Lompat ke isi

Titrasi kompleksometri: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
TjBot (bicara | kontrib)
k bot kosmetik perubahan
D'SpecialOne (bicara | kontrib)
k merapihkan format rujukan
Baris 1: Baris 1:
'''Titrasi kompleksometri''' atau kelatometri adalah suatu jenis titrasi dimana reaksi antara bahan yang dianalisis dan titrat akan membentuk suatu [[kompleks]] senyawa <ref name="Ilmu Kimia Analitik Dasar">Harjadi W. 1986. Ilmu Kimia Analitik Dasar, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.</ref>. Kompleks senyawa ini dsebut kelat dan terjadi akibat [[titran]] dan [[titrat]] yang saling mengkompleks <ref name="Ilmu Kimia Analitik Dasar">Harjadi W. 1986. Ilmu Kimia Analitik Dasar, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.</ref>. [[Kelat]] yang terbentuk melalui titrasi terdiri dari dua komonen yang membentuk [[ligan]] dan tergantung pada titran serta titrat yang hendak diamati <ref name="Ilmu Kimia Analitik Dasar">Harjadi W. 1986. Ilmu Kimia Analitik Dasar, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.</ref>. Kelat yang terbentuk melalui titrasi terdiri dari dua komponen yang membentuk ligan dan tergantung pada titran serta titrat yang hendak diamati <ref name="Konsep dasar Kimia Analitik">Khopkar SM. 1990. Konsep dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI Press.</ref>.
'''Titrasi kompleksometri''' atau kelatometri adalah suatu jenis titrasi dimana reaksi antara bahan yang dianalisis dan titrat akan membentuk suatu [[kompleks]] senyawa.<ref name="Harjadi">Harjadi W. 1986. Ilmu Kimia Analitik Dasar, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama</ref> Kompleks senyawa ini dsebut kelat dan terjadi akibat [[titran]] dan [[titrat]] yang saling mengkompleks.<ref name="Harjadi"/> [[Kelat]] yang terbentuk melalui titrasi terdiri dari dua komonen yang membentuk [[ligan]] dan tergantung pada titran serta titrat yang hendak diamati.<ref name="Harjadi"/> Kelat yang terbentuk melalui titrasi terdiri dari dua komponen yang membentuk ligan dan tergantung pada titran serta titrat yang hendak diamati.<ref name="Khopkar">Khopkar SM. 1990. Konsep dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI Press.</ref>



== EDTA Sebagai Titran ==
== EDTA Sebagai Titran ==
[[Berkas:EDTA3D.png|thumb|Struktur 3-Dimensi EDTA.]]
[[Berkas:EDTA3D.png|thumb|Struktur 3-Dimensi EDTA.]]
Kelatometri dalam perkembangan analisa kimia sempat mengalami kemunduran karena kelemahan-kelemahannya serta karena adanya cara-cara baru yang lebih baik <ref name="Principles of Analytical Chemistry">Valcarcel M. 2000. Principles of Analytical Chemistry. New York : Springer.</ref>. Akan tetapi hal ini diperbaiki dengan berkembangnya penelitian-penelitian tentang [[pengkelat polidentat]] <ref name="Principles of Analytical Chemistry">Valcarcel M. 2000. Principles of Analytical Chemistry. New York : Springer.</ref>. Perhatian baru terhadap kompleksiometri ini diawali oleh [[Schawazenbach]] tahun 1954, ia menyadari bahwa [[potensi]] pengkelat dalam [[analisa volumetrik]] sangat baik. Ahli kimia asal Swiss in mengkhususkan perhatiannya pada penggunaan asam-asam aminopolikarboksilat, salah satunya Ethylenediaminetetraacetic acid (EDTA) <ref name="Principles of Analytical Chemistry">Valcarcel M. 2000. Principles of Analytical Chemistry. New York : Springer.</ref>. Faktor-faktor yang mempbuat EDTA ampuh sebagai pereaksi titrimetri antara lain: 1) Selalu membentuk kompleks ketika direaksikan dengan ion logam <ref name="Quantitative Analysis">Pierce WC, Sawyer DT, Haenisch EL. 1967. Quantitative Analysis. New York : John Wiley and Sons, Inc.</ref>, 2) Kestabilannya dalam membentuk kelat sangat [[konstan]] sehingga reaksi berjalan sempurna (kecuali dengan [[logam alkali]]), 3) Dapat bereaksi cepat dengan banyak jenis ion logam <ref name="Konsep dasar Kimia Analitik">Khopkar SM. 1990. Konsep dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI Press.</ref>,4) telah dikembangkan [[indikator]]nya secara khusus <ref name="Konsep dasar Kimia Analitik">Khopkar SM. 1990. Konsep dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI Press.</ref>, 5) mudah diperoleh bahan baku primernya <ref name="Konsep dasar Kimia Analitik">Khopkar SM. 1990. Konsep dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI Press.</ref>, dan 5) dapat digunakan baik sebagai bahan yang dianalisis maupun sebagai bahan untuk [[standardisasi]] <ref name="Analisis Farmasi">Watson D G.2009. Analisis Farmasi. Jakarta: EGC</ref>. Faktor-faktor inilah yang membuat syarat-syarat untuk [[titrasi]] telah terpenuhi dengan baik jika menggunakan [[EDTA]] <ref name="Konsep dasar Kimia Analitik">Khopkar SM. 1990. Konsep dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI Press.</ref>.
Kelatometri dalam perkembangan analisa kimia sempat mengalami kemunduran karena kelemahan-kelemahannya serta karena adanya cara-cara baru yang lebih baik.<ref name="PAC">{{en}} Valcarcel M. 2000. ''Principles of Analytical Chemistry''. New York : Springer.</ref> Akan tetapi hal ini diperbaiki dengan berkembangnya penelitian-penelitian tentang [[pengkelat polidentat]].<ref name="PAC"/> Perhatian baru terhadap kompleksiometri ini diawali oleh [[Schawazenbach]] tahun 1954, ia menyadari bahwa [[potensi]] pengkelat dalam [[analisa volumetrik]] sangat baik.{{fact}} Ahli kimia asal Swiss in mengkhususkan perhatiannya pada penggunaan asam-asam aminopolikarboksilat, salah satunya Ethylenediaminetetraacetic acid (EDTA).<ref name="PAC"/> Faktor-faktor yang mempbuat EDTA ampuh sebagai pereaksi titrimetri antara lain: 1) Selalu membentuk kompleks ketika direaksikan dengan ion logam <ref name="QA">Pierce WC, Sawyer DT, Haenisch EL. 1967. Quantitative Analysis. New York : John Wiley and Sons, Inc.</ref>, 2) Kestabilannya dalam membentuk kelat sangat [[konstan]] sehingga reaksi berjalan sempurna (kecuali dengan [[logam alkali]]), 3) Dapat bereaksi cepat dengan banyak jenis ion logam <ref name="Khopkar"/>,4) telah dikembangkan [[indikator]]nya secara khusus <ref name="Khopkar"/>, 5) mudah diperoleh bahan baku primernya <ref name="Khopkar"/>, dan 5) dapat digunakan baik sebagai bahan yang dianalisis maupun sebagai bahan untuk [[standardisasi]].<ref name="Watson">Watson D G.2009. Analisis Farmasi. Jakarta: EGC</ref> Faktor-faktor inilah yang membuat syarat-syarat untuk [[titrasi]] telah terpenuhi dengan baik jika menggunakan [[EDTA]].<ref name="Khopkar"/>


== Lihat pula ==
== Lihat pula ==

Revisi per 5 Juni 2010 03.32

Titrasi kompleksometri atau kelatometri adalah suatu jenis titrasi dimana reaksi antara bahan yang dianalisis dan titrat akan membentuk suatu kompleks senyawa.[1] Kompleks senyawa ini dsebut kelat dan terjadi akibat titran dan titrat yang saling mengkompleks.[1] Kelat yang terbentuk melalui titrasi terdiri dari dua komonen yang membentuk ligan dan tergantung pada titran serta titrat yang hendak diamati.[1] Kelat yang terbentuk melalui titrasi terdiri dari dua komponen yang membentuk ligan dan tergantung pada titran serta titrat yang hendak diamati.[2]


EDTA Sebagai Titran

Struktur 3-Dimensi EDTA.

Kelatometri dalam perkembangan analisa kimia sempat mengalami kemunduran karena kelemahan-kelemahannya serta karena adanya cara-cara baru yang lebih baik.[3] Akan tetapi hal ini diperbaiki dengan berkembangnya penelitian-penelitian tentang pengkelat polidentat.[3] Perhatian baru terhadap kompleksiometri ini diawali oleh Schawazenbach tahun 1954, ia menyadari bahwa potensi pengkelat dalam analisa volumetrik sangat baik.[butuh rujukan] Ahli kimia asal Swiss in mengkhususkan perhatiannya pada penggunaan asam-asam aminopolikarboksilat, salah satunya Ethylenediaminetetraacetic acid (EDTA).[3] Faktor-faktor yang mempbuat EDTA ampuh sebagai pereaksi titrimetri antara lain: 1) Selalu membentuk kompleks ketika direaksikan dengan ion logam [4], 2) Kestabilannya dalam membentuk kelat sangat konstan sehingga reaksi berjalan sempurna (kecuali dengan logam alkali), 3) Dapat bereaksi cepat dengan banyak jenis ion logam [2],4) telah dikembangkan indikatornya secara khusus [2], 5) mudah diperoleh bahan baku primernya [2], dan 5) dapat digunakan baik sebagai bahan yang dianalisis maupun sebagai bahan untuk standardisasi.[5] Faktor-faktor inilah yang membuat syarat-syarat untuk titrasi telah terpenuhi dengan baik jika menggunakan EDTA.[2]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b c Harjadi W. 1986. Ilmu Kimia Analitik Dasar, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
  2. ^ a b c d e Khopkar SM. 1990. Konsep dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI Press.
  3. ^ a b c (Inggris) Valcarcel M. 2000. Principles of Analytical Chemistry. New York : Springer.
  4. ^ Pierce WC, Sawyer DT, Haenisch EL. 1967. Quantitative Analysis. New York : John Wiley and Sons, Inc.
  5. ^ Watson D G.2009. Analisis Farmasi. Jakarta: EGC