Suku Tengger: Perbedaan antara revisi
kTidak ada ringkasan suntingan |
k Bot melakukan perubahan kosmetika |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{ethnic group| |
{{ethnic group| |
||
|group=Suku Tengger |
|group=Suku Tengger |
||
|image=[[ |
|image=[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Priesters uit het Tengger district Oost-Java TMnr 10001180.jpg|250px|Pendeta Tengger di masa [[Hindia Belanda]]]] |
||
|caption=Pendeta Tengger di masa [[Hindia Belanda]] |
|caption=Pendeta Tengger di masa [[Hindia Belanda]] |
||
|poptime='''500.000'''. |
|poptime='''500.000'''. |
Revisi per 2 Juni 2010 11.26
Daerah dengan populasi signifikan | |
---|---|
gunung Bromo, Jawa Timur | |
Bahasa | |
bahasa Jawa | |
Agama | |
Sebagian besar Hindu dan minoritas beragama Islam, Buddha, dan Kristen. | |
Kelompok etnik terkait | |
suku Jawa, Suku Bali |
Suku Tengger (IPA: /tənggər/) adalah sebuah suku yang tinggal di sekitar Gunung Bromo, Jawa Timur, yakni menempati sebagian wilayah Kabupaten Pasuruan, Lumajang, Probolinggo, dan Malang.
Orang-orang suku Tengger dikenal taat dengan aturan dan agama Hindu. Mereka yakin merupakan keturunan langsung dari Majapahit. Nama Tengger berasal dari Legenda Roro Anteng dan Joko Seger yang diyakini sebagai asal usul nama Tengger, yaitu "Teng" akhiran nama Roro An-"teng" dan "ger" akhiran nama dari Joko Se-"ger".
Bagi suku Tengger, Gunung Brahma (Bromo) dipercaya sebagai gunung suci. Setahun sekali masyarakat Tengger mengadakan upacara Yadnya Kasada atau Kasodo. Upacara ini bertempat di sebuah pura yang berada di bawah kaki Gunung Bromo utara dan dilanjutkan ke puncak gunung Bromo. Upacara diadakan pada tengah malam hingga dini hari setiap bulan purnama sekitar tanggal 14 atau 15 di bulan kasodo (kesepuluh) menurut penanggalan Jawa.