="Ted"></ref> Akan tetapi, di saat yang sama, manusia harus mencari pengetahuan tersebut walaupun hanya berupa suatu kemungkinan.<ref name="Ted">{{en}}Ted Honderich (ed.). 1995. ''The Oxford Companion to Philosophy''. Oxford, New York: Oxford University Press. P. 927.</ref> Hal itu ditunjukkannya melalui dua fragmen berikut:
: Dewa-dewi tidak menyatakan segala sesuatu kepada manusia sejak awalnya, tetapi setelah waktu berlalu, manusia menemukan banyak hal dengan cara mencarinya sendiri.(fragmen 18)<ref name="Barnes"></ref><ref name="Ancient">{{en}}Richard McKirahan. 2003. "Presocratic Philosophy". In ''The Blackwell Guide to Ancient Philosophy''. Christopher Shields, ed. p. 5-26. Malden: Blackwell Publishing.</ref>
: Tidak ada manusia yang pernah melihat ataupun mengetahui kebenaran tentang dewa-dewi serta semua hal yang kukatakan. Karena jika ada orang yang berkata mengetahui semuanya, maka sebenarnya ia tidaklah tahu, melainkan hanya mempercayai tentang segala sesuatu.(fragmen 34)<ref name="Ancient"></ref>

Fragmen 18 menunjukkan kemungkinan mencari pengetahuan melalui penelitian.<ref name="Ancient"></ref> Sedangkan fragmen 34 menolak kemungkinan manusia mendapatkan pengetahuan yang mutlak, setidaknya untuk hal-hal yang menurut Xenophanes sulit.<ref name="Ancient"></ref> Oleh karena itu, perlu dibedakan antara kebenaran, pengetahuan, dan kepercayaan.<ref name="Ancient"></ref>


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi per 2 Mei 2010 23.07

Xenophanes adalah seorang filsuf yang termasuk ke dalam Mazhab Elea. Menurut tradisi filsafat Yunani, ia adalah pendiri Mazhab Elea dan guru dari Parmenides.[1][2] Selain sebagai filsuf, ia terkenal sebagai seorang penyair.[2] Pemikiran-pemikiran filsafatnya disampaikan melalui puisi-puisi.[2] Selain tema-tema filsafat, ia menulis puisi dengan tema-tema tradisional, seperti cinta, perang, permainan, dan sejarah.[2][1] Ia juga berani mengkritik Homeros dan Hesiodos, penyair Yunani yang terkenal pada waktu itu.[3][4][5]

Karya filsafatnya dalam bentuk puisi telah hilang.[1] Di masa kemudian, karya itu diberi nama "Perihal Alam" (Concerning Nature).[1]

Riwayat Hidup

Xenophanes berasal dari Kolophon, Ionia, di Asia Kecil.[2][4] Dikatakan di dalam salah satu fragmen puisinya sendiri bahwa ia meninggalkan kota asalnya pada usia 25 tahun.[2] Ia meninggalkan kota tersebut setelah Kolophon direbut bangsa Persia pada tahun 545 SM.[2][3](Inggris)Edward Zeller. 1957. Outlines of the History of Greek Philosophy. New York: Meridian Books. P. 57-60.</ref> Dengan demikian ia lahir sekirar tahun 570 SM.[2] Kemudian dikatakannya pula bahwa ketika ia menulis puisi tersebut, ia telah berusia 67 tahun.[2] Diketahui Xenophanes berusia di atas 100 tahun, Karena itu, tahun kematiannya diperkirakan sekitar tahun 480 SM.[2]

Setelah meninggalkan kota Kolophon, ia melakukan perjalanan ke banyak tempat.[4] Ada beberapa sumber kuno menyebutkan ia pernah menetap di kota Messina dan Katania di pulau Sisilia.[4] Selain itu, ia juga pernah singgah di Malta, Pharos, dan Syrakusa.[3] Akhirnya ia tiba di Elea, Italia Selatan, dan menetap di sana.[3] Diketahui bahwa Xenophanes mengarang suatu syair ketika kota Elea didirikan pada tahun 540 SM.[4][1][3]

Pemikiran

Tentang Pengetahuan

Xenophanes menyatakan bahwa manusia tidak dapat mendapatkan pengetahuan yang mutlak.[6] Akan tetapi, di saat yang sama, manusia harus mencari pengetahuan tersebut walaupun hanya berupa suatu kemungkinan.[6] Hal itu ditunjukkannya melalui dua fragmen berikut:

Dewa-dewi tidak menyatakan segala sesuatu kepada manusia sejak awalnya, tetapi setelah waktu berlalu, manusia menemukan banyak hal dengan cara mencarinya sendiri.(fragmen 18)[2][7]
Tidak ada manusia yang pernah melihat ataupun mengetahui kebenaran tentang dewa-dewi serta semua hal yang kukatakan. Karena jika ada orang yang berkata mengetahui semuanya, maka sebenarnya ia tidaklah tahu, melainkan hanya mempercayai tentang segala sesuatu.(fragmen 34)[7]

Fragmen 18 menunjukkan kemungkinan mencari pengetahuan melalui penelitian.[7] Sedangkan fragmen 34 menolak kemungkinan manusia mendapatkan pengetahuan yang mutlak, setidaknya untuk hal-hal yang menurut Xenophanes sulit.[7] Oleh karena itu, perlu dibedakan antara kebenaran, pengetahuan, dan kepercayaan.[7]

Referensi

  1. ^ a b c d e T.V. Smith, ed. 1956. Philosophers Speaks for Themselves: From Thales to Plato. Chicago, London: The University of Chicago Press. P. 14-15.
  2. ^ a b c d e f g h i j k (Inggris)Jonathan Barnes. 2001. Early Greek Philosophy. London: Penguin. P. 40-47.
  3. ^ a b c d e (Inggris)Edward Zeller. 1957. Outlines of the History of Greek Philosophy. New York: Meridian Books. P. 57-60.
  4. ^ a b c d e K. Bertens. 1990. Sejarah Filsafat Yunani. Yogyakarta: Kanisius. Hal. 39-42.
  5. ^ (Inggris)Albert A. Avey. 1954. Handbook in the History of Philosophy. New York: Barnes & Noble. P. 13.
  6. ^ a b (Inggris)Ted Honderich (ed.). 1995. The Oxford Companion to Philosophy. Oxford, New York: Oxford University Press. P. 927.
  7. ^ a b c d e (Inggris)Richard McKirahan. 2003. "Presocratic Philosophy". In The Blackwell Guide to Ancient Philosophy. Christopher Shields, ed. p. 5-26. Malden: Blackwell Publishing.