Cerita silat: Perbedaan antara revisi
Tampilan
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 8: | Baris 8: | ||
Selain judul-judul di atas, dikenal pula beberapa judul cerita silat lokal di Indonesia, misalnya: |
Selain judul-judul di atas, dikenal pula beberapa judul cerita silat lokal di Indonesia, misalnya: |
||
* ''[[Api di Bukit Menoreh]]'', karya |
* ''[[Api di Bukit Menoreh]]'', karya SH Mintardja. |
||
* ''[[Nagasasra Sabukinten]]'', karya SH Mintardja. |
* ''[[Nagasasra Sabukinten]]'', karya SH Mintardja. |
||
* ''[[Tutur Tinular]]'', karya [[S Tijab]]. |
* ''[[Tutur Tinular]]'', karya [[S Tijab]]. |
Revisi per 20 September 2010 13.19
Cerita silat atau disingkat cersil (pinyin: Wǔxiá, harfiah: "pahlawan ilmu beladiri") adalah sebuah sub-genre dari semi-fantasi dan cerita silat dalam literatur, televisi dan dunia perfilman. Di Indonesia tidak seperti di dunia pada umumnya, di mana wuxia didominasi oleh penokohan orang-orang dan budaya Tiongkok, cerita silat banyak dibangun atas unsur-unsur lokal, menciptakan suatu genre (apabila tidak dikatakan baru) tersendiri dari saudaranya wuxia.
Contoh cerita silat
Beberapa contoh judul cerita silat dari Tiongkok yang cukup terkenal antara lain,
- Sia Tiauw Enghiong, karya Jin Yong, diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan judul Legend of The Condor Heroes, dan di Indonesia dengan judul Legenda Pendekar Pemanah Rajawali.
- Sin Tiauw Hiaplu, karya Jin Yong, diterjemahkan dalam bahasa Inggris dengan judul Return of The Condor Heroes, dan di Indonesia dengan judul Kembalinya Pendekar Pemanah Rajawali.
- To Liong To, karya Jin Yong, diterjemahkan dalam bahasa Inggris dengan judul Heavenly Sword and Dragon Sabre, sedangkan di Indonesia dengan judul Pedang Langit dan Golok Naga.
Selain judul-judul di atas, dikenal pula beberapa judul cerita silat lokal di Indonesia, misalnya:
- Api di Bukit Menoreh, karya SH Mintardja.
- Nagasasra Sabukinten, karya SH Mintardja.
- Tutur Tinular, karya S Tijab.