Lompat ke isi

Hippasos: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
memperbaiki ke bahasa Indonesia baku
Baris 13: Baris 13:


== Pemikiran ==
== Pemikiran ==
=== Api sebagai Prinsip Dasar Segala Sesuatu ===
=== Api sebagai prinsip dasar segala sesuatu ===
Menurut keterangan dari [[Aristoteles]], Hippasus berpandangan bahwa api adalah prinsip dasar segala sesuatu.<ref name="Huffman"></ref><ref name="Zeller"></ref> Pandangan seperti ini serupa dengan pandangan [[filsafat]] [[Herakleitos]].<ref name="Huffman"></ref> Akan tetapi, [[W.K.C Guthrie]] mengatakan bahwa pandangan Hippasus tentang api tidak seperti pemaknaan Herakleitos sebab di dalam pandangan aliran Phytagoras, api memiliki posisi khusus.<ref name="Guthrie">{{en}}W.C.K. Guthrie. 1985. ''A History of Greek Philosophy Volume 1''. London: Cambridge University Press. P. 320-322.</ref>
Menurut keterangan dari [[Aristoteles]], Hippasus berpandangan bahwa api adalah prinsip dasar segala sesuatu.<ref name="Huffman"></ref><ref name="Zeller"></ref> Pandangan seperti ini serupa dengan pandangan [[filsafat]] [[Herakleitos]].<ref name="Huffman"></ref> Akan tetapi, [[W.K.C Guthrie]] mengatakan bahwa pandangan Hippasus tentang api tidak seperti pemaknaan Herakleitos sebab di dalam pandangan aliran Phytagoras, api memiliki posisi khusus.<ref name="Guthrie">{{en}}W.C.K. Guthrie. 1985. ''A History of Greek Philosophy Volume 1''. London: Cambridge University Press. P. 320-322.</ref>


=== Tentang Alam Semesta ===
=== Tentang alam semesta ===
Menurut kesaksian [[Diogenes Laertius]], Hippasus berpendapat bahwa alam semesta (''kosmos'') mencapai kepenuhan dari segala perubahannya pada periode-periode tertentu.<ref name="Guthrie"></ref> Pandangan ini merepresentasikan doktrin aliran Phytagoras tentang siklus sejarah yang berulang terus-menerus.<ref name="Guthrie"></ref>
Menurut kesaksian [[Diogenes Laertius]], Hippasus berpendapat bahwa alam semesta (''kosmos'') mencapai kepenuhan dari segala perubahannya pada periode-periode tertentu.<ref name="Guthrie"></ref> Pandangan ini merepresentasikan doktrin aliran Phytagoras tentang siklus sejarah yang berulang terus-menerus.<ref name="Guthrie"></ref>


=== Tentang Jiwa dan Tubuh ===
=== Tentang jiwa dan tubuh ===
Dari kesaksian [[Claudianus Mamertus]], diketahui juga bahwa Hippasus memandang jiwa dan tubuh sebagai yang terpisah satu sama lain.<ref name="Guthrie"></ref> Jiwa tetap hidup ketika tubuh mati.<ref name="Guthrie"></ref> Pandangan ini merupakan pandangan khas aliran Phytagoras.<ref name="Guthrie"></ref>
Dari kesaksian [[Claudianus Mamertus]], diketahui juga bahwa Hippasus memandang jiwa dan tubuh sebagai yang terpisah satu sama lain.<ref name="Guthrie"></ref> Jiwa tetap hidup ketika tubuh mati.<ref name="Guthrie"></ref> Pandangan ini merupakan pandangan khas aliran Phytagoras.<ref name="Guthrie"></ref>


=== Tentang Musik ===
=== Tentang musik ===
Hippasus dikatakan menemukan sesuatu dalam bidang musik.<ref name="Guthrie"></ref><ref name="Huffman"></ref> Ia menemukan interval nada yang harmonis dengan cara membenturkan empat piringan perunggu.<ref name="Guthrie"></ref> Keempat piringan perunggu tersebut memiliki ketebalan dengan proporsi 4:3, 3:2, dan 2:1.<ref name="Guthrie"></ref>
Hippasus dikatakan menemukan sesuatu dalam bidang musik.<ref name="Guthrie"></ref><ref name="Huffman"></ref> Ia menemukan interval nada yang harmonis dengan cara membenturkan empat piringan perunggu.<ref name="Guthrie"></ref> Keempat piringan perunggu tersebut memiliki ketebalan dengan proporsi 4:3, 3:2, dan 2:1.<ref name="Guthrie"></ref>


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi per 9 September 2010 02.47

Hippasus dari Metapontum adalah seorang filsuf penganut aliran Phytagoras.[1][2] Ia termasuk ke dalam golongan filsuf dari aliran Phytagoras Tua, yakni sebelum sekolah dari aliran Phytagoras di Kroton ditutup pada abad ke-5 SM.[2][1] Beberapa filsuf lain yang termasuk golongan aliran Phytagoras Tua adalah Cercops, Petron, Brontinus, Kalliphon, Democedes, dan Parmeniscus.[2] Tidak ada karya tertulis yang masih tersimpan dari semua filsuf tersebut, termasuk Hippasus.[2]

Pythagoras, pendiri aliran Phytagoras

Ketika aliran Phytagoras terpecah menjadi dua kelompok, akusmatikoi dan mathematikoi, Hippasus menjadi pemimpin dari kelompok mathematikoi.[3] Kelompok akusmatikoi melihat perlunya menaati semua peraturan aliran Phytagoras dengan seksama, sedangkan kelompok mathematikoi mengutamakan pengajaran ilmu pengetahuan, khususnya ilmu pasti.[4] Ia dianggap sebagai penemu bilangan irasional, khususnya membuktikan bahwa akar kuadrat dari 2, , adalah bilangan irasional.[5]

Riwayat Hidup

Peta Lucania kuno yang memperlihatkan Metapontum (kanan-tengah)

Hippasus berasal dari kota Metapontum.[1] Karena ia merupakan anggota sekolah aliran Phytagoras, berarti ia juga pernah tinggal di Kroton.[1][3] Ia hidup dan berkarya pada abad ke-5 SM, yakni sebelum sekolah aliran Phytagoras ditutup.[1] Selain itu, diketahui juga bahwa ia hidup sezaman dengan Philolaos sehingga diperkirakan ia berkarya sekitar tahun 470 SM.[3]

Menurut sebuah legenda dari sumber-sumber kuno, Hippasus dihukum mati dengan ditenggelamkan di laut oleh para pemimpin aliran Phytagoras karena dianggap sebagai pemberontak.[1][3][6] Sebelum penemuan Hippasos, Pythagoras dan pengikutnya menganggap bahwa semua bilangan bersifat rasional, atau dapat dinyatakan dalam perbandingan bilangan bulat.[7] Namun, dengan menggunakan reductio ad absurdum (pembuktian melalui kontradiksi) terbukti bahwa adalah bilangan irasional.[7] Pythagoras tidak dapat membantah pembuktian Hipassus, namun bilangan irasional bertentangan dengan filosofi yang dianut Pythagoras.[7] Phytagoras tidak mau mengakui kesalahan filosofinya, dan menuduh Hippasus sebagai penganut ajaran sesat.[7] Hipassus akhirnya dihukum mati dengan cara ditenggelamkan.[7]

Pemikiran

Api sebagai prinsip dasar segala sesuatu

Menurut keterangan dari Aristoteles, Hippasus berpandangan bahwa api adalah prinsip dasar segala sesuatu.[3][1] Pandangan seperti ini serupa dengan pandangan filsafat Herakleitos.[3] Akan tetapi, W.K.C Guthrie mengatakan bahwa pandangan Hippasus tentang api tidak seperti pemaknaan Herakleitos sebab di dalam pandangan aliran Phytagoras, api memiliki posisi khusus.[6]

Tentang alam semesta

Menurut kesaksian Diogenes Laertius, Hippasus berpendapat bahwa alam semesta (kosmos) mencapai kepenuhan dari segala perubahannya pada periode-periode tertentu.[6] Pandangan ini merepresentasikan doktrin aliran Phytagoras tentang siklus sejarah yang berulang terus-menerus.[6]

Tentang jiwa dan tubuh

Dari kesaksian Claudianus Mamertus, diketahui juga bahwa Hippasus memandang jiwa dan tubuh sebagai yang terpisah satu sama lain.[6] Jiwa tetap hidup ketika tubuh mati.[6] Pandangan ini merupakan pandangan khas aliran Phytagoras.[6]

Tentang musik

Hippasus dikatakan menemukan sesuatu dalam bidang musik.[6][3] Ia menemukan interval nada yang harmonis dengan cara membenturkan empat piringan perunggu.[6] Keempat piringan perunggu tersebut memiliki ketebalan dengan proporsi 4:3, 3:2, dan 2:1.[6]

Referensi

  1. ^ a b c d e f g (Inggris)Edward Zeller. 1957. Outlines of the History of Greek Philosophy. New York: Meridian Books. P. 51, 54.
  2. ^ a b c d (Inggris)Kathleen Freeman. 1952. Ancilla to the Pre-Socratic Philosophers. Oxford: Basil Blackwell. P. 20.
  3. ^ a b c d e f g (Inggris)Carl A. Huffman. 1999. "The Phytagorean Tradition". In The Cambridge Companion to Early Greek Philosophy. A.A. Long, ed. 66-87. London: Cambridge University Press.
  4. ^ K. Bertens. 1990. Sejarah Filsafat Yunani. Yogyakarta: Kanisius. Hal. 34.
  5. ^ (Inggris)Hippasus of Metapontum
  6. ^ a b c d e f g h i j (Inggris)W.C.K. Guthrie. 1985. A History of Greek Philosophy Volume 1. London: Cambridge University Press. P. 320-322.
  7. ^ a b c d e (Inggris)Simon Singh. 1998.Fermat's Enigma. New York: Anchor Books. P. 50.

Lihat pula

Pranala Luar