Lompat ke isi

Peria: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
84rahardhika (bicara | kontrib)
k ←Suntingan 84rahardhika (bicara) dikembalikan ke versi terakhir oleh ESCa
Baris 3: Baris 3:
| name = Peria
| name = Peria
| image = Momordica charantia - Flora de Filipinas Blanco2.357.png
| image = Momordica charantia - Flora de Filipinas Blanco2.357.png
| image_width = 200px
| image_width = 250px
| image_caption = Peria
| image_caption = Peria
| regnum = [[Plantae]]
| regnum = [[Plantae]]
Baris 41: Baris 41:
| pages = iii
| pages = iii
| isbn = }}</ref>
| isbn = }}</ref>

Nama ilmiahnya, ''Momordica'' dalam [[bahasa latin]] berarti "gigitan" yang menunjukkan pemerian tepi daun tanaman ini yang bergerigi menyerupai bekas gigitan.<ref name="sathish"> {{cite journal
| last = (en)Sathish Kumar
| first =D.
| authorlink =
| coauthors =Vamshi Shrathnath
| title =A Medicinal Potency ff Momordica Charantia
| journal =International Journal of Pharmaceutical Sciences Review and Research
| volume =1
| issue =2
| pages =95-100
| date =Maret-April
| url =http://globalresearchonline.net/volume1issue2/Article%20018.pdf
| doi =
| id =ISSN 0976 – 044X
| accessdate =15 Juni 2010 }}</ref>
==Nama-nama lokal==
==Nama-nama lokal==
Peria memiliki banyak nama lokal, di daerah [[Jawa]] di sebut sebagai ''paria'', ''pare'', ''pare pahit'', ''pepareh'' <ref name="iptek">[http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?id=92 Situs Sentra Informasi Iptek: Pare] <small>diakses 15 Juni 2010</small></ref>. Di [[Sumatera]], peria dikenal dengan nama ''prieu'', ''fori'', ''pepare'', ''kambeh'', ''paria''.<ref name="iptek"/> Orang Nusa tenggara menyebutnya ''paya'', ''truwuk'', ''paitap'', ''paliak'', ''pariak'', ''pania'', dan ''pepule'', sedangkan di [[Sulawesi]], orang menyebutnya dengan ''poya'', ''pudu'', ''pentu'', ''paria belenggede'', serta ''palia''.<ref name="iptek"/>
Peria memiliki banyak nama lokal, di daerah [[Jawa]] di sebut sebagai ''paria'', ''pare'', ''pare pahit'', ''pepareh'' <ref name="iptek">[http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?id=92 Situs Sentra Informasi Iptek: Pare] <small>diakses 15 Juni 2010</small></ref>. Di [[Sumatera]], peria dikenal dengan nama ''prieu'', ''fori'', ''pepare'', ''kambeh'', ''paria''.<ref name="iptek"/> Orang Nusa tenggara menyebutnya ''paya'', ''truwuk'', ''paitap'', ''paliak'', ''pariak'', ''pania, dan ''pepule'', sedangkan di [[Sulawesi]], orang menyebutnya dengan ''poya'', ''pudu'', ''pentu'', ''paria belenggede'', serta palia.<ref name="iptek"/>


== Pemerian dan ekologi ==
== Pemerian dan ekologi ==
[[Image:Momordica charantia - fruit 01.JPG|thumb|left|150px|Peria tumbuh merambat dengan membentuk sulur spiral]]

Peria adalah sejenis tanaman menjalar dengan buahnya panjang bergerigi dan runcing ujungnya. <ref name= "instalasi">[http://www.pustaka-deptan.go.id/agritek/dkij0118.pdf Situs Pustaka Departemen Pertanian: Usaha Tani Tanaman Pare]</ref> Peria tumbuh baik di [[dataran rendah]] dan dapat ditemukan tumbuh liar di tanah terlantar, tegalan, dibudidayakan atau ditanam
Peria adalah sejenis tanaman menjalar dengan buahnya panjang bergerigi dan runcing ujungnya. <ref name= "instalasi">[http://www.pustaka-deptan.go.id/agritek/dkij0118.pdf Situs Pustaka Departemen Pertanian: Usaha Tani Tanaman Pare]</ref> Peria tumbuh baik di [[dataran rendah]] dan dapat ditemukan tumbuh liar di tanah terlantar, tegalan, dibudidayakan atau ditanam
di pekarangan dengan dirambatkan di pagar. <ref> Sudarsono, D. Gunawan, S. Wahyono, I.A. Donatus, dan Purnomo. 2002.’’Tumbuhan Obat II’’. Yogyakarta: Pusat Studi Obat Tradisional UGM.</ref> Tanaman ini tumbuh merambat atau memanjat dengan sulur berbentuk spiral, banyak bercabang, berbau tidak enak serta batangnya berusuk isma. <ref name="dwi"> Dwi Hastuti Qodari.2009. Formulasi Tablet Hisap Ekstrak Daun Pare
di pekarangan dengan dirambatkan di pagar. <ref> Sudarsono, D. Gunawan, S. Wahyono, I.A. Donatus, dan Purnomo. 2002.’’Tumbuhan Obat II’’. Yogyakarta: Pusat Studi Obat Tradisional UGM.</ref> Tanaman ini tumbuh merambat atau memanjat dengan sulur berbentuk spiral, banyak bercabang, berbau tidak enak serta batangnya berusuk isma. <ref name="dwi"> Dwi Hastuti Qodari.2009. Formulasi Tablet Hisap Ekstrak Daun Pare
Baris 68: Baris 53:
== Kegunaan ==
== Kegunaan ==


[[Berkas:Bittermelonsambal.jpg|thumb|left|200px|Buah peria disajikan sebagai masakan khas Asia dengan kombinasi rempah-rempah]]
{{nutritionalvalue | name = Kandungan Peria | kJ=79 | protein=0.84 g | fat= 0.18 g | satfat=0.014 g | monofat = 0.033 g | polyfat = 0.078 g | carbs =4.32 g | sugars=1.95 g | fiber=2.0 g | thiamin_mg=0.051 | riboflavin_mg=0.053 | niacin_mg=0.280 | folate_ug=51 | vitA_ug = 6 | vitB6_mg=0.041 | vitB12_ug=0 | vitC_mg=33.0 | vitE_mg=0.14 | vitK_ug=4.8 | calcium_mg=9 | iron_mg=0.38 | magnesium_mg=16 | phosphorus_mg=36 | potassium_mg = 319 | sodium_mg=6 | zinc_mg=0.77 | water=93.95 g | copper_mg=0.033 g | source_usda=1 | right=1}}
{{nutritionalvalue | name = Kandungan Peria | kJ=79 | protein=0.84 g | fat= 0.18 g | satfat=0.014 g | monofat = 0.033 g | polyfat = 0.078 g | carbs =4.32 g | sugars=1.95 g | fiber=2.0 g | thiamin_mg=0.051 | riboflavin_mg=0.053 | niacin_mg=0.280 | folate_ug=51 | vitA_ug = 6 | vitB6_mg=0.041 | vitB12_ug=0 | vitC_mg=33.0 | vitE_mg=0.14 | vitK_ug=4.8 | calcium_mg=9 | iron_mg=0.38 | magnesium_mg=16 | phosphorus_mg=36 | potassium_mg = 319 | sodium_mg=6 | zinc_mg=0.77 | water=93.95 g | copper_mg=0.033 g | source_usda=1 | right=1}}
Sejak zaman [[purba]] peria digunakan untuk merawat [[kencing manis]] karena terbukti mengandung [[hypoglycemic]] yang menciptakan [[plantinsulin]] untuk mengurangkan kandungan [[gula]] dalam [[darah]] dan air [[kencing]]. <ref>[http://fazlisyam.com/2008/01/21/khasiat-peria/ Situs Bicara Tentang Tumbuhan: Khasiat Peria]</ref> Buahnya mengandung albiminoid, [[karbohidrat]], dan zat warna, daunnya mengandung momordisina, momordina, [[karantina]], [[resin]], dan minyak [[lemak]], sementara [[akar]]nya mengandung [[asam momordial]] dan [[asam oleanolat]], sedangkan bijinya mengandung [[saponin]], [[alkaloid]], [[triterprenoid]], dan asam momordial.<ref name="davit">[http://davitherbal.com/index.php?option=com_content&view=article&id=53:manfaat-tanaman-pare-1&catid=3:newsflash&Itemid=53 Situs Davit Herbal: Manfaat Tanaman Pare]<small> diakses 18 Mei 2010</small></ref> Peria dapat merangsang nafsu makan,menyembuhkan penyakit kuning,memperlancar [[pencernaan]], dan sebagai obat [[malaria]]. <ref name="tati"> Tati S.S. Subahar, Shuhaidawati Idayu.2007.’’Khasiat dan Manfaat Peria’’. Synergy Media Books.</ref> Selain buahnya, daun peria bermanfaat untuk menyembuhkan mencret pada [[bayi]], membersihkan [[darah]] bagi wanita yang baru melahirkan, menurunkan [[demam]], mengeluarkan [[cacing kremi]], serta dapat menyembuhkan [[batuk]].<ref name="tati"/> Buahnya yang berasa pahit biasa diolah sebagai sayur, misalnya pada [[gado-gado]], [[pecel]], [[rendang]], atau [[gulai]].<ref name= "instalasi"/>


Efek peria dalam menurunkan gula darah pada [[hewan]] percobaan bekerja dengan mencegah [[usus ]]menyerap [[gula]] yang dimakan<ref name="davit"/>. Selain itu diduga peria memiliki komponen yang menyerupai sulfonylurea (obat antidiabetes paling tua dan banyak dipakai) <ref name="davit"/>. Obat jenis ini menstimulasi sel beta kelenjar [[pankreas]] tubuh memproduksi [[insulin]] lebih banyak, selain meningkatkan deposit cadangan gula glikogen di hati<ref name="davit"/>. Efek peria dalam menurunkan gula darah pada [[kelinci]] diperkirakan juga serupa dengan mekanisme insulin.<ref name="davit"/>
Di beberapa negara terutama [[Jepang]], [[Korea]] dan [[Cina]], peria dimanfaatkan untuk pengobatan, antara lain sebagai obat gangguan pencernaan, minuman penambah semangat, obat pencahar dan perangsang muntah, bahkan telah diekstrak dan dikemas dalam kapsul sebagai obat herbal.<ref name="suara"/> Buahnya mengandung albiminoid, [[karbohidrat]], dan zat warna, daunnya mengandung momordisina, momordina, [[karantina]], [[resin]], dan minyak [[lemak]], sementara [[akar]]nya mengandung [[asam momordial]] dan [[asam oleanolat]], sedangkan bijinya mengandung [[saponin]], [[alkaloid]], [[triterprenoid]], dan asam momordial.<ref name="davit">[http://davitherbal.com/index.php?option=com_content&view=article&id=53:manfaat-tanaman-pare-1&catid=3:newsflash&Itemid=53 Situs Davit Herbal: Manfaat Tanaman Pare]<small> diakses 18 Mei 2010</small></ref> Peria juga dapat merangsang nafsu makan,menyembuhkan penyakit kuning,memperlancar [[pencernaan]], dan sebagai obat [[malaria]]. <ref name="tati"> Tati S.S. Subahar, Shuhaidawati Idayu.2007.’’Khasiat dan Manfaat Peria’’. Synergy Media Books.</ref> Selain itu peria juga mengandung betakaroten dua kali lebih besar dari brokoli. Sehingga mampu mencegah timbulnya penyakit kanker dan mengurangi resiko terkena serangan jantung ataupun terinfeksi virus.<ref name="suara"/> [[Daun]] peria juga bermanfaat untuk menyembuhkan mencret pada [[bayi]], membersihkan [[darah]] bagi wanita yang baru melahirkan, menurunkan [[demam]], mengeluarkan [[cacing kremi]], serta dapat menyembuhkan [[batuk]].<ref name="tati"/>
Buahnya yang berasa pahit biasa diolah sebagai sayur, misalnya pada [[gado-gado]], [[pecel]], [[rendang]], atau [[gulai]].<ref name= "instalasi"/> Di Cina peria diolah dengan tausi, [[tauco]], daging [[sapi]] dan [[cabai]] sehingga rasanya makin enak atau diisi dengan adonan daging dan [[tofu]], sedangkan di Jepang peria jadi primadona makanan sehat karena diolah menjadi sup, tempura atau asinan sayuran.<ref name="suara"/>
Ekstrak biji peria selain digunakan sebagai bahan obat, ternyata juga dapat digunalan sebagai pembasmi [[larva]] alami yang merugikan seperti larva ''[[Aedes aegypti L]]'' yang menyebarkan penyakit [[demam berdarah]] atau DBD.<ref> [http://digilib.uns.ac.id/abstrakpdf_10957_pengaruh-ekstrak-biji-pare--momordica-charantia-l.--terhadap-mortalitas-larva-aedes-aegypti-l..pdf Bahatiyanusa, Rudy. Pengaruh ekstrak biji pare (momordica CHARANTIA l.) Terhadap mortalitas larva aedes AEGYPTI l.]<small>diakses 15 Juni 2010</small></ref>



Ekstrak [[protein]] berjenis [[lektin]] dari buah peria merupakan [[glikoprotein]] [[tetramer]] dengan [[berat molekul]] 120.000 dalton yang mengandung [[glukosamina]] yang terbentuk dari sekitar 2% [[glukosa]] dan 8% [[manos]] dan 2,5% [[heksosamina]]. Aktivitas [[aglutinasi (biologi)|aglutinasi]] dari ekstrak lektin secara khusus terhambat oleh ikatan yang dibentuknya dengan molekul [[galaktosa]] dan zat [[karbohidrat]] lainnya yang mengandung residu [[galaktropiranosil]].<ref>{{en}}{{cite web
===Peria dan Diabetes===
| url = http://www3.interscience.wiley.com/journal/120759061/abstract
Sejak zaman [[purba]] peria digunakan untuk merawat [[kencing manis]] karena terbukti mengandung [[hypoglycemic]] yang menciptakan [[plantinsulin]] untuk mengurangkan kandungan [[gula]] dalam [[darah]] dan air [[kencing]]. <ref>[http://fazlisyam.com/2008/01/21/khasiat-peria/ Situs Bicara Tentang Tumbuhan: Khasiat Peria]</ref> Penelitian mengenai kandungan hypoglycemic ini dilakukan oleh Dr. William D.Torres, PhD pada tahun 2004 baik secara in vitro maupun in vivo.<ref name="charantia"/>
| title = The Physicochemical Properties of the Galactose-Specific Lectin from Momordica charantia
Efek peria dalam menurunkan gula darah pada [[hewan]] percobaan bekerja dengan mencegah [[usus ]]menyerap [[gula]] yang dimakan<ref name="davit"/>. Selain itu diduga peria memiliki komponen yang menyerupai [[sulfonylurea]], yakni obat antidiabetes paling tua <ref name="davit"/>. Obat jenis ini menstimulasi sel beta kelenjar [[pankreas]] tubuh memproduksi [[insulin]] lebih banyak, selain meningkatkan deposit cadangan gula glikogen di [[hati]]<ref name="davit"/>. Momordisin, sejenis glukosida yang terkandung dalam paeria juga mampu menurunkan kadar gula dalam darah dan membantu pankreas menghasilkan insulin.<ref name="suara">[http://www.suaramedia.com/gaya-hidup/makanan/21216-pare-putih-ramuan-ampuh-untuk-diabetesi.html Situs Suara Media, 1 Mei 2010:Pare Putih, Ramuan Ampuh Untuk Diabetes] <small>diakses 15 Juni 2010</small></ref> Efek peria dalam menurunkan gula darah pada [[kelinci]] diperkirakan juga serupa dengan mekanisme insulin.<ref name="davit"/>
| accessdate = 2010-06-16
Penemuan peria sebagai antidiabetes ini diperkuat oleh hasil penelitian ahli obat berkebangsaan Inggris, A.Raman, PhD dan C.lau, PhD pada tahun 1996 yang menyatakan bahwa sari dan serbuk kering buah peria menyebabkan pengurangan kadar glukosa dalam darahdan meningkatkan toleransi glukosa.<ref name="charantia"/> Dalam ramuan tradisional, buah peria ditumbuk hingga menghasilkan cairan pahit atau merebus daun serta buahnya sehingga menghasilkan air yang dapat diminum secara langsung.<ref name="charantia">[http://www.charantia.com/about-ampalaya/ {{en}} Situs Charantia: About Ampalaya - Bitter Melon (Momordica charantia Linn) ]<small>diakses 15 Juni 2010</small></ref>
| work = Indian Institute of Experimental Medicine, Division of Biochemistry, Department of Pharmacy, Jadavpur University; Tripti MAZUMDER, Namita GAUR, Avadhesha SUROLIA
Sebagai obat diabetes, buah peria dapat disajikan sebagai teh karena terbukti tidak memiliki efek samping terhadap [[sistem pencernaan]] sehingga tepat dikonsumsi oleh penderita yang mengalami [[konstipasi]].<ref name="jornalphp">
}}</ref> Ekstrak lektin peria juga tengah dipelajari kegunaannya untuk pengobatan [[tumor]].<ref>{{en}}{{cite web
{{cite journal
| url = http://www3.interscience.wiley.com/journal/118751419/abstract
| last = (en)Rosales, MD
| title = Thermodynamic analysis of porphyrin binding to Momordica charantia (bitter gourd) lectin
| first =R.
| accessdate = 2010-06-16
| authorlink =
| work = School of Chemistry, University of Hyderabad; Nabil A. M. Sultan, Bhaskar G. Maiya, Musti J. Swamy
| coauthors =R.Fernando
}}</ref>
| title =An inquiry into the Hypoglycemic Action of Momordica Charantia among type-2 diabetic patients
| journal =Philippine Journal of Internal Medicine
| volume =39
| issue =
| pages =214
| date =Juli 2001
| url =
| doi =
| id =
| accessdate = }}</ref>


== Keanekaragaman ==
== Keanekaragaman ==


'''Peria Gajih''' adalah jenis peria yang paling banyak dibudidayakan dan paling disukai.<ref name= "instalasi"/> Jenis ini biasa disebut
'''Peria Gajih''' adalah jenis pare yang paling banyak dibudidayakan dan paling disukai.<ref name= "instalasi"/> Jenis ini biasa disebut
pare putih atau pare mentega yang berasal dari [[India]] dan [[Afrika]] dengan bentuk buah panjang berukuran 30 - 50 cm, diameter 3 - 7 cm, berat rata-rata antara 200-500 gram/ buah.<ref name="rospita"/>
pare putih atau pare mentega yang berasal dari [[India]] dan [[Afrika]] dengan bentuk buah panjang berukuran 30 - 50 cm, diameter 3 - 7 cm, berat rata-rata antara 200-500 gram/ buah.<ref name="rospita"/>


'''Peria hijau''' berbentuk lonjong, kecil dan berwarna [[hijau]] dengan bintil-bintil agak
'''Peria hijau''' berbentuk lonjong, kecil dan berwarna [[hijau]] dengan bintil-bintil agak
halus. <ref name= "instalasi"/> Buah peria ini mempunyai panjang 15 - 20 cm, rasanya pahit dan daging buahnya tipis. <ref name= "instalasi"/> Peria hijau ini mudah sekali pemeliharaannya, tanpa lanjaran atau para-para tanaman ini dapat tumbuh
halus. <ref name= "instalasi"/> Buah peria ini mempunyai panjang 15 - 20 cm, rasanya pahit dan daging buahnya tipis. <ref name= "instalasi"/>Pare hijau ini mudah sekali pemeliharaannya, tanpa lanjaran atau para-para tanaman pare hijau ini dapat tumbuh
dengan baik.<ref name= "instalasi"/>
dengan baik.<ref name= "instalasi"/>


'''Peria Ular''' atau '''Peria Belut''' dapat dikenali dengan buahnya yang berbentuk bulat panjang, agak melengkung dan panjangnaya mencapai 60 cm.<ref name="rospita"/> Permukaan kulit buahnya berwarna belang-belang, yaitu hijau keputih-putihan mirip kulit ular dan rasa dagingnya tidak begitu pahit.<ref name="rospita"/>
'''Pare Ular''' atau '''Pare Belut''' dapat dikenali dengan buahnya yang berbentuk bulat panjang, agak melengkung dan panjangnaya mencapai 60 cm.<ref name="rospita"/> Permukaan kulit buahnya berwarna belang-belang, yaitu hijau keputih-putihan mirip kulit ular dan rasa dagingnya tidak begitu pahit.<ref name="rospita"/>


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi per 16 Juni 2010 07.49

Peria
Berkas:Momordica charantia - Flora de Filipinas Blanco2.357.png
Peria
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Divisi:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
M. charantia
Nama binomial
Momordica charantia Linnaeus
Descourt.

Peria adalah nama tumbuhan tropis yang berasal dari wilayah Asia tropis, terutama daerah India bagian barat, yaitu Assam dan Burma.[1] Tanaman sayur ini merupakan anggota suku labu-labuan atau Cucurbitaceae yang telah banyak dibudidayakan baik sebagai sayuran maupun tanaman obat.[2]


Nama-nama lokal

Peria memiliki banyak nama lokal, di daerah Jawa di sebut sebagai paria, pare, pare pahit, pepareh [3]. Di Sumatera, peria dikenal dengan nama prieu, fori, pepare, kambeh, paria.[3] Orang Nusa tenggara menyebutnya paya, truwuk, paitap, paliak, pariak, pania, dan pepule, sedangkan di Sulawesi, orang menyebutnya dengan poya, pudu, pentu, paria belenggede, serta palia.[3]

Pemerian dan ekologi

Peria adalah sejenis tanaman menjalar dengan buahnya panjang bergerigi dan runcing ujungnya. [4] Peria tumbuh baik di dataran rendah dan dapat ditemukan tumbuh liar di tanah terlantar, tegalan, dibudidayakan atau ditanam di pekarangan dengan dirambatkan di pagar. [5] Tanaman ini tumbuh merambat atau memanjat dengan sulur berbentuk spiral, banyak bercabang, berbau tidak enak serta batangnya berusuk isma. [6] Daun merupakan daun tunggal, bertangkai dan letaknya berseling, berbentuk bulat panjang,dengan panjang 3,5 - 8,5 cm, lebar 4 cm, berbagi menjari 5-7, pangkalnya berbentuk jantung, serta warnanya hijau tua.[3] Bunga juga merupakan bunga tunggal, berkelamin dua dalam satu pohon, bertangkai panjang, berwarna kuning.[3] Buahnya bulat memanjang, dengan 8-10 rusuk memanjang, berbintil-bintil tidak beraturan, panjangnya 8-30 cm, rasanya pahit, warna buah hijau, bila masak menjadi oranye yang pecah dengan 3 katup.[3]

Kegunaan

Kandungan Peria
Nilai nutrisi per 100 g (3,5 oz)
Energi79 kJ (19 kcal)
4.32 g
Gula1.95 g
Serat pangan2.0 g
0.18 g
Jenuh0.014 g
Tak jenuh tunggal0.033 g
Tak jenuh jamak0.078 g
0.84 g
VitaminKuantitas
%AKG
Vitamin A equiv.
1%
6 μg
Tiamina (B1)
4%
0.051 mg
Riboflavin (B2)
4%
0.053 mg
Niasin (B3)
2%
0.280 mg
Vitamin B6
3%
0.041 mg
Folat (B9)
13%
51 μg
Vitamin B12
0%
0 μg
Vitamin C
40%
33.0 mg
Vitamin E
1%
0.14 mg
Vitamin K
5%
4.8 μg
MineralKuantitas
%AKG
Kalsium
1%
9 mg
Tembaga
Kesalahan ekspresi: Kata "g" tidak dikenal.%
0.033 g mg
Zat besi
3%
0.38 mg
Magnesium
5%
16 mg
Fosfor
5%
36 mg
Potasium
7%
319 mg
Sodium
0%
6 mg
Seng
8%
0.77 mg
Komponen lainnyaKuantitas
Air93.95 g
Persen AKG berdasarkan rekomendasi Amerika Serikat untuk orang dewasa.
Sumber: USDA FoodData Central

Sejak zaman purba peria digunakan untuk merawat kencing manis karena terbukti mengandung hypoglycemic yang menciptakan plantinsulin untuk mengurangkan kandungan gula dalam darah dan air kencing. [7] Buahnya mengandung albiminoid, karbohidrat, dan zat warna, daunnya mengandung momordisina, momordina, karantina, resin, dan minyak lemak, sementara akarnya mengandung asam momordial dan asam oleanolat, sedangkan bijinya mengandung saponin, alkaloid, triterprenoid, dan asam momordial.[8] Peria dapat merangsang nafsu makan,menyembuhkan penyakit kuning,memperlancar pencernaan, dan sebagai obat malaria. [9] Selain buahnya, daun peria bermanfaat untuk menyembuhkan mencret pada bayi, membersihkan darah bagi wanita yang baru melahirkan, menurunkan demam, mengeluarkan cacing kremi, serta dapat menyembuhkan batuk.[9] Buahnya yang berasa pahit biasa diolah sebagai sayur, misalnya pada gado-gado, pecel, rendang, atau gulai.[4]

Efek peria dalam menurunkan gula darah pada hewan percobaan bekerja dengan mencegah usus menyerap gula yang dimakan[8]. Selain itu diduga peria memiliki komponen yang menyerupai sulfonylurea (obat antidiabetes paling tua dan banyak dipakai) [8]. Obat jenis ini menstimulasi sel beta kelenjar pankreas tubuh memproduksi insulin lebih banyak, selain meningkatkan deposit cadangan gula glikogen di hati[8]. Efek peria dalam menurunkan gula darah pada kelinci diperkirakan juga serupa dengan mekanisme insulin.[8]

Ekstrak protein berjenis lektin dari buah peria merupakan glikoprotein tetramer dengan berat molekul 120.000 dalton yang mengandung glukosamina yang terbentuk dari sekitar 2% glukosa dan 8% manos dan 2,5% heksosamina. Aktivitas aglutinasi dari ekstrak lektin secara khusus terhambat oleh ikatan yang dibentuknya dengan molekul galaktosa dan zat karbohidrat lainnya yang mengandung residu galaktropiranosil.[10] Ekstrak lektin peria juga tengah dipelajari kegunaannya untuk pengobatan tumor.[11]

Keanekaragaman

Peria Gajih adalah jenis pare yang paling banyak dibudidayakan dan paling disukai.[4] Jenis ini biasa disebut pare putih atau pare mentega yang berasal dari India dan Afrika dengan bentuk buah panjang berukuran 30 - 50 cm, diameter 3 - 7 cm, berat rata-rata antara 200-500 gram/ buah.[1]

Peria hijau berbentuk lonjong, kecil dan berwarna hijau dengan bintil-bintil agak halus. [4] Buah peria ini mempunyai panjang 15 - 20 cm, rasanya pahit dan daging buahnya tipis. [4]Pare hijau ini mudah sekali pemeliharaannya, tanpa lanjaran atau para-para tanaman pare hijau ini dapat tumbuh dengan baik.[4]

Pare Ular atau Pare Belut dapat dikenali dengan buahnya yang berbentuk bulat panjang, agak melengkung dan panjangnaya mencapai 60 cm.[1] Permukaan kulit buahnya berwarna belang-belang, yaitu hijau keputih-putihan mirip kulit ular dan rasa dagingnya tidak begitu pahit.[1]

Referensi

Templat:Reflist2

Pranala luar

  1. ^ a b c d Rospita (2002), Peri Kehidupan Tanaman Lobak(Rapharus sativus), Tasikmalaya: Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi, hlm. 1 
  2. ^ Sriutami, Sinta (2008), Efek Pemberian Tepung Buah Pare (Momordica charantia l.) Terhadap Profil Lemak Serum Darah Tikus (Rattus norvegicus), Bogor: Program Studi Ilmu Nutrisi Dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, hlm. iii 
  3. ^ a b c d e f Situs Sentra Informasi Iptek: Pare diakses 15 Juni 2010
  4. ^ a b c d e f Situs Pustaka Departemen Pertanian: Usaha Tani Tanaman Pare
  5. ^ Sudarsono, D. Gunawan, S. Wahyono, I.A. Donatus, dan Purnomo. 2002.’’Tumbuhan Obat II’’. Yogyakarta: Pusat Studi Obat Tradisional UGM.
  6. ^ Dwi Hastuti Qodari.2009. Formulasi Tablet Hisap Ekstrak Daun Pare ’’(momordica charantia l.)’’ Menggunakan ’’gummi arabicum’’ Sebagai Bahan Pengikat Secara Granulasi Basah. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. hal 3
  7. ^ Situs Bicara Tentang Tumbuhan: Khasiat Peria
  8. ^ a b c d e Situs Davit Herbal: Manfaat Tanaman Pare diakses 18 Mei 2010
  9. ^ a b Tati S.S. Subahar, Shuhaidawati Idayu.2007.’’Khasiat dan Manfaat Peria’’. Synergy Media Books.
  10. ^ (Inggris)"The Physicochemical Properties of the Galactose-Specific Lectin from Momordica charantia". Indian Institute of Experimental Medicine, Division of Biochemistry, Department of Pharmacy, Jadavpur University; Tripti MAZUMDER, Namita GAUR, Avadhesha SUROLIA. Diakses tanggal 2010-06-16. 
  11. ^ (Inggris)"Thermodynamic analysis of porphyrin binding to Momordica charantia (bitter gourd) lectin". School of Chemistry, University of Hyderabad; Nabil A. M. Sultan, Bhaskar G. Maiya, Musti J. Swamy. Diakses tanggal 2010-06-16.