Lompat ke isi

Tjoet Nja' Dhien (film): Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
TjBot (bicara | kontrib)
k :-{{spoiler}} ; sesuai diskusi usulan
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 46: Baris 46:
* [[Hendra Yanuarti]] sebagai [[Tjoet Gambang]]
* [[Hendra Yanuarti]] sebagai [[Tjoet Gambang]]
* [[Kamaruzaman]] sebagai Agam kecil
* [[Kamaruzaman]] sebagai Agam kecil
* [[Van Den Hoek]] sebagai [[Van Heutz]]
* [[Huib "John" van den Hoek]] sebagai [[Van Heutz]]
* [[Fritz G. Schadt]] sebagai Vetter
* [[Fritz G. Schadt]] sebagai Vetter
* [[Herald Meyer]] sebagai saudagar
* [[Herald Meyer]] sebagai saudagar

Revisi per 7 Januari 2011 03.45

Tjoet Nja' Dhien
SutradaraEros Djarot
ProduserAlwin Abdullah
Alwin Arifin
Sugeng Djarot
Ditulis olehEros Djarot
PemeranChristine Hakim
Piet Burnama
Rudy Wowor
Slamet Rahardjo
Rosihan Anwar
Ibrahim Kadir
Van Den Hoek
Roy Karyadi
Johan Moosdijk
Fritz G. Schadt
Robert Syarif
Rita Zahara
Penata musikIdris Sardi
Penata Suara:
Hartanto
SinematograferGeorge Kamarullah
PenyuntingKarsono Hadi
DistributorKanta Indah Film
Tanggal rilis
1988
Durasi150 menit
NegaraIndonesia Indonesia

Tjoet Nja' Dhien adalah film drama epos biografi sejarah Indonesia tahun 1988 yang disutradarai Eros Djarot. Film ini memenangkan piala Citra sebagai film terbaik dalam Festival Film Indonesia 1988. Film epos kolosal ini ibintangi Christine Hakim sebagai Tjoet Nja' Dhien, Piet Burnama sebagai Panglima Laot, Slamet Rahardjo (kakak Eros Djarot) sebagai Teuku Umar dan juga didukung Rudy Wowor.

Film ini sempat diajukan Indonesia kepada Academy Awards ke-62 tahun 1990 untuk penghargaan Film Berbahasa Asing Terbaik, tetapi tidak lolos dalam pencalonan nominasi. [1] Walaupun begitu, film ini menjadi film Indonesia pertama yang ditayangkan di Festival Film Cannes (tahun 1989).

Sinopsis

Film ini menceritakan tentang perjuangan gigih seorang wanita asal Aceh (lihat Tjoet Nja' Dhien) dan teman-teman seperjuangannya melawan tentara Kerajaan Belanda yang menduduki Aceh di kala masa penjajahan Belanda di zaman Hindia Belanda. Perang antara rakyat Aceh dan tentara Kerajaan Belanda ini menjadi perang terpanjang dalam sejarah kolonial Hindia Belanda. Film ini tidak hanya menceritakan dilema-dilema yang dialami Tjoet Nja' Dhien sebagai seorang pemimpin, namun juga yang dialami oleh pihak tentara Kerajaan Belanda kala itu, dan bagaimana Tjoet Nja' Dhien yang terlalu bersikeras pada pendiriannya untuk berperang, akhirnya dikhianati oleh salah satu orang kepercayaannya dan teman setianya, Pang Laot yang merasa iba pada kondisi kesehatan Tjoet Nja' Dhien yang menderita rabun dan encok, ditambah penderitaan berkepanjangan yang dialami para pejuang Aceh dan keluarga mereka.

Pemeran

Penghargaan

Referensi

  1. ^ "Upaya Indonesia Mencari Peluang" (dalam bahasa Indonesian). Suara Pembaruan. 2007-11-22. Diakses tanggal 2008-09-23. 


Didahului oleh:
Naga Bonar
Piala Citra FFI - Kategori Film Terbaik
1988
Diteruskan oleh:
Pacar Ketinggalan Kereta